Pagi ini Jeongyeon bangun lebih awal dan pergi ke dapur untuk memasak sarapan bagi sang Ratu. Para koki istana pun senang melihat kedatangan Jeongyeon yang dapat membuat Queen Sana makan banyak semenjak ia jatuh sakit. Selain itu Jeongyeon juga begitu sopan pada para koki yang lebih tua darinya. Ia juga banyak mengajarkan resep resep baru pada para koki.*tok tok tok.
"Selamat pagi Queen Sana." Jeongyeon memasuki kamar Sana dengan kereta dorongnya.
"Pagi." Sapa Sana.
Jeongyeon berjalan mendekati kasur Sana lalu menaruh meja kecil di kasur Sana. Ia menghidangkan bubur dan teh hangat untuk sarapan Sana lalu hendak beranjak pergi.
"Kau mau kemana?" Tanya Sana.
"Ah, aku akan keluar. Nikmatilah sarapanmu." Ucap Jeongyeon.
"Kau tidak memeriksaku seperti kemarin lagi?" Tanya Sana.
"Sebenarnya aku bukan dokter dan aku tidak sepenuhnya tau mengenai sakit radang." Ucap Jeongyeon.
"Apa itu dokter?" Tanya Sana.
"Ahh eum.. tabib! yeah tabib." Jawab Jeongyeon.
"Lalu kau ini apa? orang orang menyebutmu penyihir." Tanya Sana.
"Anieyo, aku bukan penyihir." Jeongyeon menghampiri Sana lalu duduk di kasurnya.
Sana sedikit terkejut namun diam diam ia begitu menyukai perlakuan Jeongyeon.
"Ayo coba buka mulutmu." Sana pun menurut.
"Kau belum sikat gigi ya." Canda Jeongyeon yang membuat Sana kesal dan memukul pundaknya.
"Yak!" Marah Sana.
"Hahahaha." Sana terpaku menatap wajah Jeongyeon yang sedang tertawa di depannya.
Perlahan Sana ikut tersenyum karena Jeongyeon.
"Yeah benar, seperti itu. Kegembiraan adalah obat yang manjur untuk berbagai penyakit." Jeongyeon tersenyum.
"Kau ini sangat tidak sopan Jeongyeon-ssi." Ucap Sana sambil mengulum senyumnya.
"Ada kalanya kau harus sedikit santai." Ucap Jeongyeon sambil tersenyum.
"Menurut hukum, jika kau bersikap tak sopan pada ratu kau harus di penggal."Ucap Sana.
"Woah.. hukum disini kejam." Jeongyeon menggeleng geleng.
"Gwenchanhayo, aku bersedia di penggal. Tapi silakan cari orang lain yang bisa memasak bubur untuk mu, karena aku tak mengajarkan siapapun cara membuatnya." Ucap Jeongyeon.
"Kau mengancamku?" Tanya Sana.
"Aniyo, aku hanya mencoba menyampaikan padamu kalau beginilah caraku menyembuhkanmu. Dengan membuatkanmu bubur, mengajakmu mengobrol saat kau memakannya, dan membuatmu tersenyum. Terserah kau mau menyukainya atau tidak." Ucap Jeongyeon santai.
"Baiklah.. aku mengalah." Ucap Sana.
"Hihihi." Jeongyeon terkekeh.
"Ah iya, aku ingin bertanya satu hal." Ucap Jeongyeon.
"Apa?" Tanya Sana.
"Mengapa kau sangat cantik?" Tanya Jeongyeon.
"E-eh??" Wajah Sana pun memerah.
"Aniyo, di tempatku berasal kamu tidak bangun tidur dengan rupa sesempurna ini." Ucap Jeongyeon.
"Ahh apa apaan kau ini." Sana merasa malu dan menutupi wajah dengan tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Croquis Parfait
FanfictionApakah kamu pernah berfikir bagaimana kalau kamu bisa pergi ke dunia film disney series atau ke dunia film anime series? DISCLAIMER! Bila ada kesamaan cerita, alur, watak, dan tokoh ada cerita ini, murni kebetulan. Cerita ini murni dari ide, hayalan...