Part 06

5.3K 1.3K 259
                                    

Malam ini, Hyunsuk keluar dan berjalan-jalan di kawasan perumahan seorang diri untuk mencari udara segar. Terlalu lama di dalam kamar dan bergelut dengan isi pikiran sendiri bisa membuatnya gila nanti.

Suasana perumahan malam ini begitu sepi dan sunyi, seperti biasa. Beberapa rumah gelap, tanpa ada pencahayaan sedikitpun, karna beberapa rumah di perumahan tersebut memang kosong, tak semua dihuni karna harga yang terlampau tinggi.

Jika dipikir-pikir, suasana perumahan ini seram juga.

Angin berhembus cukup kencang, membuat tubuh Hyunsuk merinding seketika. Dalam hati Hyunsuk bertanya, kenapa ia bisa berani keluar di saat seperti ini?

Dan kenapa Hyunsuk bisa berani berjalan seorang diri di kawasan perumahan pada malam hari? Padahal, ia mungkin bisa bernasib sama seperti Mashiho.

"AAAAA!"

Hyunsuk berteriak, jantungnya nyaris jatuh ke bawah ketika sebuah tangan menepuk bahunya pelan.

"Lo kenapa, Bang?" tanya seseorang dengan suara yang sedikit panik.

"Yedam?"

Ternyata, yang menepuk bahunya adalah Yedam. Hyunsuk pikir siapa.

"Lo ngagetin gue aja." Hyunsuk mengusap dadanya, dapat ia rasakan jantungnya berdebar dengan begitu cepat.

Yedam tertawa pelan. "Maaf, Bang. Nggak sengaja."

Hyunsuk menatap Yedam kesal. Tak sengaja apanya? Jelas sekali Yedam tahu jika Hyunsuk itu penakut dan mudah terkejut, kenapa masih dikagetkan? Apa Yedam sengaja ingin membuat Hyunsuk terkena serangan jantung lalu mati?

Cara membunuh yang sederhana, tapi sedikit konyol.

"Lo ngapain jam segini di luar? Mana sendirian. Entar kenapa-napa."

"Jangan ngomong sembarangan," protes Hyunsuk, tak suka dengan kalimat Yedam yang membuatnya takut.

"Iya, maaf. Cuma ngingetin aja." Yedam terkekeh pelan. "Jadi, lo ngapain, Bang? Mau ke mana?"

"Nyari angin, sumpek di rumah."

Yedam mengangguk-angguk. "Oh."

"Lo sendiri ngapain di luar?"

"Beli pulpen, habis soalnya."

Dahi Hyunsuk berkerut. "Beli pulpen semalem ini? Kenapa nggak besok aja?"

"Buat dipake nugas, Bang."

"Serius?"

Yedam mendengus pelan, lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku.

"Nih, buktinya." Yedam menunjukkan sebuah pulpen yang baru ia beli.

Melihat itu, kecurigaan Hyunsuk seketika terbantahkan.

"Jangan curiga sama gue, Bang," ujar Yedam sambil memasukkan kembali pulpennya ke dalam saku celana.

"Disaat kayak gini, rasanya gue nggak bisa percaya sama siapapun, Dam."

"Berarti lo juga nggak percaya sama gue?"

"Iya," jawab Hyunsuk tanpa ragu.

"Sayang banget, padahal gue mau ngasih tau lo tentang orang yang gue curigain."

Hyunsuk mengernyit. "Lo ada curiga sama seseorang?"

"Iya."

"Siapa?"

"Lo aja nggak percaya sama gue, jadi buat apa gue ngasih tau lo? Entar lo malah mikir gue asal nuduh buat nyelamatin diri."

"Gue nggak bakal kayak gitu kalo lo punya alasan yang jelas kenapa nuduh orang itu."

Secret | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang