Kimiwa mengantarku saat aku akan menuju Airport , dia berpesan banyak kepadakku. Bahwa aku harus menjaga sikap dan tunjukkan sifat baikku dan yang paling penting bahwa aku tidak boleh bersikap dingin dan tidak peduli pada saat di depan calon mertuaku itu. Penerbanganku lancar , setelah kakiku menginjak tanah Korea Selatan aku merasa aneh . Sebenarnya ini bukan kali pertama aku kesini ,tapi ini kali pertama aku pergi kesini sendirian . Naomi Kim eonnie akan bertemu denganku di halte setelah aku naik satu bis dari Airport , aku tidak terlalu asing ketika berada disini , sekarang aku sudah berada di halte yang Naomi Kim eonnie maksud , ternyata disana aku tidak sendirian , disana ada sekelompok anak sekolahan jika di Indonesia mereka seumuran anak SMA . Aku tak terlalu memperdulikan kehadiran mereka aku hanya duduk dan memegang koperku juga melihat ponselku memastikan keberadaan Naomi Kim eonnie.
"Byeol-ah ppali!." Aku mendengar kumpulan anak perempuan itu berteriak memanggil temannya , aku tetap pada kegiatanku .
"YA! Ah chakgaman , geu sarameun dugguya?." (orang itu siapa?)
"Dia sepertinya buka orang Korea , sudahlah ."
"Hei lihatlah pakaiannya aneh , kepala kita maksudku rambut kita ingin diwarnai tapi dia malah menutpnya , aneh."
"Benar. Tapi kau tahu pakaian seperti itu sempat tren di Negara kita ."
"Hah jinjja-yo?."
"Tapi aku tak pernah melihatnya , kau salah sepertinya."
"Tidak salah , memang hal itu pernah terjadi . Waktu itu oppaku sampai bosan melihat teman kerjanya memakai pakaina seperti itu , dia tidak menyukainya ."
"Ih kau benar , lihatlah pakaiannya membuatku kepanasan , apa dia tidak gerah dengan pakaian seperti itu."
"Sangat tidak sesuai dengan style kita , benar kan?." Meski aku hanya terdiam tapi telingaku terus mendengarkan apa yang mereka akatakan , hingga akhirnya Naomi Kim eonnie datang dan memanggilku.
"AISHA-SSI."
"Oh eonnie , nan yogieso."
"Uh kau pasti sudah menunggu lama ?." Sambung Naomi Kim eonnie dengan bahasa Korea , aku membalasnya dengan bahasa Korea juga .
"Anniya , tapi lumayan cukup lama , gende eonnie bolehkah aku bertanya?."
"Tentu saja , apa yang ingin kau tanyakan."
"Ternyata orang yang suka sekali membicarakan orang lain ada juga di Korea yah? Aku kira disini tak ada orang'seperti itu'." Ucapku dengan nada penuh penekanan , kumpulan anak SMA itu terbatuk – batuk dan saling berbisik dan berkata ."Aish jinjja-yo!, geu saram jinjja!." (aish benarkah! Orang itu sungguh!)
"Oh kau baru tahu yah? Disini memang seperti itu , kehidupan aslinya tak seindah di drama."
Aku dan Naomi Kim eonnie tidak langsung datang kerumah keluarganya Jin , tapi kami lebih tepatnya aku beristirahta terlebih dabulu di rumahn ya Naomi Kim eonnie , rumah yang dimaksud adalah rumahnya sendiri bukan rumah keluarganya .
"Jadi kau akan bertemu dimana dengan Kim Seokjin?."
"Sebelum itu eonnie terimakasih sudah menemaniku , ah sepertinya dia akan menjemputku kesini."
"Tidak apa- apa aku juga tidak sibuk . Tapi benarkah dia tidak memintaku mengantarmu ke rumahnya ?."
"Tidak , dia bilang akan lebih aman jika aku naik mobil dari sini."
"Kau benar , tapi kapan dia akan menjemput ? kau harus bersiap- siap dahulu ."
"Dia akan menjeput sore , jadi masih ada waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible LOVE
Fanfiction--Ini berkisah tentang mahasiswi Indonesia sekaligus seorang muslimah yang berkuliah di Jepang menemukan cinta dan juga idolanya . menurutnya tak ada hal yang tidak memungkinkan jika kita yakin terhadap sesuatu.--- . . . . . . . . . . ENJOYING BUAT...