Chapter 9

271 43 2
                                    

happy reading

Five POV

Sampai di depan rumah, aku langsung memarkirkan mobilku, dan keluar dari dalam mobil, tidak lupa aku membukakan pintu mobil untuk y/n.

"Come on." Ucapku. y/n berjalan mengekor padaku.

y/n POV

Rumah Five terlihat sangat besar. Sampai di dalam rumah Five, aku di sambut dengan seorang wanita.

"Hi, kau pasti y/n." Ucapnya, aku mengengguk. "Aku Allison, saudari Five." Ucap wanita tadi yang bernama Allison.

"Nice to meet you Allison."

"Kemarilah." Ajak Allison. Aku mengikutinya hingga kami sampai di ruang makan.

Ini semua saudara Five?

.....

"Hi y/n, aku Vanya." Ucap Vanya. "hi, Vanya." Balasku.

Vanya nampak tersenyum padaku. Lalu dia berbincang bersamaku.

"Itu, dia yang memakai pakaian serba hitam, namanya Diego." Vanya memperkenalkan keluarga nya.

"Lalu yang kau lihat, dia yang duduk di sebelah Diego. Namanya Luther, lalu dia.." Vanya menunjuk seorang pria yang sedang mengamati makanan di hadapannya. "Namanya Klaus." Sambung Vanya.

"Dan kau pastinya sudah mengenal siapa pria yang mengenakan kemeja hitam itu." Ucap Vanya menunjuk Five. "Tentu saja aku sudah mengenalnya." Sahutku.

"Dan, dia adalah Sir. Reginald, ayah kami. Lalu wanita yang di sampingnya, dia adalah Mom Grace." Aku mengangguk menanggapi ucapan Vanya.

Aku duduk di sebelah Vanya, dan Five berada di hadapanku.
.....

Selesai makan malam, aku dan saudara-saudara Five bersantai di ruang keluarga.

Kami berbincang-bincang bersama.

"Hey, bagaimana kalo kita main Truth or Dare?" Ajak Klaus. Kami semua mengangguk setuju.

"Baiklah Kita mulai." Klaus mulai memutar botol bekas Vodka yang tadi ia curi dari ruangan Sir. Reginald.

Botol mulai berputar dan berhenti tepat di depan Five. Aku bersorak senang.

"Sekarang Truth or Dare?" Tanya Klaus. "Truth." Jawab Five.

"um...apakah kau sedang menyukai seseorang saat ini?" Tanya Klaus. Five me-mamerkan senyuman manisnya. Aih...mas... senyuman mu itu lho, manizz banget.

"Sepertinya iya." Jawab Five. "whoa..." Aku memicingkan mataku berniat untuk menggoda Five.

"Siapa dia?" Tanyaku penasaran. "Hanya berlaku satu pertanyaan y/n." Ucap Five mengangkat jari telunjuk nya.

Botol pun kembali berputar.

Sial. Botolnya mengarah padaku. Aku harus memilih apa ini?

"y/n Truth or Dare?" Tanya Klaus bersemangat. "Dare." Ucapku lantang.

"Kiss Five right on his cheek." Ucap Allison dengan begitu girangnya.

Aku terkejut begitu mendengar Allison mengucapkan kalimat 'Kiss Five.'

Dengan cepat aku menggelengkan kepalaku. "Tidak...tidak, tantangan yang lain." Ucapku dengan tegas menolak tantangan yang Allison berikan.

"Tidak ada penolakan, kau harus melakukannya." Tegas Allison dan di angguki Klaus, Diego, Luther dan Vanya.

Tidak ada pilihan lain, pun aku mendekatkan jarakku dengan Five. Dan mencium pipinya.

"Okey udah kan?" Ucapku kembali ke tempat asalku. Sedangkan semua orang tersenyum menggoda ku.

.....

"Aku akan mengantarmu pulang." Ucap Five mengulurkan tangannya. Aku melihat sebuah tattoo di tangannya, gambarnya sebuah payung.

"Sejak kapan kau mempunyai tattoo?" Tanyaku. Sebelumnya aku belum pernah melihat tattoo ini.

Dengan cepat Five menarik lengan kemejanya untuk menutupi tattoo nya.

"Ah buka apa-apa, ini hanya tattoo biasa." Jawab Five.

"Tapi aku juga melihat tattoo gambar itu di tangan saudara mu yang lain." Ucapku.

"yeah...Karena kami saudara, jadi Dad menyuruh kami untuk membuat tattoo dengan gambar yang sama. Agar hubungan kami terjalin dengan erat, kami kan keluarga." Aku hanya mengangguk mendengar penjelasan Five.

.....

"Aku pulang." Setelah sampai di dalam rumah aku langsung menjatuhkan tubuhku di atas sofa.

"Bagaimana makan malamnya?" Tanya Mom. "Lancar." Jawabku dengan menutup mataku. Rasanya aku ingin cepat-cepat tidur.

❄️

Tbc

selamat menunaikan ibadah puasa bagi kalian yang menjalankan.

ok, karna mau puasa, jadi aku gak bakal bikin moment yang nganu dulu yaks😌

yodah segitu aja, see u next chapter

Petrichor ||𝙁𝙞𝙫𝙚. 𝙃|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang