Bab #17 Bintang

208 17 5
                                    

Ketahuilah bahwa perasaan memang tak sederhana seperti satu tambah satu sama dengan dua. Bahkan ketika disamakan dengan bintang malam yang gemerlap dilangit pun tetap tak terkira, sebab rasa bukan rumus matematika. Perasaan tetaplah perasaan yang tak bisa digambarkan dengan apapun.
-Bayu

⭐⭐⭐

Siap-siap gue jemput.

Pesan singkat yang dikirim Bayu membuat Landa langsung bangkit dari kegiatan rebahannnya. Dahinya mengeryit. Ada apa Bayu menjemputnya jam segini?

Ia pun melirik jam bundar didinding kamarnya. Jarum pendek  menunjuk pada angka 7 sedangakan jarum panjangnya berada pada angka 8. Gadis itu pun mendengus pelan.

Segera saja ia beranjak dari kasur dan menuju kamar mandi untuk mengganti baju. Bodoh, jika ia akan keluar dengan baju tidur bergambar beruang itu.

Selesai dengan ritual bajunya, ia pun hanya memoleskan bedak bayi pada wajahnya. Lalu, bergegas turun untuk meminta izin pada keluarganya.

Sampai pada anak tangga terakhir, ia terkejut dengan kedatangan laki-laki dengan tampang dingin itu.

Laki-laki itu sibuk berbicara dengan kakak pertamanya. Entahlah, satu sahabatnya itu sanagt betah bila berlama-lama dengan Revan.

“Bay, mau ngapain si malem-malem?” ucap Landa sedikit kesal lalu duduk disamping kakak tercintanya itu.

“Cari bahan hias kelas. Gue ga bisa besok”  jawab Laki-laki itu dengan santai.

Laki-laki dengan kaus putih dan kemaja hitam itu pun bangkit dan menarik tangan Landa. Tak lupa mereka berpamitan dengan Revan.

Bayu tadi sudah meminta izin Revan dan Revan pun mengizinkannya karena sudah sangat kenal dengan Bayu.

“Buset pak ketu, santuy dong” ucap Landa dengan sebal lalu melepaskan tangannya dari tarikan Bayu.

Entahlah, sepertinya mood gadis ini benar-benar buruk. Segera saja ia berjalan mendekati motor besar milik sahabatnya ini dan langsung mengenakan helm yang memang sudah disiapkan Bayu.

Tanpa banyak bicara lagi, Bayu segara naik keatas motornya diikuti Landa. Ia pun menancapkan gasnya menjauhi gerbang Mansion Keluarga Rames.

Dalam perjalanan pun, Landa tidak banyak bicara. Berbeda dari biasanya, gadis itu akan berceloteh sepanjang jalan, membahas segala hal yang ia lihat dijalan. Rasanya seperti ada yang kurang ketika gadis ini menjadi pendiam.

Hingga sampailah mereka disebuah toko yang menjual berbagai aksesoris dan hiasan-hisan cantik.

Bahkan bunga dan boneka pun dijual disini. Hanya satu yang tidak dijual oleh toko ini yaitu pacar Ahahahahha...

---Lupakan---

“Lo cari kesana, gue kesana. Cari apa ajalah yang bagus buat kelas” titah Bayu sembari menunjuk ke arah yang dimaksud.

“Gamau ah, ikut lo bae. Mager gue. Buru dah” jawab Landa malas lalu mendorong bahu Bayu pelan.

Menyuruh laki-laki itu untuk jalan terlebih dahulu.
Bayu pun memutar bola matanya malas. Berjalan kearah tempat-tempat yang menyediakan pernak-pernik hiasan dinding.

RAFLAN : Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang