CHAPTER 9

6.5K 787 24
                                    

RUANGAN penuh warna itu saat ini tengah menjadi saksi kericuhan anak anak yang berusia kisaran 4-5 tahun itu, pasalnya sang guru tak henti-hentinya memperingati tapi tetap saja bagaikan 'masuk kuping kanan keluar kuping kiri' di telinga sang anak ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RUANGAN penuh warna itu saat ini tengah menjadi saksi kericuhan anak anak yang berusia kisaran 4-5 tahun itu, pasalnya sang guru tak henti-hentinya memperingati tapi tetap saja bagaikan 'masuk kuping kanan keluar kuping kiri' di telinga sang anak murid.

"Nana, kenapa meja yang Ada di sebelah sana ricuh sekali." Jeno menggaruk kepalanya frustasi.

"Jika Nono membenci kebisingan, Nono bisa menutup kedua telinga Nono seperti ini,"

Na Jaemin; teman satu meja sekaligus sahabat baiknya itu memberikan contoh dengan menutup kedua telinganya menggunakan kedua tangannya.

Jeno mengerucutkan bibir, "Tapi nanti Nono tidak bisa mendengar suara Nana."

"Yang penting Nono tidak mendengar suara bising itu, dari pada mendengar suara Nana yang nanti akan beradu juga dengan suara mereka," ucap si pria yang lebih dominan cantik.

"Anak-anak tolong jangan mengeluarkan suara terlalu keras, nanti kelas lain akan terganggu." Ssaem yang sedang mengajar berucap.

"Kenapa wajah Nono sangat tampan? Nana sangat menyukainya." Bocah manis seusia Jeno itu bergumam seraya menatap wajah Jeno dalam.

Jeno yang tengah menutup kedua telinganya itu lantas berbicara, "apa Nana mengatakan sesuatu?" Tanya nya.

Jaemin menggeleng, tidak berniat memberitahu jeno bahwa Ia baru saja memujinya. "Tidak. Nana tidak mengatakan apapun," Katanya.

"Tapi tadi bibir Nana bergerak seperti mengatakan sesuatu." Jeno mencebikan bibirnya kesal, sebab jika saja Ia tidak menutup kedua telinganya pasti dia bisa mendengar apa yang Jaemin ucapkan.

"Sekarang Nono bisa menjauhkan tangan Nono dari telinga," Jaemin berucap seraya meraih kedua tangan Jeno untuk si jauhkan dari kedua telinganya.

"Anak-anak sekarang duduk yang manis dan waktunya bersiap untuk pulang." Ujar ssaem.

▒▒▒▒▒▒▒

Jeno dan Jaemin, kedua anak manusia itu tengah duduk di kursi panjang yang berada di depan gerbang sekolah. Keduanya sama-sama sedang menunggu orang tua mereka untuk menjemputnya.

"Nono," jaemin memanggil "Apa Na." Jeno menjawab.

"Nana senang sekali hari ini." katanya seraya mengayunkan kedua kakinya.

Jeno mengernyitkan alis, "Senang kenapa?" tanyanya.

"Tadinya Nana ingin bercerita pada Nono di kelas, tapi karena bising jadi Nana urungkan." kata Jaemin.

"Jadi sekarang waktunya Nana harus bercerita, jangan membuat Nono penasaran." Kali ini Jeno memaksanya bercerita.

"Sebentar lagi Nana akan mempunyai adik kecil, Eomma Nana sedang hamil dan di dalam perutnya sudah ada aegy." pria cantik itu memekik kegirangan sambil bertepuk tangan.

Let's Live Together • Jaeyong  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang