16

10 0 0
                                    

Tok.. Tok.. Tok..
Lamunan Indra pun buyar, dia pun berteriak, "Masuk!"

"Sorry kak, gue ngeganggu ya?"

"Enggak, lagian gue juga lagi nganggur kok. Kenapa Dit?"

"Gue liat belakang ini lu murung, kalo ada masalah lu bisa bilang sama gue. Mungkin ada yang bisa gue bantu." cowok yang baru masuk itu menawarkan bantuan.

"Enggak. Cewek gue, dia sayang banget sama adiknya dan gue gak tau gimana caranya agar dia gak khawatir sama adiknya!" jawab Indra sambil meremas-remas rambut.

"Bagus dong kalo dia khawatir, berarti kan dia sayang sama adiknya!"

"Tapi sebelum dia pergi, gue harus buat dia tenang!"

Adiknya merasa bingung, "kok dia gak ajak adiknya pergi?"

Indra memandang adiknya dalam-dalam, "itu gak mungkin!"

"Kenapa?"

"Karena cewek gue leukimia, Dit!"

Ardito sangat kaget mendengar penuturan kakaknya, "sorry, gue gak tau."

"Gak masalah." jawabnya singkat

"Cewek lu yang waktu itu lu buang fotonya?"

"Bukan, nih foto dia sama adiknya!" Indra mengeluarkan dompet dan menunjukkan sebuah foto pada Ardito.

"Cewek lu yang mana? Yang ini?"

"Bukan, itu adiknya!"

"..." Ardito terdiam sejenak lalu dia kembali berkata, "Adiknya gatau kalo kakaknya sakit?"

"Enggak."

"Kenapa dia gamau kasih tau?" tanya Ardito lagi.

"Dia takut adiknya gak sanggup nerima ini semua!"

"Bukannya...."

Sebelum Ardito sempat menyelesaikan kata-katanya, Indra sudah menyela "Iya gue juga berpikir begitu, tapi dia tetep gamau kasih tau!"

"Gue gak bisa ngomong apa-apa lagi." Ardito bingung dengan segala sesuatu yang diketahuinya saat ini, dengan segera dia keluar dari kamar Indra.

***

"Anak-anak ku yang tersayang, hari ini akan dimulai pertandingan persahabatan antara SMU Harapan dan SMU lainnya. Pertandingan ini akan berlangsung mulai tanggal 12 sampai 19 Mei ini. Semoga pertandingan ini menambah suasana keakraban serta kekeluargaan antara sekolah. Saya selaku Kepala Sekolah SMU Harapan berharap kegiatan ini bermanfaat bagi siswa-siswa sekalian. Terima kasih." Ibu Kepala Sekolah dengan resmi membuka kegiatan pertandingan persahabatan antar sekolah.

"Alana lu ikut klub jurnalis kan?" tanya Mila.

"Iyeee.. Gue denger nanti ku jadi cheerleader ya bareng temen-temen?"

"Yap, tapi yang rese ada Via tuh. Ampun deh gue sama dia, bawelnya minta ampun!"

"Alana, Alana, cepet acaranya udah mau mulai!" teriak Lili dari lapangan tengah.

"Mil, gue ke sana dulu ya. Doain gue menang ya!" bisik Alana.

"Beres deh!" sahut sahabat centilnya itu.

Alana berjalan dengan cepat melewati lapangan basket dengan membawa peralatan yang akan dipakai untuk lomba, tetapi tiba-tiba... Duk.. Wah bisa benjol nih!

"Aduuhh... Siapa yang lempar gue pake bola? Sakit tau!" Alana berkata dengan kencang sambil memegang kepalanya.

"Sorry, sorry. Gue gak sengaja, lu gak kenapa-napa kan?" ujar cowok yang sedang membantu Alana mengambil peralatan-peralatan yang berserakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tolong Cintai AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang