Setelah seharian ini bekerja, kamu lagi lagi mendapat banyak kesibukan didalam kantor.
Maupun itu meeting sampai dengan memantau langsung para pekerjamu disana.
Itu semua memang cukup melelahkan. Namun bukan kamu namanya jika terus mengeluh dan hanya berdiam diri didalam rumah.
Karna bagi mu mendirikan sebuah perusahaan bukanlah suatu hal yang mudah. Karna selain kamu tidak bisa memprediksi untung atau rugi.
Kamu juga harus tetap menyeimbangkan kestabilan perusahaan saat ini.
Setelah selesai jam keluar kerja, kamu menatap jam yang ada dipergelanganmu itu menghembuskan nafas berat.
Sedari siang kamu sibuk sampai tidak bisa ikut serta menjemput Javi untuk pulang ke rumah dan berakhir Chenle sendiri yang menjemput putra kalian.
Kamu berjalan ke arah mobilmu namun sosok laki laki yang kamu kenal tengah berjalan dengan dikawal oleh 2 orang anggota polisi menghampiri dirimu.
Laki laki itu bersimpuh dihadapanmu seraya berkata, "Maafin gue, (y/n)."
Refleks kamu membantu Juyeon untuk segera berdiri tegap. "Yeon apa-apaan sih berdiri." Ucapmu padanya.
"Tolong maafin gue, (y/n)." Ujar Juyeon lagi. "Gue salah selama ini, gue minta maaf udah sakitin lo dan rebut lo dari Chenle."
"Gue bener bener minta maaf, (y/n)." Lirih laki laki itu.
"Yeon, bangun ya." Ucapmu menatap Juyeon teduh.
Laki laki itu lantas bangkit dari tempatnya dan berdiri dihadapanmu sembari menangis.
"Gue udah maafin lo kok, gue mohon jangan lakuin hal itu lagi ya, biarin gue bahagia sekarang."
"Dan lo juga harus bahagia tanpa gue Yeon, lihat keseliling lo, masih banyak orang yang mau sama lo, jadi jangan ngerasa kalo lo sendirian."
"Lo cewek yang paling baik yang pernah gue temuin (y/n). Makasih banyak. Gue sadar kalo lo terlalu baik buat gue." Ucapnya pelan.
Kamu tersenyum tipis. "Makasih juga karna lo hadir sebagai pelajaran dikeluarga gue, jaga diri baik baik ya. Gue pamit pulang." Ucap mu lalu diangguki oleh Juyeon.
Laki laki itu akhirnya pergi bersama dua anggota polisi yang mengawasinya sedangkan kamu segera pulang ke rumah untuk menemui kedua laki laki yang paling kamu cintai.
Kamu masuk ke dalam rumah, mendapati kondisi yang sangat sepi karna tidak ada siapa siapa disana.
"Chenle? Javi?"
Kamu berjalan ke atas memeriksa kamar mu dan juga kamar Javi namun mereka berdua tidak ada disana.
Padahal ini sudah mulai malam namun mereka tidak ada didalam rumah. Sebenarnya kemana keduanya pergi?
Kamu memanggil nama asisten rumahmu namun tetap saja tidak ada yang menyahut.
Kamu berjalan ke dapur menatap stick note yang disimpan diatas piring itu mengerutkan kening.
'Teem em edistuo'
Kamu mengambil stick note tadi sembari menatapnya lebih teliti. Ini adalah sebuah kode.
"Sebuah permainan." Ucapmu tersenyum tipis.
Sepertinya kamu paham sekarang kenapa Chenle dan Javi tidak ada didalam rumah. Karna mereka sedang mengajakmu bermain saat ini.
Setelah kamu pikirkan beberapa detik akhirnya kamu membalikkan tulisan itu sehingga menemukan jawabannya.
'Meet me outside'.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secretary is My Wife [Chenle] 2✔
Ficção GeralTahun dimana kalian masih belum dikaruniai seorang putra dan sedang pada titik masalah kehidupan setelah menikah. "Seberat apapun masalahnya, aku minta jangan sampai mengatakan perpisahan."ㅡ Zhong Chenle [Sequel : dari Secretary or wife] Annyeong! W...