MINE #8

5.7K 295 32
                                    

Dua bulan berlalu, sekarang kandungan selena telah memasuki trisemester ke dua atau lebih spesifik masuk bulan ke lima.

Selama masa kehamilan, bukan tak mudah bagi kedua pasangan ini untuk mengaturnya. Terlebih lagi, sifat sensitif selena yang semakin meningkat membuat justin semakin uring-uringan.

Seperti sekarang ini, selena tengah merajuk ketika justin tidak membalas pesan dan panggilannya sama sekali dan itu membuat justin harus membatalkan kelasnya siang ini setelah mendapat berita dari Marry yang tak lain adalah asissten rumah tangganya bahwa selena merajuk hingga membanting ponselnya sampai pecah.

Tanpa menunggu lagi, justin langsung bergegas untuk sampai kerumah sebelum terjadi hal-hal lain yang dapat membuat istri dan buah cintanya dalam bahaya.

"Selena?" Justin menginjakkan kakinya dengan cepat kedalam rumah ketika tak lama setelah itu suara isakan berhasil membuatnya mendesah frustasi.

Saat itu juga, ia melihat wanitanya meringkuk di sudut ruangan sambil sesekali melempar cookies coklat kesukaannya kearah boneka beruang pemberian justin atas pemaksaan selena tahun lalu.

"Ya tuhan. Ada apa denganmu?" Ia langsung berjalan menuju selena lalu ingin langsung menarik wanita itu kedalam pelukannya namun ditepis langsung oleh sang objek.

"Kenapa?! Kenapa kau pulang?! Kenapa kau tidak bermesraan saja dengan assisten mu itu ha?! Tidak usah pedulikan aku lagi!" Justin menghembuskan nafas lelah lalu ikut duduk disamping selena.

"Aku mengajar sayang. Dan ketika kau menghubungiku, ponselku ada diruangan. Jadi aku tidak tau sama sekali." Selena menghirup nafas hingga ingusnya terdengar jelas oleh justin. Seketika justin terdiam, kalau begini terus ia benar-benar telah menyiksa istrinya secara tidak langsung.

"Kau serius?"

"Kau tidak percaya padaku?" Selena tampak melihat wajah justin dalam-dalam tak lama kemudian ia langsung menubruk tubuh sang suami hingga terjatuh diatas lantai. Justin terkekeh pelan seraya menggosokkan bagian dagunya di puncak kepala selena dengan gemas.

"Kangen." Kata itu akhir-akhir ini sangat sering ia dengar setelah tau selena hamil. Justin tak henti-hentinya mengulum senyum jika sifat selena terlanjur manja seperti ini padanya.

"Mau pelukan disini hingga Marry kembali pontang-panting berlari seperti kemarin malam?" Selena tergelak dengan mata memerah. Justin benar-benar menjadi suami idaman hingga detik ini. Ia selalu bisa membuat mood sang istri berubah baik dalam waktu hitungan detik saja.

"Marry benar-benar mengganggu kita saja kan bee?" Selena tampak menggeleng sebal sambil menatap justin dari bawah dagu pria itu.

"Bukan marry yang mengganggu. Tapi ngidammu yang tidak tau tempat itu yang membuat kita akhirnya ketauan. Zz. Kau hampir telanjang sayang." Justin memutar bola matanya malas membuat selena terkekeh dengan satu tangan diperut.

"Keinginan anakmu." Ucapnya cengengesan. Justin hanya mencium keningnya lama lalu mendudukkan posisi mereka hingga wajah mereka saling beradu dengan selena di pangkuannya.

"Kau bertambah sexy saja." Goda justin. Alhasil satu tinjuan bersarang di dada bidang justin membuat pria itu terkekeh. "Mau jalan-jalan denganku?" Tanpa menjawab yakin tau pasti bahwa wanita ini tidak akan menolaknya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang