11. Attack

515 107 5
                                    


Beberapa hari kemudian, akhirnya Sana diperbolehkan untuk keluar darii rumah sakit. Hari ini Jeongyeon mengantar Sana untuk kembali ke apartmentnya.

"Ayo kembali ke Parfait." Ajak Jeongyeon.

"Sekarang? aniyo, aku masih mau disini." Tolak Sana.

"Eh?? kukira kau ingin cepat cepat kembali." Bingung Jeongyeon.

"Aniyo, aku masih penasaran menganai dunia ini. Bolehkah kau mengajakku berjalan jalan?" Tanya Sana.

"Jalan jalan?? hmm aku ingin, tapi kau masih harus banyak beristirahat. Bagaimana jika sekarang kau istirahat dulu lalu besok aku akan membawamu berjalan jalan?" Tawar Jeongyeon.

"Baiklah, setuju." Angguk Sana.

"Sebagai gantinya, aku mau kau mengajakku jalan jalan di parfait." Ucap Jeongyeon.

"Tentu, tidak masalah." Ucap Sana.

Jeongyeon pun menyiapkan kasurnya untuk Sana, sedangkan ia tidur di sofa malam ini. Setelah memastikan Sana tertidur, Jeongyeon pun akhirnya ikut menjemput mimpinya.

.
.
.

Keesokan paginya Jeongyeon benar benar membawa Sana berkeliling seoul. Ia mengajak Sana menaiki bus, kereta bawah tanah, dan juga taxi. Ia menjelaskan kepada Sana apapun yang mereka lihat. Sana begitu kagum dan senang hari itu. Semua yang ada di seoul belum pernah ia lihat sebelumnya di Parfait.

"Kau lapar?" Tanya Jeongyeon.

"Ne." Angguk Sana.

"Geurae, kalau begitu ayo ke restoran." Ajak Jeongyeon.

Setelah makan, Jeongyeon mengajak Sana untuk pergi ke pinggiran sungai Han. Mereka duduk bersebelahan di sebuah bangku sambil menikmati sore hari.

"Jeongyeon-ah, terima kasih telah mengajakku jalan jalan hari ini." Ucap Sana.

"Sama sama." Jeongyeon tersenyum.

Sana mendekatkan dirinya pada Jeongyeon dan menyandarkan kepalanya di pundak Jeongyeon.

"Aku sangat senang bisa bertemu denganmu." Ucap Sana.

"Aku juga." Jeongyeon tersenyum.

"Aku harus kembali ke Parfait kan?" Tanya Sana.

"Kau mau pergi sekarang?" Tanya Jeongyeon.

"Ne." Angguk Sana.

Jeongyeon pun menggenggam tangan Sana, lalu memegang kalungnya.

*Srraaattt!

Tiba tiba mereka sudah kembali ke kamar Sana di istana Parfait.

"Astaga aku sangat merindukan kamarku." Sana mendudukan dirinya di kasur.

"Kau tetap disinikan?" Tanya Sana.

Jeongyeon tersenyum lalu berlutut di depan Sana.

"Aku seorang atlet bela diri, dan besok aku harus pergi untuk pertandingan. Aku rasa aku tidak bisa berada disini, aku harus kembali." Ucap Jeongyeon.

"Ah.. begitu ya.. Jadi, dalam beberapa hari kedepan kehidupanku akan kembali diatur oleh adikmu?" Tanya Sana.

"Aku akan segera kembali secepatnya, jangan khawatir." Janji Jeongyeon.

"Baiklah kalau begitu." Angguk Sana sambil tersenyum.

Jeongyeon pun memeluk Sana dan mengelus rambut wanita itu.

"Bawakan aku pizza." Pinta Sana.

"Ne, baiklah." Jeongyeon terkekeh.

Jeongyeon pun berdiri menjauh lalu tersenyum kepada Sana sebelum akhirnya ia menghilang.

Croquis ParfaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang