°°°"Insanity runs in our family. It practically gallops like a wild horse on steroids" - Qulivan
"Aku mengaku! Jangan bunuh aku! Mereka memaksa agar aku bekerja untuk mereka, jika ... jika aku tidak menurut ... mereka akan memotong-motong tubuhku lalu mengirimkannya pada istri dan keluargaku. Istriku sedang hamil, aku tidak mau terjadi apa-apa padanya," jelas seorang pria dengan wajah yang begitu mirip dengan putra mahkota. Mata birunya menatap ke arah Aire dan Cedric bergantian, penuh rasa takut dan bingung.
Aire mengembuskan napas, memukul dinding kesal berulang kali sebelum akhirnya kembali duduk di hadapan pria yang sudah ia selidiki dan ikuti sejak beberapa bulan lalu itu.
"Kesalahan bisa terjadi kapan saja, jangan terlalu menyalahkan dirimu. Lagi pula, coba lihat wajahnya. Bagaimana kita bisa tahu dia asli atau tidak sebelum kita benar-benar menemuinya? Aku kagum, bagaimana Archello bisa menemukanmu. Gentleman, coba katakan padaku, siapa namamu? Bagaimana mereka bisa menemukanmu?" Cedric menaikkan sebelah alis sembari menahan tawa. Ia lebih dari pada tahu jika saat ini bukan waktu yang tepat untuk tertawa dan bersantai. Namun, ia juga lebih dari pada tahu jika semua berjalan sesuai ketentuan.
Cedric menarik sebuah kursi untuk duduk di hadapan si pria yang mereka tangkap. Pria itu menatap Cedric takut-takut, ia mengatur napasnya sebelum menjawab.
"Redmund, namaku Redmund. Aku bekerja di bagian pengantaran barang, di bawah nama Valerros. Satu tahun lalu, aku dipindahkan ke pusat dan di sana aku bertemu pimpinan perusahaan. Dua hari ... dua hari berikutnya aku diminta datang ke sebuah alamat," terangnya perlahan. Aire mengerutkan kening ketika mendengar nama Valerros. Nama yang ia kenal dan ia benci.
"Valerros? Kau bekerja untuk Valerros? Jadi bajingan itu yang membawamu ke Archello rupanya, mengerti juga aku sekarang. Kenapa para bajingan itu selalu berteman baik dengan bajingan lainnya dan akhirnya menjadi sangat bajingan?" tanya Aire dengan mengumpat. Pria berambut perak itu benar-benar kesal, terlebih karena hal sia-sia yang ia lakukan.
Cedric tergelak, tidak tahan lagi dia menahannya sejak tadi.
"Maaf, maaf. Sungguh kata-katamu yang membuatku ingin tertawa, haha. Kita tidak akan bisa menangkap bajingan kalau kita tidak berpikir seperti mereka, kau terlalu baik Aire." Cedric memukul pelan lengan Aire yang duduk di sampingnya. Tatapan matanya kini tertuju pada seorang gadis tidak sadarkan diri yang terbaring di atas sofa besar. Cedric tersenyum, punggungnya kini ia sandarkan.
"Aire, aku tahu dia bukan Lewis, kau tahu dia bukan Lewis, Archello dan orang-orangnya tahu dia bukan Lewis. Namun, orang lain tidak tahu, kerajaan tidak tahu, komandan tidak tahu. Kita bisa memanfaatkan tipuan Archello untuk menutup mulutnya sendiri. Kita bisa membuat keadaan terbalik, jika kau mau sedikit berkhianat dari peran heroikmu," jelas pria berambut dongker itu dengan senyum tipisnya. Aire tidak menjawab, ide Cedric tidak buruk, tapi Aire tahu risiko yang mereka hadapi nantinya akan jauh lebih berbahaya dibanding pulang dengan tangan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garden Of Mirror [ Noir ] [ COMPLETED - TERBIT E-BOOK ]
Fantasía[ Daftar Pendek The WattysID 2021 - Nominasi Pemenang ] Gadis itu sudah mati, pria itu masih hidup. *** "Jadi, Anda ini apa? Anda semacam dewi? Penguasa? Bagaimana bisa Anda terjebak di sini? Bahkan sepertinya, Anda mudah sekali untuk dihabisi." ...