Selena menarik nafasnya dalam ketika melihat pria tampan yang berdiri menjulang dihadapannya. Ya tuhan. Ia benar-benar beruntung sudah memiliki perasaan ini untuk suami tampannya.
"Kenapa?" Justin mengernyit ketika selena tak henti-hentinya berdecak sambil sesekali membolak-balikkan badan justin.
"Kenapa kau begitu tampan dengan jas ini, hm?" Selena berdecak antusias sambil mengalungkan tangannya disekitar leher jenjang justin.
"Kau jadi pergi atau tidak?"
"Aku jadi tidak ingin kita pergi makan malam diluar kalau sudah begini." Selena menggeleng malas membuat justin menghembuskan nafas.
"Kau sudah membeli gaun dan jas couple seperti ini tapi kau tidak jadi pergi?" Justin tampak tak suka dengan apa yang selena lakukan sekarang. Ia benar-benar tidak mengerti lagi dengan apa yang tengah istrinya ini pikirkan.
"Aku tidak mau orang-orang melihat suami tampanku!" Kini suara wanita itu naik 1 oktaf sambil berkacak pinggang tak suka.
"Jadi kau maunya bagaimana?" Selena menarik ujung jas justin, membuat pria tampan itu maju tak terkira. "Hey! Kau bisa terjatuh nanti!" Selena hanya menyengir lalu membisikkan sesuatu.
"Mau olahraga malam?" Justin tampak tersentak, namun detik berikutnya ia tersenyum jenaka. Bagaimanapun ia adalah laki-laki normal. Laki-laki yang mempunyai hasrat. Apalagi ini hasrat yang tak terkira. Dan sekarang, istrinya dengan senang hati menawarkan hal ini setelah hampir 1 bulan mereka tidak melakukannya mengingat kondisi kandungan selena yang sempat melemah.
Seketika justin terdiam. Ia belum tau bagaimana kondisi bayi mereka saat ini, apakah sudah boleh melakukan hubungan intim atau belum.
"Kita tidak bisa." Selena menatap pria dihadapannya tidak percaya.
"Kenapa? Kau tidak mau berhubungan badan lagi denganku?! Apa aku tidak semenarik dulu? Apa kau sud-"
"Ya tuhan. Ini bukan tentangmu sayang. Ini tentang bayi kita." Justin mengusap sedikit perut buncit selena lalu mengalihkan tatapannya pada selena. "Kita belum memeriksa keadaan bayi kita setelah kejadian waktu itu. Aku takut terjadi sesuatu setelahnya." Selena menggeleng tak setuju.
"Itu sudah terjadi sekitar 2 minggu yang lalu. Aku baik-baik saja justin. Dokter hanya melarang kita sampai nyeri diperutku menghilang. Dan sekarang, kami sehat. Benar-benar sehat, daddy." Sekali lagi, justin menggeleng dan tampak gusar. Ia sesekali menarik rambutnya yang sebelum ini tertata rapi menatap selena dengan gairah yang memuncak.
"Bagaimana jika aku menyakiti dia?"
"Kau tidak akan menyakiti bayi kita, bee. Percaya padaku, ia akan senang jika melihat ayahnya hari ini." Selena menyeringai membuat justin tak tahan lagi untuk menyumpal bibir manis dihadapannya.
"Like you wish, Mrs. Watson."
"Don't forget for slowly, babe." Dan hanya dibalas dengan ciuman lembut dibibir wanita itu.
----
Justin tak henti-hentinya mondar-mandir sejak tadi didepan kamar mandi. Tak jarang juga justin mengetuk pintu didepannya dengan perasaan cemas dan menyesal.
"Sel, keluarlah. Apa yang terjadi padamu?" Justin kembali mengetuk pintu berwarna coklat itu berkali-kali. Namun yang ia dapat hanya gumaman pendek dari dalam, membuat justin ingin mengambil langkah untuk mendobrak kasar pintu kamar mandinya dengan perasaan kacau.
"Astaga justin!" Selena yang berada didalam, menjerit kaget melihat pintu terbuka lebar dengan justin muncul dibelakangnya.
"Kau membuatku takut!" Justin tak kalah sengit dan menarik lengan selena untuk keluar dari kamar mandi. Selena menarik nafas dan tersenyum manis. Bahkan belum sampai 10 menit ia didalam, suaminya sudah kalut seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
Fanfiction[Sequel of About 'US'] [#1 in FanFiction 22/02/2015] Ketika kehamilan sang istri menguji kesabaran sang suami. Ketika ujian datang silih berganti, pada akhirnya perasaan untuk saling memiliki terasa begitu nyata.