CHAPTER 1

16.6K 1.3K 42
                                    

LEE TAEYONG pria manis itu sejak setengah jam yang lalu sibuk dengan panggilan telepon yang ia apit di antara pundak dan telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LEE TAEYONG pria manis itu sejak setengah jam yang lalu sibuk dengan panggilan telepon yang ia apit di antara pundak dan telinganya. tangannya dengan lihai membuat sketsa rancangan desain baju yang akan ia buat untuk pesanan para pelanggannya.

"Ah, baiklah Nyonya Kim. Terima kasih" ucapnya di akhir panggilan.

bip ...

Selang beberapa menit Taeyong memutuskan sambungan teleponnya, Ten datang dengan membawa dua gelas ice americano dan pancake strawberry kesukaan atasannya itu.

"Yak! Habis dari mana saja kau Ten? Aku sedang sibuk dengan pesanan pelanggan juga panggilan telepon kau malah sibuk membeli makanan?" cerca Taeyong.

Ten mendesis "Hey, dengarkan aku dulu Taeyongie. Aku membeli makanan ini untukmu, karena aku perhatian terhadap atasanku jadi aku dengan berbaik hati membelikanmu Ice americano ini dan pancake strawberry kesukaanmu."

"Ck! itu hanya kau jadikan alasan untuk menghindari aku juga pekerjaanmu itu kan? Oleh karena itu kau dengan sengaja membelikanku ini semua?" Sergah taeyong yang masih sedikit kesal dengan sang rekan kerja yang sialnya juga sahabat masa sekolah menengah atasnya hingga sekarang.

"Terserah padamu. aku sudah berbaik hati kau malah menuduhku yang tidak-tidak." ucapan Ten terdengar tak bersemangat.

"Yak! Mengapa wajahmu tiba-tiba menjadi lesu seperti itu?" ujar Taeyong yang sedikit di buat bingung oleh berubah mimik wajah rekannya.

"Bagaimana tidak, kau menuduh ku seperti itu Taeyong. Padahal niatku baik dan tidak ada maksud lain selain membelikanmu makanan itu." ucap Ten dengan wajah yang ia buat menyedihkan.

Taeyong meringis melihat mimik wajah Ten yang di buat-buat itu "sudahlah, maafkan aku kalau begitu Tennie. Sejak tadi aku tidak henti-hentinya di cecar para pelanggan lewat ponsel sambil membuat desain baju. Emosiku meluap di tambah tidak ada orang membantuku sama sekali." jelas Taeyong.

Ten langsung menerjang tubuh mungil Taeyong dan merengkuhnya "salah ku juga Taeyongie. Maafkan aku ya?" ucap Ten.

"Ya. Kalau begitu, sekarang lepaskan pelukanmu ini Ten. Dadaku sesak, setelah memaafkanmu apakah setelah ini kau ingin membunuhku?" Taeyong mendecak.

Setelah Taeyong mengatakan hal yang membuatnya takut, Ten langsung menjauhkan tubuhnya dari Taeyong. Melepaskan pelukkan eratnya yang membuat Taeyong sesak.

"Baiklah, sebagai tanda permintaan maafku. Kau boleh kembali ke rumahmu lebih awal Taeyongie, biar aku yang menghandel semuanya di sini dan kau bisa leluasa untuk Berleha-leha di ranjang empukmu itu." ujar Ten.

Taeyong mengernyitkan dahinya "eoh? Apa maksudmu Tennie, bagaimana bisa aku meninggalkanmu sendiri dan membiarkanmu menghandel semuanya sementara aku bersatai dirumah?" ujar Taeyong tak percaya.

Let's Live Together • Jaeyong  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang