New life , New day

13 1 0
                                    



   Pagi sekali aku keluar dari dormku dengan langkan tergesa aku berjalan cepat menuju halte bis , tapi saat aku teringat kejadian waktu itu akhirnya aku pergi mencari taksi , ya meskipun dengan bayaran mahal tapi aku yakin ini akan membuatku aman sampai tujuan.

"Permisi." Seorang Ibu dan anak sekolah mengucapkan itu kepadaku , saat melewatiku tapi

"Ibu ! aku sepertinya kenal dia." Tidak . Jangan lagi , setelah mendengan kata itu aku segera berlari kencang , hariku masih belum aman. Apa dahulu aku pernah mengeluh ingin menjadi artis dan sekarang aku mengenai batunya seperti ini rasanya., sangat aneh sekali dam juga sangat merepotkan .

Apartemen Naomi Kim eonnie sebenarnya tidak terlalu jauh , tapi karena banyak sekali rintangan yang harus ditempuh jadi aku merasa sangat lelah. Hari ini aku sangat pusing sekali ketika sudah di depan pintunya .

Took!

Ketika pintu terbuka aku tidak ingat apa- apa.

...

"Aisha! Apa kau baik – baik saja ? , syukurlah kau sudah sadar." Aku sekarang terbaring di sofa panjang di apartemen Naomi Kim eonnie , sepertinya aku.

"Eonnie aku kenapa, apa aku menyusahkanmu?."

"Kau pingsan , tidak apa- apa kau pasti kecapean , sudah istirahat saja , nanti kita mulai kerja .Tapi apa kau sudah sarapan?."

"Belum."

"Kalau begitu ayo kita makan . Selama aku di Korea aku selalu sarapan dengan nasi."

"Akupun sama ."

"Baiklah , ayo kita makan." Kami mulai sarapan dengan nasi

"Apa kau bisa berbahasa Korea?.
"Sedikit."

"Baiklah kau harus melatih bahasa Koreamu , jadi mulai hari ini mari mulai berbahasa Korea , jika ada yang tidak tahu tanyakan saja ok!."

"Ah arraseo eonnie ." Kami tertawa

"Eonnie." Naomi Kim eonnie menatapku seperti berkata 'hah apa?'

"Apa eonnie keturunan Jepang?."

"Iya . Ibuku orang Jepang dan ayahku orang Korea , tapi aku lahir , tumbuh , dan besar di Korea . Aku juga tidak pernah mengenal Jepang."

"Tidak pernah mengenal? Maksudnya bagaimana?."

"Keluargaku tidak pernah mengenalkanku dengan Jepang kepada anak –anaknya , walaupun kami berlibur ke luar negeri tai tetap kami tidak diperbolehkan ke Jepang . Aku pun berkulian disini dengan perjuangan yang sangat besar , dan diantara saudara – saudaraku hanya namaku yang berbau Jepang , mungkin karena aku anak terakhir ."

"Jadi eonnie?."

"Aku sangat penasaran dengan Jepang . Sebenarnya karena ketika tinggal di Jepang ibuku memang sudah tidak memiliki orang tua , hanya tinggal saudara – saudaralah yang ibuku miliki , ibu berjuang sendirian namun sayangnya keluarganya itu tidak pernah menganggap ibu , hingga sampai sekarang ketika ibu pindah ke Korea , mulai saat itu dia tidak pernag membahas lagi Jepang , sama saja ayahku pun." Aku mengangguk , pasti berat jika menjadi ibunya bahkan yang aku rasakan tidak seberapa.

"Tapi eonnie apa orang tua eonnie marah ketika tahu eonnie akan berkuliah kesini?."

"Marah. Tapi ini adalah keinginanku , cita – citaku orang tuaku btak bisa melarangnya , mereka memperbolehkannya meski ibu meras sangat sakit hati ." Aku kembali teringat kisahku , ketika bunda tiba- tiba datang ke Jepang dan meintaku untuk segera pulang , ah semakin memikirkan itu semakin merasa bahwa keputusanku salah untuk berkuliah disini. Se,ua hal uang terjadi seakan teguran keras dari Allah SWT , agar aku kembali berbakti kepada kedua orang tuaku , terutama bundaku.

Impossible LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang