N

1.3K 180 30
                                    

Kakinya diselonjorkan pasrah diatas sofa panjang, menghadap jendela kaca yang telanjangi pemandangan senja diluar rumah. Tersenyum simpul, mengakui ke-brilianan Taehyun dalam merancang rumah mereka. Beomgyu betah sangat.

Novel yang tadinya dibaca penuh penghayatan, kini disingkirkan pada meja disisi kiri sofa. Perutnya perlahan membuncit kecil, diusap penuh kasih seraya tangan lainnya memegang gelas berisi susu.

"Udah 10 minggu aja usiamu dek, baik-baik didalem sana ya?"

Beginilah, rutinitas baru seorang Beomgyu. Terutama jika suasana rumah sepi, mengajak si jabang bayi mengobrol jadi suatu kegiatan super menyenangkan. Gyuhyeon sudah dijemput Yora, dan Taehyun belum jua pulang kerja.

"Mau tidur juga nanggung, udah sore. Ngapain enaknya nih?"

Berujung Beomgyu yang tenggelam dalam dunianya sendiri-menonton serial netflix.

<>

"Gyu, aku pulang."

"Heem, sana langsung mandi, udah aku siapin air anget. Habis itu makan, Tae."

Taehyun mengangguk sekilas, kemudian mencium puncak kepala sang suami mungilnya sebelum benar benar pergi ke kamar mandi.

Benar rupanya kata orang, disambut oleh orang terkasih lekas pulang kerja mampu kurangi persentase kelelahan. Ini buktinya, Taehyun jadi bersemangat lagi tatap wajah innocent Beomgyu.

"Kok masih banyak makanannya? Asepnya juga masih ngepul gitu, jangan bilang kamu belum makan?"

"Ee-ngga, itumah aku panasin lagi pas kamu bilang mau pulang lewat telfon tadi. Jadi aku buru-buru, aku udah makan, serius!"

"Jangan boong, hayo jujur? Dek, papa udah makan belum? Tuh kan, adek juga bilang kamu belum makan?!"

Beomgyu yang semula takut, kini mulai tertawa kecil.
"Tadi mau makan, cuman gak tau kenapa ga selera, Tae."

Badannya kembali di tegakkan setelah membungkuk sedikit demi menyapa sang anak, lantas Taehyun tersenyum maklum.

"Lain kali, paksa makan bisa? Susu doang engga cukup, sayang."

Lengannya melingkari pinggang Beomgyu, mencegah kalau saja si manis kabur.

"Maunya makan bareng kamu."

Sontak Taehyun tergelak, "Kenapa sih makin gemesin gini? Gyu, aku pengen remes pipimu, sumpah. Hamilnya yang lama ya biar manja terus, hahaha.."

"Bukan Taehyun namanya emang kalo nggak usil. Udah sana mandi, aku tunggu di meja makan."

"Yaah, baru aja manja-manjaan. Yaudah, tunggu bentar. Aku mandinya gak lama, janji."

"Iya, Ayah. Cepet ya, adek udah laper." Beomgyu bersuara menirukan suara seorang anak kecil, berlagak itu adalah jawaban dari sang anak.

Maka, gak butuh waktu lama buat Taehyun mencubit pipi Beomgyu gemas.

<>

Yora berjongkok di depan ruang operasi, senantiasa menunggu dokter keluar dengan penuh harap hasil yang keluar cukup puaskan hati.

"Tenang Ra, Gyuhyeon kuat. Pasti bisa lewatin operasi ini, okei? Jangan nangis,"

"Gabisa, hiks.. Kyuu, gabisa tenang. Hiks.."

Pinggang Yora di rengkuh erat, menyalurkan sedikit keyakinan supaya mampu berfikir positif. Jangan salah, begini-begini Changmin telah anggap Gyuhyeon seperti anak kandungnya sendiri.

Aura gadis kecil tersebut memang se-positif itu, mustahil ditampik.

Selang lima menit, beberapa dokter yang keluar dari ruang operasi berpencar pergi. Tersisa satu dokter yang melangkah menuju Yora serta Changmin.

"Ibu, maaf. Operasinya gagal, tekanan darah Gyuhyeon terlalu tinggi, ditambah pasien masih terlalu kecil buat bertahan di meja operasi. Sekali lagi, kami minta maaf sekali."

<>

Tengah malam, Beongyu terbangun sebab Taehyun yang mengguncang pelan tubuhnya. Ada yang janggal, meski keadaan kamar masih minim cahaya, Beomgyu menangkap mata Taehyun yang sembab.

Ada apa?

Seakan mampu membaca pertanyaan Beomgyu, Taehyun menjawab parau.
"Gyuhyeon, Gyu. Gyuhyeon, ayo ke rumah sakit."

Dengan otak yang bekerja keras mencerna kalimat Taehyun, Beomgyu diam membisu. Hanya mengikuti Taehyun menuju garasi-tanpa mengganti baju piyamanya.

Dalam kemelut otak, Beomgyu cuma tercenung menatap jalanan tengah malam. Membiarkan Taehyun menyetir kesetanan.

"Tae, Gyuhyeon, kenapa?"

Akhirnya, terjawab sudah saat mereka tiba di ruang operasi. Beomgyu menganga lebar, menyaksikan Yora yang kukuh menolak Gyuhyeon dibawa ke ruang jenazah oleh beberapa perawat.

Sedang Changmin berusaha mencegah Yora berbuat lebih. Taehyun akhirnya memberanikan diri masuk, mengabaikan pertikaian mantan istrinya bersama perawat.

Tangannya mengelus sayang wajah pucat nan membiru milik Gyuhyeon, nampak semua ini seperti mimpi.

"Hyeoni, kamu kenapa? Padahal, kamu kemarin masih main sama Ayah sama Kak Beomgyu. Katanya mau lihat dedek bayinya lahir, hm? Nanti biar kita kerjain bareng Mama Gyu, kamu kan janji mau manggil Kak Gyu mama? Bangun dong, Hyeonie? Bangun, ya?"

Begitu kacau, Beomgyu yang gak tahan akhirnya jatuh terduduk di samping Taehyun.

Dibelakang sana, akhirnya Yora berhasil di bujuk. Gyuhyeon segera dipindahkan ke ruang jenazah, pun rencananya akan dimakamkan ketika hari sudah siang.

"Taehyun, Yora pingsan! Bantu saya!"

Itu teriakkan Changmin yang menggema, menarik kembali kesadaran Taehyun yang tadinya melamun sembari jongkok memeluk Beomgyu lemah.

Bersambung.

Disini ada yang deobi nggak?

Oknum mas Ji Changmin/kyu kalo selca sering banget membuatku lupa diri akan Bapak Kang Taehyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oknum mas Ji Changmin/kyu kalo selca sering banget membuatku lupa diri akan Bapak Kang Taehyun

Ray Where stories live. Discover now