Part 04

5.9K 1.4K 381
                                    

"Lo mau ke mana, Bang?" tanya Jeongwoo kala melihat Yedam sedang mengunci pintu rumah, padahal ia baru saja datang.

Dilihat dari pakaiannya yang rapi serta tas ransel yang menggantung di punggung, Jeongwoo yakin jika Yedam ingin pergi.

"Nginep di rumah temen, ada tugas kelompok," jawab Yedam usai mengunci pintu rumah, karna tak ada siapa-siapa di dalam.

Orangtuanya belum pulang, karna sibuk bekerja.

Bukan hanya Yedam, semua orangtua temannya juga orang yang sibuk dan selalu menghabiskan waktu untuk bekerja. Jadi jangan heran apabila orangtua mereka jarang berada di rumah dan mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama.

"Lo ngapain ke sini?" Yedam penasaran dengan kedatangan Jeongwoo yang tiba-tiba.

"Mau minta bantuan kerjain tugas."

"Berapa soal?"

"Semuanya."

Yedam memukul perut Jeongwoo pelan, namun berhasil membuat lelaki tersebut meringis karna kaget dengan serangan yang tiba-tiba. "Mentang-mentang gue suka bantu ngerjain tugas lo, jadi ngelunjak."

Jeongwoo tertawa pelan sambil mengusap perutnya. "Susah, Bang. Gue beneran nggak ngerti satu soal pun."

"Makanya kalo guru jelasin tuh denger, jangan tidur."

"Gue nggak tidur pas pembahasan materi ini."

"Terus?"

"Bolos."

"Sama aja, tolol. Pantes nggak ngerti."

"Makanya gue minta bantuan lo."

"Tanya Haruto aja sana, kalian kan sekelas."

"Justru karna Haruto juga nggak bisa, gue minta bantuan lo, Bang."

"Haruto juga nggak ngerti?"

Jeongwoo mengangguk. "Iya, dia ikut bolos bareng gue."

"Bener-bener lo berdua." Yedam geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan kelakuan dua temannya itu. Jeongwoo yang melihat hanya dapat tertawa pelan.

"Bantuin, ya?" Jeongwoo menatap Yedam penuh harap.

Karna ditatap seperti itu, Yedam jadi tak tega untuk menolak. Sepertinya Jeongwoo benar-benar tak paham dengan tugasnya.

"Iya, gue bantu," jawab Yedam yang membuat senyum Jeongwoo seketika merekah. "Tapi nanti, sekarang gue sibuk. Tugas gue aja belum."

"Kapan?"

"Besok, kalo sempet."

"Ok." Jeongwoo mengangguk setuju, tak masalah jika Yedam mau mengerjakan tugasnya besok. Karna tugasnya juga dikumpul lusa, masih ada waktu yang tersisa.

"Ya udah, lo balik sana. Udah sore, entar keburu gelap," pinta Yedam. "Hati-hati."

"Iya, tapi lo yang harus lebih hati-hati, Bang."

Yedam mengernyit. "Maksud lo?"

"Lo kan mau pergi jauh, sendirian lagi. Siapa tau diincer."

Raut Yedam seketika berubah tegang, membuat Jeongwoo tertawa dan menepuk bahu Yedam pelan.

"Bercanda," ucapnya masih disertai tawa kecil.

"Bercanda lo nggak lucu," protes Yedam, tak menangkap hal yang lucu dari kalimat Jeongwoo barusan. Kalimat itu justru membuatnya takut.

"Iya, iya. Maaf." Jeongwoo menyengir tanpa dosa, tak merasa bersalah setelah membuat Yedam ketakutan. "Gue pulang dulu."

Jeongwoo berbalik dan hendak pulang ke rumah, namun baru dua langkah, ia kembali menoleh ke arah Yedam dan membuat sang sahabat kebingungan.

Secret | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang