Justin Watson.
Ini hari ke-tiga setelah perang dinginku dengan selena. Dan 3 hari itu pula aku tak pernah melihatnya mondar-mandir didepanku, yang ada hanya halusinasinya yang selalu bersarang diotakku.
Aku mendapati serangan mendadak dari gemma 3 hari yang lalu, adikku itu memberikan pukulan keras tepat pada dadaku setelah menceritakan bahwa selena menangis histeris padanya, saat pagi hari ketika aku sama sekali tidak menemukannya dirumah.
Aku menghembuskan nafas berat, untuk hari ketiga ini aku sama sekali belum menghubungi atau bahkan memberikan pesan singkat. Katakan aku bodoh, katakan aku egois atau katakan apapun tentangku sekarang. Karena kalian tau, aku memang belum bisa menemuinya. Aku memang suami yang keras kepala dan kaku, aku tau itu. Tapi, untuk sekarang aku lebih memilih ia menjauh dariku. Aku tak ingin membuat ia bertambah stress dan berdampak negatif untuk bayi kami yang dalam keadaan kurang baik. Untuk sekarang ini aku harus fokus menyelesaikan masalah di Universitas yang hampir membuat kepalaku pecah dan emosiku naik ketaraf yang tidak bisa aku cegah lagi.
"Mr. Watson." Aku tersadar dan menatap wanita ramping yang sedang berdiri di depan pintu ruangan pribadiku.. Aku mengangguk menandakan menyuruh ia masuk.
"Ada apa?"
"Hm, ini file-file yang anda minta, sir. Aku sudah mencoba mencari beberapa sumber yang lain tentang permasalahan yang kita bahas dikelas. Semoga bisa membantu." Aku mengangguk dan mengambil sesuatu yang di sodorkan jazmyn lalu memandang gadis itu. Aku melihat jazmyn yang kemudian menunduk setelah mata kami bertemu.
"Terima kasih, jazmyn."
"Senang bis-"
"Justin?" Aku sedikit menengokkan kepalaku kekanan dan melihat siapa yang berada diambang pintu. "Apa aku mengganggumu?" Jazmyn sedikit merunduk ketika melihat jessica yang berjalan mendekatiku.
"Hanya ini, urusan mahasiswa." Aku mengarahkan tatapanku pada kertas-kertas dihadapanku dan jessica mengangguk paham.
"Maaf sir, saya permisi." Jazmyn menunduk hormat lalu aku balas dengan senyuman.
Setelah kepergian jazmyn, aku mengalihkan pandangan pada jessica. "Ada apa, jess? Apa ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman disini?" Jessica nampak menggeleng.
"Hm, begini justin." Ia tampak menggeser duduknya tak nyaman lalu menggaruk lehernya sesekali. "Bagaimana cara menjelaskannya ya." Jessica kembali menggaruk tengkuknya dan mengalihkan pandangan kearah belakangku yang menunjukkan pemandangan luar biasa pada pagi hari.
"Kenapa jes?"
"Hari ini ada acara pertemuan antar orang tua di sekolah holy, justin. Jadi-" Aku menunggu kelanjutannya sambil mengernyit. "-jadi seperti yang kau tau, aku tak akan menghubungi pria brengsek itu untuk datang ke acara holy kan? Jadi, jika kau sempat bisakah kau pergi denganku nanti sore?"
Selena Watson.
Aku memutar mataku jengah ketika mendapati pesan singkat dari gemma. Sial. Kenapa jadi ia yang begitu bawel padaku? Ini hari ketiga setelah perang dinginku dengan justin. Aku menghentakkan kakiku kasar ketika tak mendapati notification apapun atas namanya. Really? Apa ia lupa mempunyai istri yang tengah mengandung benihnya? AKU MEMBENCINYA. SANGAT MEMBENCINYA. CATAT ITU!
Bunyi dering ponsel langsung menarik perhatianku. Seriously? Baru 3 menit berlalu, wanita pirang itu kembali menghubungiku? Tanpa melihat, aku langsung mengangkat dan siap-siap akan membuatnya menyerah setelah ini.
"APA LAGI GEMMA?! TIDAK USAH LAPORAN PADAKU, SILAHKAN MENGINAP SAJA DENGAN RYAN SANA! DAN SATU LAGI AKU SUDAH MAKAN, AKU SUDAH MINUM SUSU DAN AKU AKAN TIDUR. TAPI KAU MALAH MENGHUB-"
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
Fanfic[Sequel of About 'US'] [#1 in FanFiction 22/02/2015] Ketika kehamilan sang istri menguji kesabaran sang suami. Ketika ujian datang silih berganti, pada akhirnya perasaan untuk saling memiliki terasa begitu nyata.