U

1.1K 164 55
                                    

Beberapa menit menegangkan sudah terlewat, Taehyun yang berjongkok di depan pintu ruang operasi terkejut oleh dokter yang sudah keluar berlumuran darah bekas bedah-membedah.

Membuka masker medisnya, lantas dokter itu tersenyum penuh ke arah Taehyun.
"Bayinya laki-laki. Selamat ya, pak. Operasinya lancar."

"Astaga, akhirnya.. Saya boleh masuk ke dalem, dok?"

"Mohon maaf, masih belum bisa. Pasien Beomgyu akan kami pindahkan dulu ke ruang rawat intensif, baru bapak bisa menjenguk. Bayi bapak sedang dibersihkan, nanti kalau mau menengok bapak boleh ke ruang inkubator. Saya permisi dulu, pak."

Taehyun bernafas lega, kembali berjongkok dengan wajah menengadah hadap langit-langit rumah sakit.

"Terimakasih, Tuhan. It's really big presents for us."

<>

Melalui kaca, Beomgyu tersenyum lemah diatas kursi roda menatap putra kecilnya yang amat kecil sedang menguap lucu. Sedikit mengalami perdebatan tadi dengan Taehyun yang melarangnya keluar dari kamar rawat inap, namun Beomgyu keukeuh ingin keluar dan bertemu dengan anaknya.

Taehyun agak khawatir, pasalnya Beomgyu baru saja sadar 3 jam yang lalu pasca operasi. Namun keraguannya seketika pudar, melihat wajah pucat Beomgyu berangsur memerah merona ketika beradu tatap dengan putra mereka. Oh, lihatlah. Taehyun rasanya harus mengabadikan momen ini, mengingat Beomgyu itu jarang sekali memasang ekspresi semacam itu.

"Adeknya kecil banget, kasian Tae. Tapi aku seneng, semuanya lancar. Aku bingung,"

Berjongkok agar sejajar dengan Beomgyu, Taehyun menyentuh bahu si manis yang terlihat lesu.
"Kang Beomgyu kan, hebat. Kamu aja kuat, pasti adek juga dong. Gak usah takut, ya? Adek gak kenapa-napa kok. Daripada itu, giman kalau kita bahas nama buat dikasih ke adek, hm?"

"Kamu ada usul, nggak? Aku kurang pinter bikin nama, Tae."

"Eum, apa ya? Moza, Kang Moza. Gimana, bagus ngga?

"Bagus, bagus banget malah. Hawii Moza!! Ini Papa, ada Ayah juga. Nanti, kalo Moza udah boleh keluar, kita jengukin Kak Hyeonie ya, dek."

Taehyun bangkit, lantas tersenyum mengamati Beomgyu yang antusias mengajak bayinya berbicara dari luar kaca pembatas.

"Makan dulu, yuk. Kamu belum makan malam. Ibu tadi udah bawain buah."

"Lah iya, Ibu kemana? Masih di kamar?"

"Nggak, tadi ijin pulang duluan. Urusan butik. Kamunya lagi tidur tadi."

Beomgyu manggut-manggut saja, yang terpenting Ibunya sudah tau kondisi anaknya ini. Jadi dia gak perlu repot memberi kabar.

Kursi rodanya di dorong santai, melewati beberapa lorong hingga tiba di kamar rawat inap Beomgyu.

Hari ini, Beomgyu bahagia luar biasa.

<>

"Taehyun, bekas jaitannya gatal."

Taehyun melotot ngeri, "Jangan digaruk! Nanti keluar nanahnya! Bentar, aku ambilin air anget dulu, buat kompres." Untung saja, Taehyun tadi sempat meminta tolong Yora membawa air hangat lewat pesan singkat.

"Gyu, aku mau tengok Moza dulu sebentar. Kamu kompres sendiri bisa kan?"

"Iku-"

"Udah malem banget ini Gyu. Kamu disini aja, aku gak bawa jaket. Udara diluar lagi dingin banget, sayang."

"Yaudah. Jangan lama-lama, nanti aku iri."

"Iri kenapa coba? Moza anakm-"

Beomgyu buru-buru menyela, "Sama kamu irinya aih, kamu enak bisa ketemu Moza semaunya, gak kaya aku. Ngapain aku iri sama anakku sendiri? Najis, narsis amat bos."

"Oh, kirain gara-gara gabisa berduaan sama aku, hehehehe.."

"Matamu!"

<>

Langkahnya melambat, Taehyun terkejut menangkap sosok Yora yang tengah menatapi anaknya dari sekat jendela.

"Belum pulang? Kukira udah, Changmin gak ikut?" Tanya Taehyun basa-basi.

"Karma itu, datengnya cepet banget, ya?"

Jelas, Tehyun melongo heran. Ditanya apa, malah balik tanya.

"Maksudnya?"

"Dulu, pasti kamu capek banget punya istri kaya aku. Gak becus jagain Gyuhyeon, bahkan sampe sekarang Gyuhyeon gak ada pun aku belum ngeluarin effort buat nyenengin putriku itu. Sekarang, kamu udah dapet kebahagiaan yang lebih besar, Hyun."

"Gak papa, Ra. Kamu juga pantes bahagia sama Changminmu itu, okay? Kamu bisa adopsi anak, persetan sama karma. Semua orang berhak bahagia, Ra."

Yora mengalihkan pandangan, merapatkan jaket yang dia kenakan. Lantas membungkuk penuh hormat. "Andai cara kerja dunia segampang yang tadi kamu bilang, Hyun. Udah jam segini, aku pulang dulu. Oh iya, selamat. Kali ini, kamu beneran jadi Ayah. Aku mohon, jangan lupain Gyuhyeon sekalipun udah ada anakmu yang baru. Titip salam buat Beomgyu, maaf udah pernah ngatain dia yang buruk didepan Gyuhyeon."

Taehyun bergeming, gak berekspetasi Yora bakal berubah sedemikian jauh berbeda.

Tapi, satu yang Taehyun pegang. Tentu saja, Gyuhyeon akan selalu tersimpan rapi dalam memori.

"Tanpa kamu minta pun, aku bakal selalu inget. Hyeonie putri kesayanganku Ra."

<>

"Gyu, dapet salam dari Yora. Katanya selamat, udah jadi papa."

Tubuhnya terduduk perlahan, bersandar pada bantal di kepala ranjang kasur rumah sakit yang lumayan tinggi.

"Tadi Yora kesini?"

"He'em, aku suruh bawain air anget."

"Hoalah, gitu."

"Gitu doang?" Cerca Taehyun gak terima, serius Beomgyu cuma bilang begitu?

"Ya aku kudu gimana? Asal kamu tau nih, dia tuh kemaren kasih aku peralatan bayi lucu sama susu hamil. Bareng Changmin pula."

Mulut Taehyun membulat, "Ooh, iyakah? Baik juga ya dia."

"Iih, Taehyun parah."

"Kaget aku, Gyu. Masa gak boleh? Lagian kamu kenapa baru bilang sekarang?"

"Ya maaf, lupa."

"Yi miif lipi, halah. Gih cepetan tidur, udah malem banget. Biar kamu cepet pulih juga, pengen cepet pulang kan?"

Seperti malam sebelumnya, Taehyun tidur di sofa besar samping ranjang. Sebelumnya, memastikan dahulu apa Beomgyu benar-benar sudah terlelap. Barulah Taehyun bisa merebahkan diri di sofa.

Merasa rindu, ponsel yang disimpan dalam saku, Taehyun keluarkan. Membuka galeri yang penuh akan foto Gyuhyeon.

Terang saja, Taehyun gak bisa berkata apapun saking rindunya. Tapi, dia harus bisa mengontrol emosi. Jika ia menangis apalagi di hadapan Beomgyu, ya sudah. Jadinya mereka menangis berjamaah. Berakhir ia yang selalu tatapi figura Gyuhyeon dalam ponselnya tiap waktu senggang. Kemudian tersenyum getir, mencoba menghibur diri.

"Ayah sama Papa Gyu udah bahagia banget sekarang, jadi Hyeonie juga harus bahagia disana. Janji?" Monolognya pada ponsel yang ia genggam. Gyuhyeon terlihat cantik dengan rambut di kuncir dua oleh Beomgyu di dalam foto.

Puas bersendu ria, Taehyun yang memang sudah lelah langsung tertidur. Membiarkan lampu ruangan menyala, tanpa usik tidurnya sepasang insan dalam kamar VIP tersebut. Masih ada hari esok yang jadi misteri, pun Taehyun bakal lapang dada menjalani.

Bersambung.

Awas aja lu pada, jangan sampe salah sebut jadi Mozarella y! Bye.. Dobel ap nh bosque, dapet apa aku? Aht aht aht aht (ketawa bapak-bapak).

Ray Where stories live. Discover now