🐒💨 Malam Takbiran

93 19 27
                                    

Dalam hal ini ada ahli yang benar-benar bersemangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam hal ini ada ahli yang benar-benar bersemangat. Siapa lagi kalau bukan Thaya, Akmal dan Dira. Sebagai bonus, Dirga akan ikut bergabung. Mendengarkan mereka menggemakan suara takbir membuat orang-orang ingin menghampiri mereka rame-rame terus di lempar pakek sendal jepit. Biar nyahoo!

Jun yang sedari tadi hanya memantau cuma bisa tutup telinga sambil baca istigfar. Suara mereka bagus, hanya saja karena terlalu bersemangat membuat orang yang mendengarkan bukannya mendapat ketenangan malah emosi.

Tahun ini sama seperti tahun kemarin, tidak boleh berkonfoi dinjalan dan hanya boleh di masjid-masjid saja. Tidak apa, ambil hikmahnya.

"Semangat banget mereka" ujar Bian yang baru saja sampai di samping Jun langsung duduk dan memperhatikan empat manusia dengan keakuan yang Masyaallah itu.

"Gak ngerti gue" Jun mendesah pelan, sungguh pusing kepalanya di buat empat orang itu.

Nathan yang sedari tadi ternyata ada di samping Jun sudah memegang pentungan yang tidak tau ia dapat dari mana. Wajahnya seperti menandakan akan perang, tangannya meremat pentungan itu dengan kuat sambil mengucap istigfar dalam hati. Mungkin kalau Jun tidak ada di sampingnya baku hantam sudah lama terjadi dan akan memakan korban jiwa.

"Titannya bentar lagi masuk tuh" bisik Bian pada Jun.

"Ssttt diem! Jangan di gangguin, gue aja takut duduk di sebelahnya," balas Jun dengan berbisik juga.

Baiklah, tinggalkan sejenak mereka sang perusuh dan mari bergeser ke luar. Disana sudah ada beberapa orang yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-maing. Ada yang sibuk menerima zakat, bersih-bersih halaman masjid karena besok mau di pakai sholat ied, ada yang cuci piring bekas buka tadi dan ada juga yang sibuk duduk mandorin orang-orang lagi kerja. Yupp, itu Raka bin Raka.

Karena orang-orang sudah ada kerjaan masing-masing dianya milih duduk sambil mandorin. Bukannya ada niat untuk bantu, emang sok bos bener!!

"Bantuin dodol!" Akhirnya Juan naik pitam karena Raka tidak kunjung turun dan membantunya beres-beres.

"Hehe" Raka hanya bisa nyengir-nyengir kek orang gila. Emang sawan apa gimana sihh pak?

"Alas untuk ini mana?" Tanya Joshua bingung

"Ohh iya kemarin dicuci dirumah Buk Asna. Kan suaminya pengurus masjid jadi kemarin ini buk Asnah yang handle" jawab Chandra

"Rumah Banu maksud lo?" Tanya Vernon

"Hooh" balas Chandra

"Siapa yang mau ambil?" Tanya Raka melirik satu-satu perjaka yang ada di sekitarnya.

Mager, mereka terlalu mager untuk pergi kesana, apa lagi ada kucing sawannya.

"Yaudah biar gue yang ambil" akhirnya Joshua mengalah, selalu gak tega kalau melihat wajah-wajah sok tak berdosa itu.

AKKINDA SOUND || SEVENTEEN 📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang