Part 21

4K 1K 161
                                    

"Beneran nggak laper?" Junghwan memandang Yedam sejenak, lalu tersenyum miring. "Atau takut gue bunuh, Bang?"

Tubuh Yedam menegang. Junghwan yang selalu nampak menggemaskan, untuk pertama kalinya berubah jadi sosok yang menyeramkan di matanya.

"Maksud lo?" Yedam meminta penjelasan atas kalimat Junghwan yang terdengar berbahaya.

Yedam mundur selangkah, berusaha menciptakan jarak dan menjaga dirinya dari Junghwan.

"Kenapa? Lo takut?" Junghwan menatap Yedam tajam. "Kalo lo takut, berarti lo masih curiga dan nganggep gue pembunuh. Terus buat apa lo minta maaf?"

Yedam terdiam, menyadari satu hal. Apakah kalimat Junghwan tadi, hanya bermaksud untuk menjebaknya?

"Minta maaf kalo lo emang sadar sama kesalahan lo, bukan biar keliatan baik, Bang."

"Maksud gue nggak gi—"

"Mending lo pulang, gue mau pergi ke sekolah bentar lagi, entar telat." Junghwan memotong sebelum Yedam selesai, mengusir secara terang-terangan.

"Ok, gue pulang." Yedam menghela napas, memilih mengalah. "Tapi donatnya diterima, ya? Gue udah capek-capek beli di depan komplek."

Tanpa banyak basa-basi, Junghwan mengambil kantong plastik berisi donat yang Yedam sodorkan. Selain supaya Yedam cepat pergi, donat tersebut juga nampak nikmat di mata Junghwan dan sepertinya cocok untuk dijadikan menu sarapan pagi ini.

"Gue pulang dulu," pamit Yedam yang tak mendapat jawaban apapun dari Junghwan.

••••

"Kenapa, Bang?" tanya Yedam pada sosok Hyunsuk ketika dirinya telah duduk di sofa ruang tamu sang teman.

Dalam perjalanan pulang usai mengantar donat untuk Junghwan, Yedam dipanggil oleh Hyunsuk dan Jihoon yang tak sengaja melihatnya di jalan, lalu ia dibawa ke rumah Hyunsuk oleh dua orang itu.

Yedam bingung dan tak tahu apa-apa, tapi selama ia bertanya di perjalanan, Hyunsuk atau Jihoon tak menjawab dan hanya bilang mereka akan menjelaskan ketika sampai di rumah Hyunsuk.

Yedam sebenarnya sedikit takut, karna Hyunsuk dan Jihoon mendadak mencurigakan. Tapi Yedam berusaha menepis pemikiran barusan, karna tak mungkin kedua temannya itu berniat untuk membunuhnya di pagi hari yang indah ini, kan?

"Ada yang mau gue sama Jihoon tanyain." Hyunsuk mengambil posisi duduk di dekat Yedam, untuk mempermudah keduanya berbicara.

"Apa?"

"Tentang pelaku pembunuhan temen-temen kita."

"Apa yang mau ditanyain?" Yedam nampak bingung. "Kalian nggak curiga sama gue, kan?"

"Enggak, kita justru butuh otak pinter lo buat bantu nemuin pelakunya."

"Apa yang bisa gue bantu? Gue kan nggak punya bukti apa-apa."

"Cukup kasih tau siapa yang lo curigain dan apa alasannya," sambung Jihoon. "Kalo masuk akal, kita bakal coba selidiki dia buat nemuin bukti."

"Gue curiga sama Bang Jaehyuk, Bang Asahi, dan Junghwan." Yedam berterus terang. "Yang Junghwan, alasannya udah gue kasih tau kemarin, pas di rumah Bang Hyunsuk. Kalian masih inget, kan?"

Hyunsuk dan Jihoon mengangguk bersamaan, menandakan jika mereka ingat mengenai hal yang Yedam maksud.

"Terus, apa alasan lo curiga sama Jaehyuk dan Asahi?" Jihoon meminta penjelasan Yedam tentang kecurigaannya pada dua orang lain yang disebut.

Secret | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang