Baju baru alhamdullilah, tuk di pakai di hari raya. eh, tapi bukan itu yang mau di bahas... skipp!!
Bermaaf-maafan itu penting, saling memaafkan itu wajib, jika tidak ingin memaafkan maka itu akan menjadi urusannya dengan Tuhan. Dihari yang fitri ini orang-orang terlihat bersemangat melaksanakan sholat eid di masjid terdekat.
Ceramah dilontarkan oleh bapak al-Uztad yang tengah berdiri di belakang podium. Ia mengatakan pentingnya saling memaafkan di hari yang suci ini dan saling mengitropeksi salah masing-masing individu sebelum menjugde seseorang dengan kata-kata yang kurang pantas.
Setelah kegiatan di pagi hari itu selesai. Masing-masing dari mereka membubarkan barisan mereka. berjalan menuju rumah masing-masing.
"Bang, mata lo bisa keluar kalau lo terus-terusan ngeliatin dia begitu" Akmal menyadarkan Bian akan lamunannya. Sontak lelaki berwajah seperti kuda itu mendapat tatapan tajam dari sang yang lebih tua.
"Dih, gue cuma mengingatkan" bela Akmal sebelum terkena semburan dari Bian.
"Sabar gue punya temen kek lo" malas Bian.
"Berantem terus perasaan" cibir Raka
"tauk" celetuk Nathan
Sabar adalah kunci dari segalanya. Jadi Bian milih untuk sabar dan beristighfar didalam hati. Perasaan kemanapun dia melihat akan tetap sama dimata Akmal.
"Bang kalau lo mau halalin dia, gak apa bang. Halalin aja" ejek Mirza, ini lagi bujang satu mulutnya kompor sekali. Ia tengah mencibir Joshua yang sedari tadi terus memandang gadis yang mengenakan mukena putih itu. ia sengaja tidak melepasnya karena masih menggunakan daster.
"Minal adin wallfaidzin Bunda" seru Dira sesaat melihat ibu Asnah
"Ehh Dira" serunya sangat ramah, nampak sekali mereka sangat dekat dan sering menggibah ala-ala mak-mak komplek. Astaghfirullah.
Dira mencium punggung tangan wanita paruh baya itu sembari tersenyum sumringah. Tentu, mereka sangat dekat seperti ibu dan anak. Terkadang teman-temannya suka heran, kenapa teman Dira rata-rata ibu-ibu?
Yang lainnya hanya ikut-ikutan sambil tersenyum. Mereka itu anak-anak yang sangat santun, ketemu orangtua pasti langsung salim dan cium tangan. Benar-benar calon mantu idaman sekali.
"Zra, Minal aidin wallfaidzin. Maafin gue" ujar Bian, ia langsung menghampiri Azra seketika.
"Emang lo punya salah apa sama gue?" tanya Azra sambil mengerutkan dahinya.
"Banyak" ujarnya sedikit tidak nyaman karena banyak pasang mata yang tengah memperhatikan mereka. lihat saja bagaimana Akmal memperhatikan Bian dengan tatapan julid ala-ala pemain cerita hidayah di tv Ind****.
"Jangan bikin gue yang kelihatan paling jahat sama lo ya" ucap Azra melirik sekitar.
"Drama di mulai" bisik Gina pada Yunda
KAMU SEDANG MEMBACA
AKKINDA SOUND || SEVENTEEN 📍
Fanfiction[RAMADHAN SERIES] Kontrakan Akkinda diisi oleh 13 orang dengan karakter dan pekerjaan masing-masing. di sekian banyaknya manusia, bagaimana mereka menghabiskan waktu bersama? Jika penasaran bisa mampir dan baca keseruan hari-hari mereka. Bagaimana k...