Bab #25 Pentas Seni

42 3 0
                                    

Merindukanmu adalah jalan yang aku sukai daripada harus melupakanmu.
-Raflan

❄️❄️❄️

Masih pukul 6 pagi, tetapi mereka sudah disibukkan dengan berbagai persiapan pentas seni yang diadakan hari ini.

Hilir mudik para siswa bergerak untuk mempersiapkannya. Ada yang sedang mengetes speaker, ada yang menata bangku dan ada pula yang berteriak memerintah ini itu. Sungguh pagi yang menyibukkan.

Disisi lain, Landa kini tengah bersiap-siap bersama team marchingnya. Dengan make up yang terlihat natural, mayoret sekolah itu kini terlihat sibuk memainkan tongkat ditangannya. Meski latihan mereka sudah sangat sangat matang, tetap saja tampil dimuka umum akan membuatnya grogi apalagi tampil pertama. Ya, marching band ditunjuk sebagai pembuka acara pensi di SMA PELITA JAYA.

Detik pun berjalan berganti menit, hingga tak terasa kini persiapan telah selesai dan pensi pun akan segera dimulai. Barisan marching band pun sudah menempati posisi mereka masing-masing. Degup jantung yang tak lagi bisa dikatakan pelan pun kini menaungi mereka.

"LANDAAA SEMANGATTTT" teriak 5 orang scara bersamaan, yang tak lain adalah sahabat-sahabat Landa.

Gadis yang diteriaki pun hanya tersenyum simpul. Berkali-kali ia menarik napasnya pelan, menetralkan rasa gugupnya. Meski sudah beberapa kali mengikuti lomba dan menang. Nyatanya, gugup tetap akan hadir seberapa besar pun pengalamannya.

Terlihat sekolah sudah penuh akan siswa siswi, para guru dan juga alumni dari sekolah ini. Kepala sekolah pun sudah siap untuk memulai acara spesial yang setiap tahun dilaksanakan disekolah ini. Dengan membawa gunting ditangannya, Pak Bagas–sang kepala sekolah SMA PELITA JAYA memotong pita merah muda yang membentang dihalaman sekolah sebagai peresmian dimulainya acara ini.

Tepat setelah pita terpotong, bunyi dentuman drum dan suara terompet dari penampilan marching band pun terdengar. Suara riuh penonton yang memuji penampilan itu pun tak kalah keras. Semua menikmati acara itu, kecuali seorang laki-laki yang sedari tadi menatap dalam salah seorang pemain marching.

❄️❄️❄️

"Gila, lo keren banget Lan tadi" puji Alex saat penampilan marching kini sudah berganti dengan lomba puisi antar kelas.

Gadis yang dipuji itu kini tengah duduk sembari meminum botol air yang tadi disodorkan Windy padanya. Teguk demi teguk terasa menyegarkan tenggorokannya. Rasa gugup tadi pun sudah terganti dengan rasa puas dan bangga.

"Marching sekolah kita emang top dah" sahut Kayla diselingi dengan dua jempol yang mengarah ke depan.

"Valid si. Apalagi cakep cakep isinya, bening ey" kekeh Alex saat mengatakan hal tersebut.

"Yeu otak lo mah yang gituan lancar" dengus Widya kesal.

"Si Bayu mana? Jadi babu lagi?" Tanya Landa sembari terkekeh geli.

"Yoi taulah pak ketos gimana hahaha" ujar Windy dengan gelak tawa.

Sejujurnya mereka merasa prihatin dengan nasib sahabat mereka yang satu itu. Dia sangat sibuk, hingga bahkan untuk minum air pun tak sempat. Disaat sudah begitu, kelima sahabat ini lah yang mengingatkan Bayu untuk istirahat sejenak atau setidaknya meminum seteguk air.

Mereka pun tertawa membayangkan bagaimana sibuknya Bayu apalagi menghadapi Pak Halim–guru pengurus osis yang terkenal akan kebawelannya yang khas.

Saat tengah asyik berbincang, mereka pun dihampiri beberapa siswa laki-laki yang sepertinya adalah adik tingkat mereka.

"Kak Landa, boleh foto bareng ga?" Tanya salah satu siswa itu yang terlihat em. . Cukup manis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAFLAN : Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang