🐒💨 Sahur Pertama

438 38 27
                                    

Rumah dua lantai itu terlihat sepi di pukul 3 dini hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah dua lantai itu terlihat sepi di pukul 3 dini hari. Tentu, masih banyak peghuni yang tidur karena ini masih terlalu dini untuk bangun.

Sayup-sayup sepasang mata terbuka. Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah patat yang entah milik siapa menghadang wajahnya. Masih dalam fase mengumpulkan nyawa lalu beberapa detik kemudian ia tersadar, kalau sekarang ia sedang berhadapan dengan sebongkah pantat yang ia tidak tau milik siapa.

Ia ia tau, celana bokser berkarakter doraemon itu terpampang jelas sedang menghadap kearahnya dengan mata melotot. Ya jelas lah, karakter itu kan benda mati. Kalau dia ngedipin mata apa tidak lari dia.

“Anjing ni bocah, pantatnya dikasihnya sama gue!”

Nathan penampar pantat itu kuat sampai sang tuan terbangun dari tidurnya karena terkejut. Nathan langsung bangkit dan menatap sosok laki-laki itu bengis.

“Nasib aja lo gak kentut, kalau kentut udah gue tabokin lo!” omel Nathan.

Sementara Thaya hanya tertawa kecil, ia sadar dengan alasan kenapa Nathan sampai semarah itu padanya. Dia kemudian bangkit sambil garuk-garuk pantatnya itu. mulutnya nguap seperti tidak punya salah sama sekali. Gak tau diri kali kau Thaya!

“Assalamualaikum…saoorrrr saooorrrrrrr…. Bapak-bapak, ibu-ibu, semua yang ada disini. ada yang bilang inul tak goyang.”

“WOY YANG SURUH LO NYANYI SIAPA?!”

“maaf maaf. Saorrrr, saooorrrr. Saoorr pak, saoorr buuuukk, saoorr dek…”

Yang bangunin sahur memang gitu. Sudah biasa untuk penghuni komplek mendengar hal itu disetiap bulan ramadhan berlangsung.

“Anak-anak blok sebelah kalau bangunin sahur kek mau ngajak dangdutan” ujar Mirza yang sedang sibuk memasak di dapur. Udah menjadi tugas Mirza untuk masak-masak seperti ini. biasalah, calon bapak rumah tangga memang seperti itu.

“kerjaan Dirga lah siapa lagi emang?” celetuk Nathan yang baru turun dari tangga dengan rambut sarang burung miliknya.

“gue khawatir sama anak-anak diatas. Bisa-bisa mereka lebih parah lagi bangun sahurnya” Jun bergabung, ia baru selesai cuci muka dari kamar mandi.

“Kayak lo gak aja bang” cibir Chandra

“Gue…?” Jun nunjuk dirinya sendiri, “Lo kali gue enggak!” dia kemudian tetawa ala-ala artis iklan di tv.

“tampar jangan ya… mau ditampar dia lebih tua …” Chandra mengelus dadanya pelan, terlalu sabar sebagai yang termuda dirumah ini.

“bang Josh baru tahajud ya?” tanya Mika yang melihat Joshua datang kedapur dengan pakayan rapi seperti habis sholat.

“udah dari tadi, Cuma mager aja mau ganti baju” jawab Joshua kemudian.

Yang lain hanya angguk-angguk pelan. Memang anak yang satu itu tidak pernah melewatkan jam sholatnya. Semuanya menjadikannya sebagai panutan.

AKKINDA SOUND || SEVENTEEN 📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang