Bab #1 Aku dan Kamu

563 36 1
                                    


Aku dan Kamu

Apakah tercipta untuk bersama ?

atau hanya bertemu untuk sementara ?

-Rafan

***************************************


Rafan's House

"Arghhh...." decak laki-laki itu sembari mengacak rambutnya hingga berantakan. Mata coklat laki-laki itu pun terbuka sembari menampilkan raut wajah frustasi.

Tok.. Tok.. Tok

Ketukan pintu memecah lamunan laki-laki tersebut. Pintu itu pun terbuka dan menampilkan wajah manis dari seorang wanita paruh baya yang langsung menghampiri putranya itu.

"Rafan masih mikirin soal perjodohan itu?" tanya wanita itu dengan lembut sembari mengelus kepala anak laki-lakinya itu.

"Hmmm.." hanya deheman yang ia keluarkan untuk menjawab pertanyaan Wanita disebelahnya.

Laki-Laki itu adalah Rafan Deiswarya Madison, Putra satu-satunya dari keluarga Madison. Oh tidak, bukan satu-satunya, karena sebenarnya keluarga Madison mempunyai putri kecil yang sangat manis bernama Refana Aishwarya Madison , namun sayang gadis kecil tersebut harus menghadap Tuhan lebih dulu karena kecelakan hebat 3 tahun lalu.

"Rafan harus tau mommy sama daddy cuma mau yang terbaik buat Rafan. Mommy sama Daddy ga mau Rafan salah pilih. Percaya sama pilihan kami. Dia wanita yang cantik, pintar, dan mandiri juga walaupun terkadang sedikit manja sih hihihi" kekeh Dera - mommy Rafan

"Bukan masalah dia cantik atau pintar mom. Mommy bilang umur dia masih 16 tahun, ya kali mom bahkan lulus SMA aja dia belum. Lagian Rafan juga ga mau nikah dulu, bahkan skripsi Rafan belum selesai" jelas Rafan dengan nada frustasi. Bukan apa, ia hanya tidak bisa untuk kembali membuka hati. Masa lalunya yang pahit membuat ia dengan paksa menutup hatinya rapat-rapat.

"Fan, mommy cuma mau liat kamu nikah sama orang yang mommy udah percaya. Kamu tau kan akhir-akhir ini penyakit mommy sering kambuh. Mommy cuma ga mau meninggal sebelum liat kamu menikah. Tolong mengerti Fan" jelas Dera.

"Mommy ga usah ngomong gitu, Mommy pasti sembuh. Okey Rafan setuju sama perjodohan ini, tapi kalau dia menolak perjodohan ini. Mommy ga akan maksa Rafan atau dia buat lanjutin perjodohan ini, Gimana?" tanya Rafan pada Mommynya itu.

Seulas senyum terukir pada wajah wanita itu, "Iya, Mommy setuju. Tapi Mommy yakin dia ga bakal nolak. Dan ya satu lagi Minggu ini kita akan pergi ke rumah Keluarga Rames untuk makan malam bersama dan juga membahas tentang perjodohan kalian. Mama ke kamar dulu ya, kamu tidur gih udah malam" ucap mommy Rafan sembari mengecup kepala putranya itu, lalu berjalan keluar menuju kamarnya.

"Ah shit.. frustasi gue" ucapnya sembari mengusap wajahnya dengan kasar. Rafan pun melangkahkan kakinya kekamar mandi untuk membasuh wajahnya, setidaknya  rasa sejuk dari air mengalir itu dapat membuatnya melupakan persoalan hari ini.


*******************

Landa's House

"I love it when you call me senorita

I wish I could pretend I didn't need ya

But every touch is ooh la la la

It's true, la la la.........", 

"Berisik lo nyet, buruan turun yang lain udah pada nungguin, Lo disini malah ngamen" , Landa pun menghentikan nyanyiannya karena suara laknat abang keduanya itu yang tiba-tiba sudah berdiri depan pintu.

"Ye monyet teriak monyet lo, Ga bisa apa ya liat adiknya bahagia bentar doang elahh..." sahut gadis itu sembari merapikan rambutnya dan bergegas mengambil ransel kesayangannya.

"Emang lo adik gue?" tanya bang Abi  dengan tampang yang sok polos, "Gatau! Serah! Bodoamat ! Gelap!" teriak Landa yang bergegas turun meninggalkan abangnya sendirian.

"Ye bajigur, gue ditinggal", dumel laki-laki itu sembari menyusul turun adik kesayangannya itu.

Sampai didepan meja makan ternyata semuanya sudah berkumpul, "Morning ma, pa... Morning Bang Rev" sapa Landa pada semuanya.

"Lo ngapa ninggalin gue sih? Jahat bener" ucap Abi yang baru saja mengambil tempat duduk dihadapan gadis berambut pendek sebahu itu.

"Suka-suka gue dong.." tukas gadis itu sembari mengoleskan selai coklat kesukaannya pada roti yang sudah disiapkan oleh mamanya itu.

"Udah dong, masa pagi-pagi gini udah bertengkar. Udah ya Landa ga usah dengerin abangmu itu", lerai sang mama.

"Iya ma, Wleee..." ejek Landa pada sang kakak. "Landa jangan memulai lagi" ucap sang papa yang sedari tadi hanya diam menyaksikan.

Ahirnya semua pun makan dengan tenang meski masih terjadi sedikit perdebatan kecil. "Oh iya, Lan kamu mau kemana?" tanya sang mama yang baru saja menyadari bahwa putrinya itu sepertinya akan pergi.

"Hemm,, itu tadi Pak Rudy telpon katanya anak marching disuruh kumpul ma. Padahal ya Landa itu pengen tidur seharian, baca novel, hufttt...." celoteh Landa sembari sibuk mengobrak-abrik tasnya.

"Aduhhh, ini hp Landa kemana? Perasaan tadi udah Landa masukin deh" tanyanya sembari mengetukkan jari diatas meja. "Ck kamu itu kebiasaan ya, udah coba cek kekamar siapa tahu masih ada di kamar" jawab mamanya, Landa pun berlari menuju kamarnya untuk mencari hpnya.

"Hadehh, bingung gue punya adik macem dia cepet amat pikunnya. Yaudah ma, pa, bang Rev, Abi berangkat kuliah dulu ya, Assalamualaikumm" pamit Abi sembari melangkahkan kakinya keluar dengan tangan yang memainkan kunci mobil.

"Waalaikumsalaam.." jawab ketiganya serempak. Tak Lama, turunlah Landa dari kamarnya setelah menemukan barang yang dicarinya itu. "Bang Bi, hayukk berang~" perkataannya terhenti sebab sosok yang dicari tidak ada disana.

"Lohh, ma pa Bang Bi mana?" tanya gadis itu dengan wajah kebingungan. "Udah berangkat, kenapa?" tanya sang papa sembari merapihkan dasinya kembali.

"Yahh, terus Landa berangkat bareng siapa?. Mana udah mau telat lagi. Isss si Babi pake ninggalin gua segala lagi", gerutu Landa sembari menghentakkan kakinya.

"Kamu berangkat sama Abang aja, Ayo", ucap Revan setelah sedari tadi hanya diam menyaksikan dan bangkit menuju garasi. "Uhhh, bang Rev emang dabestttt. Yaudah ma pa, Landa sama bang Revan berangkat dulu ya, Assalamualaikum", pamit Landa yang kemudian menyusul Abangnya yang sudah berada di dalam mobil.

"Waalaikumsalamm... yaudah ma, Papa juga berangkat kerja dulu" ucap Valdo pada istrinya itu sembari mengecup kening sang istri. "Yaudah, hati-hati ya pa.."

Setelah kepergian ketiga anak dan suaminya, Yona pun mulai merapikan piring-piring bekas sarapan keluarga kecilnya dengan di bantu oleh beberapa pelayan. Rumah itu tampak sepi setelah ditinggal oleh peramainya meski ada banyak pelayan dirumah itu. Putri bungsu dan Putra kedua dari keluarga inilah yang paling sering meramaikan suasana siapa lagi kalau bukan Landa dan Abi, ditambahkan sikap cuek dan dingin dari Putra Pertama-Revan dan Suaminya-Valdo, maka bisa dipastikan bahwa rumah ini tidak akan pernah membosankan.

********************************************************************************************

Hy guys... 

Gimana sama part ini? Kurang Feel? atau gimana?

Komen kritik dan saran yaa....

Dan jangan Lupa Like jugaa<3......

Have Fun and Happy reading.........

RAFLAN : Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang