PROLOG

11.9K 2K 42
                                    

Cuaca terlihat cerah malam ini. Langit nampak dihiasi sebuah bulan berbentuk bulat sempurna dan beberapa bintang gemerlap, memberi sedikit cahaya di langit yang gelap.

Dua orang lelaki sedang duduk di depan sebuah warung kecil yang sepi, mengobrol ringan tentang apa yang mereka lalui hari ini sambil melakukan aktivitas sendiri.

"Itu tempat apa?" tanya seorang lelaki yang sejak tadi asyik menyantap sebungkus kacang kulit.

Lelaki yang duduk di sampingnya menoleh, mengikuti arah pandang sang teman, lalu kembali menghisap sebatang rokok yang diapit oleh dua jarinya.

"Perumahan," jawabnya usai menghembuskan asap ke udara.

"Kok sepi terus gelap banget? Kayak nggak berpenghuni, serem."

"Emang udah nggak ada penghuninya."

"Pada ke mana?"

"Pindah, jadi semua rumah di sana kosong dan nggak terurus."

"Kok bisa pindahnya barengan? Satu komplek gitu?"

"Iya, soalnya pada takut tinggal di sana."

Lelaki tersebut mengernyit sambil mengunyah kacang yang baru saja ia kupas. "Kenapa?"

"Dua tahun lalu, ada kasus pembunuhan berantai yang terjadi antara sekelompok remaja berjumlah dua belas orang di sana," jelas lelaki perokok itu, membuat temannya berhenti mengunyah karna kaget.

"Serius?"

"Iya."

"Pelakunya siapa?"

Lelaki itu terdiam sejenak untuk mengingat, lalu menghisap rokok dan menghembuskan asapnya ke udara sebelum melanjutkan.

"Sampai sekarang pelakunya belum ditemuin dan kasusnya udah ditutup." Ia memberi jeda, sedikit takut untuk melanjutkan. "Tapi katanya, pelaku pembunuhan itu salah satu dari mereka sendiri."

Secret | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang