8. Aku Cukup Kaya~

295 85 13
                                    

Hmm~ Hmm~ Hmm~

Lavia bersenandung pelan sambil menyapu lantai kafe. Saat ini sedang istirahat siang, jadi kafe akan tutup selama sejam sebelum dibuka kembali.

Dan karena Elena pergi hari ini, Lavia menikmati waktunya untuk membersihkan kafe sendirian.

Dia bersenandung dengan bahagia karena sejak pagi suasana hatinya sedang baik.

Lavia juga tak tau kenapa, intinya dia sedang bahagia tanpa alasan saat ini.

Mungkin hari ini akan ada kejadian baik menghampirinya.

Jadi Lavia bergembira sambil menyapu lantai. Dia sama sekali tidak menyadari, Arluke berdiri diluar dan menatapnya.

Pria itu berdiri didepan kafe, melihat kedalam dimana Lavia sedang bernyanyi dan berlenggak lenggok layaknya penyanyi sungguhan.

Karena dia memiliki waktu istirahat siang, Arluke berinisiatif untuk datang menemui Lavia. Lagipula dia sudah berjanji padanya kemarin.

Dia bahkan membawa sushi kalau kalau wanita itu belum makan.

Namun ketika sampai disini, yang pertama kali dilihat Arluke adalah pemandangan ini. Jadi dia tanpa sadar memilih untuk berdiri dan memperhatikan dari luar sebentar.

Arluke tertawa kecil ketika melihat tingkah Lavia yang lucu dan mirip anak anak.

"Sial.. Dia manis sekali" gumamnya pelan.

Arluke mengangkat salah satu tangannya yang mengenakan sarung tangan hitam sepergelangan tangan dan langsung menutupi separuh wajahnya ketika dia menyadari wajahnya memanas.

Zigar yang berdiri disampingnya sudah merasakan perasaan aneh sejak awal.

Jadi ketika dia mendengar apa yang dikatakan tuannya, dia segera menoleh dengan tatapan horor.

Ma- manis..?

Tuannya yang dikenal anti wanita itu, baru saja bilang kalau wanita tak jauh didepan mereka, yang terlihat agak gila itu, manis?

"Tuan, anda barusan bilang apa?" Zigar bertanya sekali lagi untuk memastikan.

Tak memperdulikan pertanyaan Zigar, Arluke segera mengambil alih kotak makan yang dipegang Zigar. Tanpa melirik dia berkata, "Tunggu saja di kereta" sebelum masuk ke kafe.

Zigar yang ditinggalkan itu masih termenung. Tapi dia tetap berbalik dan kembali ke kereta dengan pikiran linglung.

Tririring~~

"Maaf, kafenya sedang tutup--" Ketika mendengar suara lonceng, Lavia mengira ada pelanggan yang datang. Tapi suaranya terhenti ketika dia melihat Arluke berdiri di ambang pintu, menatapnya sambil tersenyum.

"Kamu disini?" Lavia tersenyum. Dia menyingkirkan sapu ditangannya dan mengelap tangannya di apron kemudian melepaskan apron itu dan berjalan mendekati Arluke.

"Ya, aku membawakanmu makan siang" Arluke menjawab.

Lavia melirik kotak makan yang dibawa Arluke. "Bagaimana kau bisa tau aku belum makan?"

"Jam makan siang baru dimulai, jadi kupikir kamu pasti belum makan" jawab Arluke.

Lavia tertawa kecil. "Jadi maksudmu, kau buru buru datang kesini supaya bisa makan siang berdua denganku?" tanyanya pura pura penasaran. Padahal, dia hanya ingin menggoda pria itu.

"Ya. Dan mulai hari ini aku akan terus melakukannya" Arluke membalas tanpa berpikir. Dia sama sekali tidak malu menyatakan sesuatu yang mirip pernyataan cinta itu.

The metamorphosis of a villainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang