Kertas Putih

11 1 0
                                    



    Hari – hari biruku sudah kembali seperti semula , tapi sayangnya hubunganku dengan kedua orangtuaku masih seperti kemarin , hanya adikku yang selalu mengabari keadaan mereka juga segala hal yang terjadi di rumah yang lebih banyak membahas tetntangku , namun sangat disayangkan adikku tidak mengerti dengan apa yang dibahas kedua orang tuaku itu . Kertas putih ini menggambarkan hari – hari aku telah kembali layaknya kertas putih. Semenjak kejadian antara bunda – dan aku , aku menjadi lebih dekat dengan Allah SWT , karena aku yakin Allah SWT pasti memberi jalan yang lebih baik.

"Aisha –chan tolong temani turis dari Prancis . Mereka menunggu di lantai 12 suits room ."

"Baiklah." Sekarang masih jamku bekerja di resort , bekerja dengan giat karena tadi baru saja aku mendapat ucapan semangat dari Kimiwa . Kimiwa bekerja sangat giat lebih dari aku , dia sampai lupa untuk makan juga istirahat , aku sangat kasihan padanya padahal ketika di Fukuoka dia terjauh dari sibuknya hari sekarang , Sebenarnya Kimiwa tak sepenuhnya pindah dari Fukuoka ke Osaka , dan dormnya pun masijh dapat dihuni , semua barangnya disana , Kimiwa memintaku untuk mengisi tempat tinggalnya , karena tempat tinggalku sudah hampir habis kontraknya dan tak tahu kapan akan menentukan tempat tinggal baru , jika aku memperpanjang kontrak aku tak mau karena memang aku tak berniat tinggal lagi di daerah lamaku ini tapi untuk sekarang disana saja.

...

   Untuk hari ini aku bekerja seharian penuh di resort dan pulang di malam hari , sebenarnya tidak terlalu malam tapi karena rasa lelahku lebih banyak menguasai tubuhku jadi aku merasa mala mini sangat malam sekali. Aku membayangkan bathup yang berisi air air panas penuh dan aku berada di dalamnya juga aroma bunga sakura yang khas mengisi hidungku , membayangkannya saja membuatku terbawa suasana . Akhirnya aku sampai di dorm, namun tetap saja aku tak jadi berendam karena saat aku selesai mandi ada yang mengetuk pintu dormku . Dengan cepat aku berpakaian , karena terburu- buru aku memakai setelan hoodie pemberian Kimiwa dan kerudungnya.

Treet

Pintu dormku terbuka memperlihatkan dua orang yang mebuat senyumku luntur.

"Assalamualaiku kak." Kata – kata bunda terngiah – ngiang di telingaku

"Eh waalaikum salam , bunda sama ayah ayo masuk ."

"Kak-."

"Ayah sama bunda lapar gak? Biare kakak masakin." Aku sebenarnya tak ingin memotong percakapan bunda , tapi hatiku belum siap mendengar apa yang mereka ucapkan . Aku segera menyiapkan makanan untuk mereka.

"Ayah , bunda , ini dimakan." Ketika aku akan menyendokan makanan bundaku berkata

"Kak maafin bunda sama ayah yah . Bunda cuman gak mau kakak kelamaan disini , kita tuh udah kangen banget sama kakak."

"Iya bun , sebelum bunda ngomong juga kakak udah maafin bunda sama ayah ."

"Tapi kak bunda sama ayah cuman pengen kakak pulang. Kakak pulang yah." Nafsu makanku hilang .

"Bunda , ayah . Kakak masih punya urusan disini. Kakak pasti pulang tapi nanti kan ada waktunya ."

"Nanti kapan kak?! Kalo bunda sama yah gak nyusulin kesini , kakak pasti gak akan pulang ke Indonesia ." Suasana mulai memanas

"Bunda kakak anak bunda ! kaka pasti pulang bun, tapi tolong ngertiin kakak buat sekarang." Aku berharap air mataku tak jatuh untuk saat ini , aku terdiam begitupun dengan kedua orang tuaku .

"Ngertiin kakak ?! kita udah cape terus ngertiin kakak ." Aku tertunduk lesu

"Kakak kita cuman gak mau kakak gak nikah aja." Ayah mulai angkat bicara

Impossible LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang