5.Stupid Story

567 135 7
                                    


#At the real world

"Akhirnya.. selesai jugaaa hahahah" Ucap Youngjae bahagia.

"Terima kasih paman Shin" Ucap Chaeyoung pada seorang pria yang baru selesai membawa masuk komputer komputer chaeyoung.

"Ne, kalau ada masalah lagi kau bisa menghubungi kami." Pria itu pun pamit.

"Wahhh akhirnya aku tak perlu menggambar dengan ipad kecil ini" Ucap dahyun.

"Baiklah kalau begitu, ayo makan siang dulu. Setelah itu kita akan mulai bekerja." Ajak Dahyun.

"Baiklah ayo" Youngjae pun berjalan menuju pintu.

"Hei, chaeng! ayo!" Ajak Dahyun pada chaeyoung yang sibuk menatap ponselnya.

"Ahh ne." Chaeyoung pun keluar.

"Apa jeongyeon hyung masih belum ada kabar?" Tanya Youngjae saat mereka sedang berjalan.

"Hmm, belum. Mina noona juga belum mendapat kabar. Teman dan pelatihnya pun tak tahu. Sepertinya dia pulang ke apartemennya. Tapi. kenapa tak mengabari??" Kesal Chaeyoung yang masih fokus pada ponselnya.

"Mungkin dia lupa, santai saja.. nanti juga dia kembali" Dahyun menepuk pundak chaeng.

"Ya, kau benar.." Chaeng pun mengangguk.

#At the series world.

Sang singa sudah berlari hendak menyerang jeongyeon, jeongyeon pun sudah bersiap untuk meladeni si singa.

"Huft... aku pasti bisa aku pasti bisa" Jeongyeon menyemangati dirinya.

Saat sang singa sudah berjarak dekat dengan jeongyeon, tiba tiba kalung yang jeongyeon pakai mengeluarkan cahaya biru.

"Huh? apa ini" Jeongyeon beralih menatap cahaya di lehernya yang semakin membesar dan tiba tiba, jeongyein sudah berada di rumah chaeyoung.

"Huh?!!" Kaget jeongyeon.

"A-aku kembali?!" Jeongyeon celingak celinguk ke seluruh arah.

"Hah?! bagaimana bisa?!" Jeongyeon memutar tubuhnya menatap ke sekelilingnya.

"Tadi leherku bercahaya!" Jeongyeon menuju ke arah cermin dan melihat dirinya yang bertelanjang dada dengan helm di kepalanya dan kalung di lehernya.

"Helmnya.." Iapun melepas helm besi di kepalanya dan menaruhnya di lantai bersama dengan pedang yang ia pegang.

"Jangan jangan kalung ini.." Jeongyeon menatap kalungnya dari kaca lalu memegangnya dan hendak melepasnya.

"Eoh? kok tidak bisa??" Jeongyeon pun bingung karna tak bisa melepaskan kalungnya.

"Hais.. sungguhan tidak bisa??" Kesalnya yang masih mencoba sekuat tenaga melepaskan kalung itu.

Dilain tempat, chaeyoung, dahyun, dan hyunjae sedang menikmati makan siang mereka.

*Drrrtt drrrtt

"Yeoboseyo?" Chaeyoung mengangkat telponnya.

"Hai chaeng, kau bekerja cepat sekali rupanya. Seriesnya akan langsung di tayangkan jiflix jam 2 nanti. Aku sudah melihat previewnya ternyata kau merubah ceritanya ya.. aku penasaran siapa pria keren itu sebenarnya." Ucap seseorang dari telpon.

"Huh? apa maksud anda tuan kang?? saya masih mengerjakan episode 100 nya." Bingung chaeyoung yang mendapat tatapan bingung pula dari kedua teman di depannya.

"Huh? apa maksudmu chaeng? tadi pagi seriesnya sudah dikirim kepada kami melalui Yoo's Art seperti biasa. Kami sudah mengirimnya pula ke jiflix. Mereka akan menayangkannya jam 2 nanti." Ucap orang itu yang langsung membuat chaeyoung panik.

"Ah- apa?! Bagaimana bisa?! komputer kami bahkan baru selesai di reparasi tadi pagi. Kita baru sempat mengerjakan setengah karna kendala itu. Bagaimana bisa sudah terkirim?!" Panik chaeyoung.

"Oh benarkah? eumm aku juga tak tahu chaeng, tapi kami lihat seriesnya sudah full seperti biasa. Mungkin anak buahmu telah mengerjakan semuanya chaeng coba kau tanya pada mereka. Kalau begitu, aku tutup yaa aku akan menonton siaran seriesnya di jiflix." Orang itu menutup sambungan telponnya.

"Kenapa chaeng?" Tanya dahyun bingung.

"Siapa yang mengirimkan series episode 100??" Tanya chaeyoung panik.

"Huh? apa maksudmu? selesai saja belum chaeng" Bingung youngjae.

"Ne.." Angguk dahyun setuju.

"Haisss jam berapa sekarang" Chaeng melirik jam tangan nya yang menunjukan pukul 13.50.

"Ahh siall" Chaeyoung langsung lari keluar dari restoran menuju rumahnya.

"Hei chaeng!!" Panggil dahyun.

"Dia mau kemana?!" Bingung youngjae.

"Ntahla, ayo bayar dan susul dia" Ajak dahyun.

Dilain tempat di rumah chaeyoung. Jeongyeon sedang mengambil plastik besar dan memasukan helm dan juga pedang besi ke dalamnya.

"Huft.. semoga dia punya baju yang sedikit besar" Setelah itu, jeongyeon berjalan ke arah kamar chaeyoung dan membuka lemarinya.

"Sial, bajunya kecil kecil sekali" Jeongyeon pun menggeleng geleng.

"Sepertinya ini muat" Ia mengambil sebuah hoodie oversize lalu memakainya.

Setelah itu Jeongyeon keluar dari kamar chaeng dan menenteng kresek hitamnya.

*Krieeett

Pintu rumah itu terbuka menunjukan figur chaeyoung yang sudah mandi keringat.

"Eoh?? hyung! kau disini?! kau dari mana saja?? semua orang mencari mu!! eoh? kenapa kau memakai bajuku?" Tanya chaeyoung.

"Ahh aku di apartemen dari kemarin, aku tak sempat mengabari. Kau kenapa terburu buru begitu?" Tanya jeongyeon mengalihkan pembicaraan.

"Tidak ada, hanya sedikit masalah saja." Chaeyoung segera menuju meja komputernya dengab terburu buru.

"Eoh Jeongyeon hyung?" sapa youngjae

"Hey hyunjae, dahyun." Sapa Jeongyeon balik.

"Sudah jam 2 lewat, cepat nyalakan tv nya!" Perintah Dahyun pada Youngjae.

"Hey, kau baik baik saja?" Jeongyeon berjalan mendekat.

"Iya, ahh tidak. Sepertinya tidak." Chaeyoung menggeleng dengan wajah resah.

"Ada sesuatu yang terjadi kah?" Tanya Jeongyeon sedikit ragu.

"Staff penyiaran tadi menghubungiku bahwa episode terbaru sudah terkirim padahal dari kemarin komputer kami di service dan kami sama sekali belum mengerjakan apa apa dan dari sini memang email file seriesnya sudah dikirim lewat apamat email ku. Aku benar benar tak tau, anak anak juga sama sekali tak mengirim apapun-" Ucapa Chaeyoung terputus.

"Chaeng kau harus lihat ini!" Panggil Youngjae.

Chaeyoung pun bergegas ke depan tv diikuti oleh Jeongyeon.

"Heol, siapa yang menggambar karakter baru ini??" Komentar Dahyun.

"Cerita ini.. siapa yang membuat??" Chaeyoung kebingungan menonton series yang ditayangkan.

"I-itukan.. bagaimana bisa??" Jeongyeon pun amat sangat terkejut.













Voment!!!

Croquis ParfaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang