Makan malam kali ini aku ditemani keluarganya, sebenarnya semua makanan yang sekarang kita makan adalah hasil masakanku bersama Eomma nya. Aku senang saat kami bisa saling bercakap-cakap bersama.
"Wah ini sangat enak. " Ucap Appa nya
"Hem. Ini juga sangat enak. " Disambung oleh Jin
"Yeobo sepertinya kau harus sering memasak sekarang. " -Appa
"Ah ini buatan Eomma! Aku kira asisten rumah tangga yang membuatnya, pantas saja sangat enak. " Eomma tersenyum
"Oh Terimakasih, tapi setiap makanan yang kalian sanjung adalah buatan Aisha menantu kita dan calon istrimu. " Semuanya menatapku, terutama Jin yang menatapku dengan tatapan terkejut.
"Benarkah kau yang memasaknya? . " Sekarang dia malah bertanya
"Itu memang masakannya. Kenapa kau tak percaya?."
Eomma membelaku
"Aku pasti mempercayainya. " Ujar Appa
"Kenapa kau seperti ketakutan begitu saat eomma sebut ini masakan Aisha?. "
"Aku hanya merasa bangga kepada Aisha. " Setelah saling menuduh akhirnya kami bisa makan dengan tenang.Seusai makan malam aku diajak berkeliling rumah oleh Eomma , disaat berkeliling rumah besar itu akhirnya kami berhenti di suatu tempat yang hangat dan cocok untuk berbincang.
"Aisha, Eomma dengar kau kuliah di Jepang?. " Eomma bertanya saat kami sudah berada di ruangan itu , entah ruangan apa tapi ini sangat besar.
"Eomma benar, sebenarnya aku sudah lulus dan bekerja disana. ""Wah kau pasti sudah lama tinggal disana. Tapi apa pekerjaanmu disana maksud Eomma jurusan apa yang kau ambil?. " Tanya Eomma kembali
"Aku sudah 4 tahun lebih, sebenarnya mungkin belum terlalu lama, dan aku mengambil jurusan pariwisata akhirnya aku menjadi tour guide . " Jelasku
"Tour guide? Wah itu bagus sekali, berarti kau bisa bersosialisasi dengan banyak orang. " Aku tersenyum dalam hatiku berkata 'peluang bagus untuk untuk membuka hati sang mertua '.
"Yah begitulah, aku termasuk tour guide Internasional jadi harus banyak memahami bahasa asing. Oh eomma apa aku boleh tahu, kenapa eomma menyukai kehidupan sosial. "
"Kau hebat, dahulu cita - citaku juga ingin menguasai banyak bahasa. Hem kehidupan sosial adalah cara yang membuat semua orang sama, tidak ada perbedaan atau kesenjangan sosial. Oh apa hal yang membuatmu ingin bersosialisasi dengan banyak orang?. " Mengapa pertanyaannya seperti ini, padahal aku kan sosiopat.
"Sebenarnya aku bukan tipe orang yang mudah bergaul dengan banyak orang, tapi aku punya cara lain untuk menyapa semua orang di negaraku. "
"Eomma mengerti, seperti itulah yang eomma rasakan ketika Seokjin menjadi artis, kau tahu ruang lingkup gerak ku terbatas saat orang - orang mulai mengetahui aku eomma nya , eomma pun terkena dampaknya . Ah memangnya kau punya cara apa untuk menyapa mereka?. "
"Aku menulis buku tentang awal dari perjalananku saat memutuskan untuk kuliah di Jepang. "
"Wah sangat menarik, eomma ingin membacanya. "
"Tapi belum tersedia dalam bahasa Korea , jadi apa eomma mau membaca dengan bahasa Indonesia?. "
"Jika kau mau mengajarkan eomma bahasa Indonesia. " Kami tertawa, sebenarnya aku mengerti dari tatapan eomma, dia pasti sangat terkejut ketika melihat ku, dia pasti berpikir kenapa anak muda sepertiku bisa berpikir untuk segera menikah dengan anaknya.
"Ha! Aisya!. " Tapi ada seseorang datang yang membuat tawa kita terhenti
"Ah sepertinya Eomma harus tinggalkan kalian berdua disini. " Ketika aku akan berbicara tidak, tapi eomma sudah bangkit dari duduknya.
"Oh ternyata sedang bersama eomma. "
"Kau pasti tak ingin kehilangannya kan, tenang saja eomma tidak akan menculiknya darimu. "
"Aku malah takut eomma menculiknya. " Ucapan Jin membuat eomma tertawa
"Kau ini! Sudahlah sana. " Eomma berlalu sambil memukul bahu lebar seorang Seokjin.
"Ada hal apa?. " Dia menghampiriku
"Kenapa kau tinggalkan ponselmu? Banyak sekali panggilan keluar. "
"Panggilan keluar? Dari siapa? Kimiwa?. "
"Bukan , aku tadi melihat namanya 'Bunda❤' siapa dia? Kenapa kau memberikan emotikon love di namanya?. "
"Itu ibuku, aku memang memanggilnya bunda. " Dia mengangguk , saat memberikan ponselku ternyata bunda kembali menelpon.
"Assalamu'alaikum bun. "
"Waalaikumsalam, aduh kakak gimana kabarnya?. "
"Alhamdulillah baik bun, bunda?. "
"Alhamdulillah kalo gitu, bunda pasti sehat selalu, kakak kemana aja sih? Ngilang aja gak suka kabarin bunda. "
"Kakak ada kok bun , cuman akhir - akhir ini kakak sibuk. "
"Sibuk? Sampe lupa sama bunda sama keluarga? Emang kakak ada projek baru apa di kerjaan?. " Padahal aku sudah dipecat
"Enggak gitu sih bun, kalo kakak ceritain panjang banget, sekarang kayanya kakak gak bisa ceritain deh. Tapi kakak cuman mau bilang ke bunda kalo kakak udah ada calon. '
" Calon? Calon apa? Mantu? Ah yang bener kak, kakak bener gak boong kan?. "
"Kakak gak boong bun, nanti kakak kabarin lagi ya udah dulu. "
"Bener yah, nanti kakak harus kabarin bunda lagi, hayo jangan boong, kalo boong bunda bisa teror kakak. " Seram juga
"Iya bun kakak janjinya deh. "
"Janji lho!. "
"Iya wasalamualaikum bunda. "
" Waalaikumsalam kakak. "
Setelah sambungan terputus aku terdiam bingung apa yang harus aku katakan kepada bunda dan keluarga ku."Aisya." Aku melihat dia, ternyata dia ada disana, pastinya melihat ekspresi aneh ku
"Aisya sebenarnya aku mau meminta maaf kepadamu. "
"Minta maaf? Untuk apa? Kau menyesal berkata akan menikahiku?. "
"Tidak. Bukan itu yang aku ingin katakan, aku ingin meminta maaf karena saat tadi. "
"Oh aku kira kau menyesal berkata akan menikah denganku, saat tadi kapan?. " Dia menggaruk tenguknya terlihat sangat gugup, baru kali ini aku melihat seorang Seokjin sangat gugup
"Tadi saat aku menjemput mu, aku yang salah karena aku yang menjemput terlalu cepat, tapi malah sebaliknya aku yang memarahimu. "
"Oh tidak apa , aku tidak terlalu memikirkannya. "
"Sepertinya kita memang saling melengkapi. "
"Melengkapi? Dalam hal apa?. "
"Kau tahu di saat aku marah kau terdiam tidak saling berdebat. Itu seperti perpaduan yang sangat cocok. " Aku menahan tawa mendengarnya
"Terserah saja. "
"Aku benar kan? . " Aku segera berjalan keluar dari ruangan itu dan Jin mengikuti ku dari belakang
"Aisya! Jawablah, aku benar kan?. "
"Iya kau benar. Wah hebat. "
"Benarkah aku hebat?. " Aku mengangguk, saat ini dia seperti anak kecil dan aku tak bisa menahan tawa ku, apa dia bisa disebut pria 30 tahunan?. Hari ini aku berharap bahwa hari - hari seperti ini akan selalu datang kepada kami.
...............................................................
AKHIRNYA AKU BISA UPDATE LAGI, MAKASIH BUAT YANG UDAH BACA ❤❤❤❤ BYE BYE
Vote boleh kan gratis heheh
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible LOVE
Fanfiction--Ini berkisah tentang mahasiswi Indonesia sekaligus seorang muslimah yang berkuliah di Jepang menemukan cinta dan juga idolanya . menurutnya tak ada hal yang tidak memungkinkan jika kita yakin terhadap sesuatu.--- . . . . . . . . . . ENJOYING BUAT...