HAREM [Hinata × all]

Pembalasan

[ KuroKei ]

Haikyuu © Furudate Haruichi

warn : ooc, typo, typing semaunya, sho-ai

[ Omega Verse ]
.
.
.
.

"Forgive me"

"A-apa?!"

Pria berkacamata itu menggebrak meja dihadapannya. Manik karamelnya bergetar, tangannya terkepal kuat, dengan gigi yang menggertak.

Dia menggigit bibirnya hingga darah segar mengalir dari sudut bibirnya yang lain.

Pria itu terus memikirkan siapa...

...Siapa ayah dari anak yang dihamilinya.

🍶🍶🍶

Pria berkacamata sedang melamun di rak buku ke-12 tempat dia dan alpha nya bertemu.

Tempat mereka pertama bertemu. 

Awalnya mereka bertemu di camp pelatihan. Dan hingga sekarang mereka terus bersama. Sampai saat itu terjadi.

***

"Ano Tsukishima"

"..." Enggan untuk membuka mulutnya sekedar menjawab sapaan dari orang yang tak penting. "Kau gak lupa bawa obat kan?"

"Hu?" Tsukishima menoleh ke sosok itu dan memang dia merasakan ada yang aneh dari dirinya saat ini.

Sesuatu menguap dan membuat para alpha liar siap menerkamnya kapan pun dia lengah. Dan sosok itu adalah Yamaguchi Tadashi.

Teman masa kecilnya ini adalah seorang beta. Walaupun tidak memiliki peran dia tetaplah teman baik Tsukishima.

"Fe.ro.mon.mu" Ucapnya agak pelan. Dan kini kedua manik karamel membulat sempurna. Benar itulah yang ia rasakan sekarang.

Beberapa alpha yang tidak memiliki mate memandangi Tsukishima sepanjang dia berjalan. Dan kini ditatap oleh sesama jenis.

"Meresahkan" Dia berlalu pergi untuk mengambil obatnya di dalam tas. Mereka sedang berada di lapangan sedang mengambil nilai.

***

Beberapa alpha tak segan-segan mendorongnya dan menghimpit tubuhnya ketembok.

"Cih ada bau alpha lain dia udah punya mate"

Keempat alpha itu pergi meninggalkan Tsukishima di belakang.

"Hu? Mate sejak kapan? Orang gw cuma punya Beta"

Dia mengaduh sebentar lalu kembali berlari ke kelas dan nahas. Yang dicari malah malah tidak ada.

***

"Obatnya ketinggalan?!" Tanya Yamaguchi sedikit berteriak.

"Uruse Yamaguchi"

"Gomen Tsukki"

Mereka berjalan bersisian ke kantin. Dan melihat Hinata dan Kageyama yang selalu saja berisik.