"Romadhon tiba romadhon tiba, tiba-tiba romadhon tiba-tiba romadhon..."
Terdengar suara Akmal dari lantai 2 rumah kontrakan. Terlihat sangat semangat.
"berisik anjing!" teriakan Juan terdengar dari dalam kamarnya. Emosinya naik karena Akmal bernyanyi dengan mic pelunas hutang miliknya di tengah hari yang indah untuk Juan beristirahat.
"Lo kalau mau nyanyi daftar di acara Indo**ar sana, gak usak ganggu ketenangan hidup gue lo!" teriak Juan lagi.
Akmal sontak menutup mulutnya rapat, ia menoleh kearah Athaya yang sedari tadi tertawa tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Wajahnya memerah, telinganya hampir meledak. Perutnya tidak berhenti menertawakan Akmal yang terkena amukan dari paduka penunggu kamar atas.
"lu sih. Udah gue bilang jangan, dibuat juga. Kena kan pffttt" Thaya melanjutkan tawanya yang terputus karena berbicara tadi.
"sial lo bang!" maki Akmal kemudian.
"Juan lagi sakit gigi, jangan di ganggu! Kasihan tuh, semalaman gak bisa tidur dianya." Celetuk Raka yang baru naik dari lantai bawah sembari membawa semangkuk kolak yang diberikan ibu RT tadi.
"apaan tuh bang?" tanya Thaya
"Somai! Jelas-jelas ini kolak, pakek nanya lagi!" sewot Raka
"dih, kalian lagi pada pms apa gimana sih. Emosian mulu!" cibir Akmal.
"auk ah. Gue mau bawa ini kedapur sekarang." Raka kembali menuruni anak tangga, meninggalkan Thaya dan Akmal di atas sana. Menatapnya punggung laki-laki itu bingung
"terus dia keatas untuk apa? Emang bolot tu orang" ejek Akmal
"Ape lu bilang?" Raka menghentikan langkahnya dan memutar kepalanya seperti di film-film horror.
"gak ada. Bang Raka ganteng pakek banget" Akmal mengacungkan kedua jempolnya kearah Raka. Lalu beberapa detik berlalu ia berlari kencang menuju kamarnya yang ada di ujung lorong.
"AKMAL SINI LO!"
"BERISIK SETAN!!"
Chan mengorek telinganya dengan jari kelingkingnya. Sudah terlalu awam suasana seperti ini didalam rumah kontrakan mereka. tiada hari tanpa makian Juan, tiada hari tanpa ulah Thaya dan Akmal, belum lagi nanti Dira ikut bergabung dengan mereka. entah jadi apa rumah itu, yang jelas tidak akan pernah damai.
"kenapa lagi?" tanya Mirza yang baru saja duduk di samping Chan.
Chan menggeleng "kenapa lagi emangnya. Lo kan tau bang, Bang Juan ada sawan-sawannya" ujar Chan dengan suara pelan, takut yang digosipin keluar dan menghajarnya habis-habisan. Dirumah ini hanya Chan yang berani mengata-ngatai laki-laki yang tentang usianya cukup jauh darinya.
"gak ada otak lo Chan. Abang sepupu lo sendiri lo katain sawan" Mirza tidak kuasa menahan tawanya.
"Assalamu'alaikum."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKKINDA SOUND || SEVENTEEN 📍
Fanfiction[RAMADHAN SERIES] Kontrakan Akkinda diisi oleh 13 orang dengan karakter dan pekerjaan masing-masing. di sekian banyaknya manusia, bagaimana mereka menghabiskan waktu bersama? Jika penasaran bisa mampir dan baca keseruan hari-hari mereka. Bagaimana k...