Bab #19 Dia lagi

160 13 4
                                    

Seberapa keraspun kamu menghindar, aku akan tetap berusaha mendekatimu
-Rani

🦋🦋🦋

“Gimana si Landa, Bi?” tanya seorang laki-laki dengan model rambut Quiff itu.

Yang ditanya pun hanya menggelengkan kepalanya. Tanda bahwa ia pun tidak tahu bagaimana. Netra biru mudanya melirik laki-laki yang tengah duduk sembari melamunkan sesuatu.

Mereka berempat kini tengah berkumpul dikantin kampus yang terlihat sedikit sepi.

Alvian yang sedang ada kesibukan pribadi tidak bisa ikut berkumpul bersama keempat temannya.

“Rencana lo apa?” tanya Leon dengan tampang seriusnya.

Tidak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut laki-laki itu. Hingga teman-temannya yang melihat pun hanya bisa mendengus pelan melihat kepasrahan sahabatnya itu.

“Bro, berpikir jangan diem doang. Ga guna” tegur Mark sembari menepuk pelan bahu Rafan.

“Gue bing-“ ucapannya terhenti ketika melihat seorang gadis dengan rambut blonde datang menghampirinya.

Dengan jaket denim warna navy, gadis itu datang membawa wajah bahagianya menghampiri teman-teman nya yang sedang duduk berkumpul. Ia kemudian duduk disamping Rafan.

Pandangan heran dilontarkan oleh Rafan dan kawan-kawan yang melihat kedatangan orang itu.

Dia lagiii” batin Leon kemudian memutarkan bola matanya malas.

“Ngapain lo disini, boneka kampang?” sarkas Abi dengan wajah yang kentara sekali tidak suka.

Gadis itu pun tidak peduli pada pertanyaan laki-laki bule itu. “Fan, aku kuliah disini loh”

Semua yang mendengar pun terkejut. Terlebih Rafan, ia benar-benar sangat terkejut dengan berita yang dibawa oleh masalalunya itu.

“Ngemis cinta banget sih lo” ketus Leon yang kemudian bangkit meninggalkan kantin itu.

Mark dan Abi pun langsung bangkit menyusul kepergian Leon tanpa berpamitan pada Rafan.

Rani yang melihat kepergian teman-teman Rafan pun berusaha tidak peduli. Gadis itu tetap memasang senyum manisnya. Hingga bangkitnya Rafan membuat gadis itu heran.

“Mau kemana?” tanyanya sembari menarik jaket hitam Rafan.

“Pulang” jawab Rafan singkat. Lalu, kembali melangkahkan kakinya. Langkahnya pun tertahan lagi karena gadis itu.

“Aku ikut, boleh?. Papa ga bisa jemput” pinta Rani dengan nada memelasnya. Gadis itu memasang wajah lugunya yang menjadi kelemahan bagi Rafan sejak dulu.

Laki-laki itu pun menarik nafasnya kemudian mengangguk. Berjalan menuju parkiran kampus dengan diikuti Rani dibelakangnya. Tanpa mereka sadari, seseorang tengah memperhatikan mereka.

🦋🦋🦋

“Lan, kapan latihan?” tanya Alex sembari menyamakan langkahnya dengan gadis berambut sebahu itu.

“Besok aja gimana?” ajak gadis itu sembari membenarkan tali tasnya.

Alex pun mengangguk setuju dengan ajakan itu. Kemudian laki-laki itu mengeluarkan ponselnya ketika benda itu bergetar pelan disakunya.

“Yo Lan gue duluan yak. Nyokap minta jemput” pamitnya sembari menepuk pelan kepala sahabatnya itu.

“Iss, sono” decak pelan gadis itu sembari menghalau tangan laki-laki turunan Filiphina-Inggris-Indonesia itu.

RAFLAN : Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang