Jam didinding menunjukkan pukul 2 pagi. Entah apa yang membuat Chandra terbangun dari tidurnya dimana belum ada tanda-tanda kehidupan sama sekali di rumah ini. perlahan kakinya menuruni anak tangga, berjalan menuju dapur, mengambil segelas air hanya sekedar untuk membasahi kerongkongannya yang kering.
Tik...tikk...tikk
Atensi Chandra terarah ke wastafel yang kerannya memang sedikit bocor dan airnya terus menetes disana. Lama ia memperhatikan sampai sebuah suara lain menyadarkan lamunannya.
"pada kenapa sih, masih jam segini juga!!" gerutunya kesal.
Chandra pun berjalan menuju lantai atas untuk kembali kekamarnya. Namun, saat kakinya menginjak anak tangga ke 5 dan mendongak keatas. Matanya membulat melihat sosok kaki berwarna putih mengambang diatas sana.
"Astaghfirullahalladzim" Chandra menunduk takut setelah melihat penampakan kaki itu, "setan kah?" tanyanya pada diri sendiri.
Tidak ingin termakan asumsinya sendiri, Chandra mendongak keatas untuk memastikan kembali apa yang ia lihat. Namun, saat ia kembali melihat keatas, sosok sepasang kaki itu sudah menghilang.
"S...SE..SEEE...SSETAAANNN!!"
Chandra berlari menaiki anak tangga secepat kilat sampai terjatuh beberapa kali karena panik. Ia berlari masuk kedalam kamarnya dan melompat ketas kasurnya yang terletak disebelah kasurnya Mirza.
Mirza otomatis langsung terbangun karena suara 'gedubrak' yang teramat keras menabrak indera pendengarannya. Sontak ia bangun dan menoleh kesumber suara. Ia menemukan Chandra bersembunyi di balik selimut, meringkuk terngkurap, terlihat selimut itu bergetar cukup kuat.
"Lo kenapa Chan?" tanya Mirza dengan nyawa yang masih tercecer.
Mendengar suara Mirza, Chandra langsung membuka selimutnya. Berlari kearah Mirza dan memeluk lengan lelaki itu erat, "ada setan bang di luar," katanya kemudian.
Dahi Mirza sontak mengerut, "Setan?" ia menggaruk kepalanya yang gatal karena penuh ketombe itu beberapa kali, "Bulan ramadhan mana ada setan!" bantahnya kemudian.
"i-ttu, gue baru ketemu diluar." Suara Chan masih terdengar bergetar.
"Ilusi kalik Lo..." Mirza itu anaknya realistis, walalu penakut juga.
"enggak...mana ada gue ilusi...!" suara Chan meninggi, sedikit kesal karena Mirza tidak mempercayai ceritanya.
"udahlah, tidur lagi lo! Masih jam dua pagi nih, jangan bikin keributan!" Mirza menoyor kepala Chandra pelan, menjauhkan tubuh Chan darinya, benar-benar risih dia karena Chan terus-terusan menempel padanya seperti anak-anak.
Chandra hanya memajukan bibinya, Mirza tidak percaya dengan apa yang ia katakan. Tentu, kan Mirza tidak tihat dengan mata kepalanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKKINDA SOUND || SEVENTEEN 📍
Fanfiction[RAMADHAN SERIES] Kontrakan Akkinda diisi oleh 13 orang dengan karakter dan pekerjaan masing-masing. di sekian banyaknya manusia, bagaimana mereka menghabiskan waktu bersama? Jika penasaran bisa mampir dan baca keseruan hari-hari mereka. Bagaimana k...