13. Us

577 105 2
                                    


*Beberapa hari sebelumnya....

"Baiklah, semua sudah berkumpul disinikan?" Tanya Jeongyeon.

"Ne." Angguk Sana.

"Jendral Park, jendral Ahn, bagaimana keadaan kalian?" Tanya Jeongyeon.

"Tempat ini benar benar menakjubkan. Kami benar benar sembuh dengan cepat." Jawab Jendral Park dengan semangat.

"Syukurlah kalau begitu, sekarang saatnya kita merebut kembali Parfait." Ucap Jeongyeon.

"Aku sudah memikirkannya. Tapi kita akan membutuhkan bantuanmu Dahyun." Ucap Jeongyeon.

"Tentu." Angguk Dahyun.

"Aku akan meminta bantuan sahabat wanitaku untuk mengajak adikku pergi keluar seharian. Saat itu, aku akan membawa kalian kembali ke Parfait dan aku akan kembali lagi kesini. Begitu komputer di studio animasi dapat di gunakan, Dahyun akan mulai menggambar sesuai jalan cerita yang aku buat. Kita akan membuat kalian begitu kuat sehingga dapat mengalahkan para prajurit kerajaan musuh." Ucap Jeongyeon.

"Ne??" Kaget Sana.

"Bila aku masuk ke cerita, Dahyun tidak bisa menggunakan komputer animasi dan membuat ceritanya menjadi seperti ini. Tenang saja, kalian akan dengan tiba tiba menjadi lebih kuat, penonton menyukai yang seperti itu." Ucap Jeongyeon.

"Tapi kau juga harus masuk ke cerita hyung. Penonton akan kebingungan dimana karakter yang tiba tiba muncul itu." Saran Dahyun.

"Buat dia masuk secara heroik namun tidak berbahaya." Ucap Sana.

"Saat hyung masuk, cerita akan sepenuhnya berjalan natural, jadi hyung akan menggunakan kekuatan sendiri dan otomatis queen Sana, jendral Park, dan jendral Ahn tidak akan sekuat sebelumnya. Jadi berikan aku jumlah orang yang bisa hyung tangani, akan aku gambar penjaga yang masih tersisa dari penyerangan sebelumnya untuk hyung lawan." Tanya Dahyun.

"10. Aku rasa 10 orang aku masih bisa menanganinya." Jawab Jeongyeon.

"Tambahkan lagi 1 orang." Ucap Sana.

"Ne?" Tanya Jeongyeon.

"Jimin, dia adalah antek kerajaan dari timur. Aku ingin melihatmu menendang kepalanya, bisakan?" Tanya Sana.

"Woah kau menjadi seenaknya sekarang." Jeongyeon menggeleng tak percaya.

"Biarlah, toh ini ceritaku." Ucap Sana sambil melipat tangan di depan dadanya.

"Baiklah baiklah, kurasa segitu cukup. Sisa ceritanya akan berjalan secara natural." Ucap Jeongyeon.

flashback off

Sejak hari Sana merebut kembali kerajaan Parfait, ia bekerja keras untuk mengembalikan pemerintahan seperti yang dulu ayahnya lakukan. Sana berubah menjadi ratu yang bijak, baik hati, dan tegas. Ia meminta maaf secara langsung kepada para rakyatnya karena belum menjadi pemimpin yang baik dan merubah fungsi koloseum gladiator untuk menjadi tempat festival bagi rakyatnya.

Saat ini Sana sedang duduk di kasurnya sambil membaca buku setelah seharian berkeliling kerajaan untuk mengunjungi para rakyatnya.

*Tok tok tok

"Masuk." Ucap Sana.

"Hai." Jeongyeon masuk ke dalam kamar Sana.

"Hey.. aku tidak melihatmu seharian, kemana saja kau?" Tanya Sana.

"Membantumu menjadi ratu yang baik." Jawab Jeongyeon.

"Aku mengajarkan beberapa permainan kepada anak anak disekitar kerajaan bersama Taecyeon.Bagaimana denganmu?" Tanyanya sambil duduk di samping tempat tidur Sana.

"Huft." Sana memeluk Jeongyeon.

"Aku hari ini berkeliling kota dan mendengarkan keluhan rakyat, aku sangat lelah." Ucapnya.

"Istirahatlah kalau begitu." Ucap Jeongyeon sambil mengelus rambut Sana.

Sana terdiam dan masih menyandarkan tubuhnya di pelukan Jeongyeon.

"Kalau besok kau tidak sibuk, maukah kau berjalan jalan di taman bersamaku sebentar saja?" Tanya Jeongyeon.

"Hmm?" Sana melepaskan pelukannya dan menatap Jeongyeon.

"Tentu saja, besok aku tidak terlalu sibuk kok." Ucap Sana.

"Baiklah, aku akan menunggumu di taman besok. Selamat malam." Jeongyeon tersenyum lalu berdiri dan beranjak keluar.

.
.
.

Jeongyeon berjalan menghampiri Sana yang terlihat begitu cantik dari kejauhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeongyeon berjalan menghampiri Sana yang terlihat begitu cantik dari kejauhan.

"Hey, kau terlihat begitu cantik." Sapa Jeongyeon.

"Terima kasih." Sana tersenyum.

"Bagaimana kalau kita berjalan jalan kesana?" Tawar Jeongyeon sambil menawarkan lengannya untuk di raih Sana.

"Ne, tentu." Sana pun meraih lengan Jeongyeon dan berjalan bersamanya berkeliling taman.

"Sana-ya." Panggil Jeongyeon.

"Ne?" Sana menoleh.

"Aku tak menyangka kita bisa sedekat ini sekarang." Ucap Jeongyeon.

"Aku sangat senang bisa mengenalmu, terima kasih telah hadir dalam hidupku." Lanjutnya.

Sana menghentikan langkahnya. Ia menatap Jeongyeon dengan lekat lalu tersenyum. Jeongyeon pun ikut tersenyum dan perlahan jarak diantara mereka terkikis.

*Cup

Jeongyeon mencium lembut bibir Sana. Ia meraih tengkuk wanita itu dengan tangan kanannya dan menaruh tangan kirinya di pinggang Sana. Wanita itu perlahan membalas lumatan lembut Jeongyeon.

"Saranghae." Ucap Jeongyeon.

Sana tersenyum terharu mendengar ucapan Jeongyeon.

"Astaga!" Sana sangat terkejut saat Jeongyeon perlahan berlutut di hadapannya dan mengeluarkan kotak cincin.

Sana kehilangan kata kata karena begitu terharu.

"Maukah kau menikah denganku?" Tanya Jeongyeon yang langsung diangguki Sana.

Jeongyeon pun kembali berdiri dan memakaikan cincin di jari Sana setelah itu memeluk wanita di depannya.

.
.
.

"Yoo Jeongyeon, bersediakah kamu menerima Minatozaki Sana dengan sepenuh hati, baik dalam suka ataupun duka hingga maut memisahkan?" Tanya Pendeta di depan keduanya.

"Ya, saya bersedia." Jawab Jeongyeon.

"Minatozaki Sana, bersediakan kamu menerima Yoo Jeongyeon dengan sepenuh hati, baik dalam suka maupun duka hingga maut memisahkan?" Tanya Pendeta kepada Sana.

"Ya, saya bersedia." Angguk Sana.

"Selamat, kalian berdua sekarang resmi menjadi suami istri, silakan mencium pasangan anda." Ucap sang pendeta.

"Wooooooo!!!" Sorakan para rakyat yang menyaksikan pernikahan keduanya.

Jeongyeon dan Sana pun berciuman di depan ratusan orang hari itu. Pada akhirnya mereka resmi mengikatkan janji suci pernikahan diantara keduanya. Hari yang begitu membahagiakan di Parfait. Seluruh rakyat merayakan pernikahan mereka dan pesta besar besaran diadakan hari itu. Semua rakyat berkumpul dan berbahagia menyambut pernikahan ratu mereka.













Croquis ParfaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang