Raka menggaruk kepalanya pelan saat melihat kemeja Chandra yang ada di ujung sana. Laki-laki itu sedari tadi asik sendiri dengan rekan kerjanya itu tanpa memperdulikan dirinya selaku bos di sini. Chandra itu kalau sudah ngambek susah mujuknya, Raka harus memutar otak dulu agar bisa memujuk anak bontotnya itu.
"Yes akhirnya selesai juga" seru Chandra senang lalu ia melakukan highfive dengan gadis yang ada di sampingnya sambil tersenyum.
"Makasih ya kak, udah bantuin aku buat designnya," ucap Chandra dengan senyum sumringah khas miliknya, bahkan deretan gigi putihnya kelihatan semuanya.
"sama-sama, nanti kalau ada yang kurang kabarin kakak ya" ujar Kalia kemudian.
Gadis itu lalu bangkit dari posisinya, berjalan menuju mejanya yang terletak di ujung ruangan dekat dengan kaca. Ia suka berada disana, karena bisa melihat keluar ruangan. Tidak dengan Mirza yang sangat anti dengan ketinggian, mungkin kalau mejanya disitu dia bisa pingsan mendadak kali ya.
"Chandra" panggil Mirza
Chandra tidak menghiraukan, ia masih fokus dengan pekerjaannya dan sesekali mencatat hal penting di notenya.
"Chan, masih marah ya?" tanya Mirza dengan nada manja. Sumpah mau muntah dengarnya.
"napa bang, gue lagi sibuk" kata Chandra kemudian. atensinya tidak lekang dari layar persegi itu yang dipenuhi oleh coding.
"Ngambeknya udahan yuk, gak enak sama yang lain" pujuk Mirza
"gue gak ngambek bang" nada bicara Chandra dibuat seramah mungkin, walau ia masih gedeg dengan orang yang ada di sebelahnya ini.
"Chan mau makan apa nanti pas buka puasa?" tanya Mika yang kini sudah berada disebelah Chandra dengan wajah yang sengaja dibikin seimut mungkin.
Chandra mengerutkan dahinya, "kalian kenapa sih?" tanyanya takut. Benar-benar menggangu mata, kanan kirinya di apit oleh Mika dan Mirza. Udah seperti anak kembar mereka.
"ahh mau mekdi?" tanya Raka yang juga ikut nimbrung
"aishhh, kalian ini kenapa sih? Gue gak ngambek elahh!" kesal Chandra.
"kalau lo mau gue bisa beliin lo paket jumbo yang kemaren lo pengenin" tambah Mika
Chandra menggaruk telinganya, "emang gue bocah apa? kalian nawarin makanan begitu sama gue!"
"ayolah, gue tau lo kepingin" goda Mirza
"demi sempak bunga-bunganya bang Akmal, gue bukan anak-anak lagi" nada suara Chandra dibuat sejengkel mungkin.
Bukannya takut mereka malah gemas dengannya, sungguh sangat membangongkan sekali. Hal itu hanya menjadi tontonan saja oleh Kalia, melihat drama 4 pria perjaka itu yang setiap hari tidak pernah selesai-selesai terkadang membuatnya jengah sendiri. setiap hari ada saja episodenya, kalau mau nonton drama ke Cakrawangsa saja. Disini banyak drama-dramaan, pemeran utamanya mereka ber-empat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKKINDA SOUND || SEVENTEEN 📍
Fanfiction[RAMADHAN SERIES] Kontrakan Akkinda diisi oleh 13 orang dengan karakter dan pekerjaan masing-masing. di sekian banyaknya manusia, bagaimana mereka menghabiskan waktu bersama? Jika penasaran bisa mampir dan baca keseruan hari-hari mereka. Bagaimana k...