-Jika ingin membantu, tak hanya cukup dengan niat dan ucapan yang dikeluarkan, tetapi yang paling penting action dari seseorang-
Selamat membaca, jangan lupa vote teman-teman supaya author juga semangat untuk lanjutin cerita ini :))))))))))))
Pagi ini Farhan sudah siap dengan seragamnya, dan turun menyusul kedua orang tuanya di meja makan
Farhan POV
"Pagi ibuu, Ayah" Ucapku turun dari tangga
Ibu farhan menoleh kearah anaknya, "Pagi han, sini makan"
Farhan duduk dan mengambil sebuah roti. Sambil memakan roti, pikiran Farhan tak lepas dengan sosok arin
"Gimana yah supaya Arin bisa kembali kayak dulu" *batin gue
Ayah farhan menoleh ke arah farhan karena bingung dengan sikap anaknya ini karena biasanya kalau pagi Farhan sudah banyak bicara tapi ini diam hanya diam
"Farhan, gimana sekolahnya?" *Tanya ayah farhan
Farhan diam, masih asik dengan pikirannya
"Hann" Panggil sekali lagi ayah farhan
"Apa gue jemput dia pagi ini?" batin farhan yang masih belum menjawab pertanyaan ayahnya dan sibuk dengan fikirannya sendiri
"Han, kamu kenapa sih?" *Tanya ibu sambil berhenti makan dan meletakkan sendoknya
"Eh iya bu, kenapa tadi?"
"Tadi tuh ayah kamu nanya gimana sekolah kamu, eh kamu malah ngelamun" *jawab ibu
"Maaf yah, lagi banyak pikiran" *farhan sambil cengengesan
"Sekolah aku baik-baik aja kok yah, masih jalan seperti sekolah pada umumnya" *jawabku sambil menginggit roti
Ayah hanya ber-oh ria
"Oiya bu, yah aku berangkat dulu yah" Ucapku sambil mengambil tas dan menyalami kedua orang tuaku
Assalamualaikum
Di depan rumah, Farhan masih berfikir apakah dia harus menjemput arin atau tidak. Hitung-hitung inilah kontribusi awal farhan untuk bisa dekat lagi dengan arin
"Gue jemput atau nggak? Nanti dimarahin"
Selang beberapa menit berdiri didepan motornya sendiri
"Ah jemput aja deh urusan belakang kalau dimarahin" Farhan sambil menaiki motornya
*Rumah arin (Ruang makan)
ARIN POVHening dalam ruangan hingga..
"Rin, kamu udah baca buku yang ayah beliin kemarin" *Tanya ayah
"Buku yang mana yah?" *tanyaku sambil memakan nasi goring
"Buku yang khazanah sejarah" Jawab ayah
"Oh yang itu, udah yah"
"Terus apa yang bisa kamu ambil?" *Tanya ayah arin lagi
"Yang arin paling suka itu pas bagian ibu-ibu yang sudah tua tapi dalam menjalankan kegiatannya dia selalu berfikir positif contohnya waktu dia disuruh naik tangga ke lantai dua karena lift dirumah temannya tidak berfungsi tapi ibu-ibu itu nggak marah malah dia berfikir dengan naik tangga Allah masih bisa berikan saya kesempatan untuk berjalan sekaligus melatih bagian bawah tubuh sayaa sehingga saya tidak kaku lagi dalam berjalan"
"Jadi kesimpulannya?"*Tanya ayah arin sekali lagi sambil mengambil air
"Kesulitan itu hadir ketika kita berfikir yang negative sehingga hati kita juga sulit untuk menerima suatu hal, dalam menjalani hidup ikhlaskan hati ketika bekerja dan berfikir positif dengan hal itu kita mampu menyehatkan diri kita sendiri" *jawab arin dengan mantap
"Bagus anak ayah" *ayah sambil mengusap rambut arin
Ibu arin hanya tersenyum melihat hal tersebut
Dan tiba-tiba
"Assalamualaikum, permisi" Ucap seseorang diluar rumah
"Ma ada orang tuh" *jawab ayah
"Biar aku aja ma yang buku pintu" Ucapku menawarkan diri
Arin membuka pintu dan betapa terkejutnya yang dia lihat, Farhan ada didepannya sekarang
"Pagi rin" Farhan sambil melambaikan tangan kaku
Sapaan farhan buat gue sadar dari lamunan gue
"Ha, Ngapain lo disini?" Ucapku terkejut
"Mau ajak bareng kesekolah" Farhan dengan senyumannya
"Ah, nggak uss". Kalimatku terpotong karena ibu entah kapan sudah ada dibelakangku
"Siapa rin ?" *Tanya ibu
"Eh assalamulaikum tante, saya temannya Arin" *jawab farhan sambil tersenyum ramah
"Walaikumsalam, oh temannya arin yuk masuk nak makan bareng" *ibu arin
"Nggak usah repot-repot tante tadi sudah makan dirumah, kesini Cuma mau izin tante ngajak arin kesekolah bareng" Farhan dengan sopan menolak
"Ah nggak usah, gue sama ayah gue aja" *jawabku dengan cepat
"Arin kok gitu jawabnya? Ini teman kamu ada niat baik loh" *jawab ibu sambil melihat ku dengan tatapan yang tak bisa kuartikan
Melihat hal tersebut, farhan bersorak ria dalam hati
"Mau atau nggak rin?" *Tanya ibu kepadaku dan tatapan farhan tak lepas dariku pula
"Iya Arin mau" Jawabku cuek
"yaudah izin dulu tuh sama ayah gue *perintahkuKami bertiga masuk ke ruang makan
"Yah, ini ada teman arin mau izin sama ayah buat nganter arin kesekolah" *ibu sambil menarik kursi dan duduk
"Permisi om, saya teman arin mau izin ngajak arin kesekolah bareng" *izin farhan dengan ramah
"Please yah, tolak gue nggak mau berangkat bareng sama dia yah" *kataku dalam hati
"Oh yaudah nggak apa-apa, bareng aja nak" *jawab ayah
Kaget setengah mati, niat gue buat ngejauh sama si farhan malah didekatin sama orang tua gue
"Tapi hati-hati yah bawah motornya"*lanjut ayah lagi
"Iya om, nanti saya hati-hati" Ucap farhan dengan senyum lebarnya
Ketika ibu mau ambil air tiba-tiba saja dia "Astgaa sampai lupa nanya siapa nama kamu nak" Tanya ibu
"Oh maaf tante om, tadi lupa perkanalan diri" *jawab farhan sambil tersenyum kikuk
"Gara-gara arin nih semua gue lupa sebut nama gue" *batin farhan
"Nama saya farhanul om panggil aja farhan" Ucap farhan
"Oh nak farhan, yaudah nak berangkat sekarang nanti takutnya telat" Perintah ibu
"Iya tante om kami perlu dulu" *jawab farhan sambil menyalami kedua orang tua arin
"Maa yahh arin berangkat dulu" *kataku sambil terseyum paksa
Farhan sambil memberikan helm kepadaku "nih pakai helm lo"
"Hm"
"Pendek amat jawabanya neng, sariawan ?" *kata farhan sambil menahan tawanya
"Apaan sih lo, nggak lucu. Ayo cepat nanti telat, *jawabku sambil naik ke motor farhan
Di perjalanan mereka hanya diam hingga sampai di parkiran sekolah
Diperjalanan mereka hanya diam ditemani dengan legangnya jalanan, saling berdiam diri hingga tiba disekolah
"Nih helm lo, makasih banyak. Lain kali nggak usah jemput gue" *gue sambil rapiin rambut gue
"Apa salah rin gue coba lagi kek dulu sama lo?" *jawab farhan sambil melihatku
"Gue mau lo kayak dulu lagi rin" *lanjut farhan yang pandangannya tak lepas dari wajah arin
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Looking or Good Attitude
Non-FictionArin : Apa semua laki-laki memandang wajah terlebih dahulu untuk mulai mengakrabkan diri kepada seorang wanita? Atau kalimat dari goodlooking lebih utama dari pengetahuan atau attitude benar adanya? Farhan :Jangan menyamakan semua laki-laki itu sama...