Bab #11 Makam

319 20 0
                                    

Setiap kali aku mengingatnya, Kesedihan itu kembali memenuhi diriku.

-Rafan

*********

Disebuah rumah kecil terdapat lima orang laki-laki yang sedang berunding menyusun rencana. Rumah itu sudah sejak lama mereka klaim menjadi basecamp geng Poison.

Meski, kini pasukan Poison sudah mereka bubarkan tetapi tempat itu masih mereka jadikan tempat berkumpul.

Tak jarang juga bahwa seluruh pasukan Poison - Ah lebih tepatnya mantan pasukan Poison mengadakan reuni atau hanya sekedar berkumpul bersama disana.

"Apa rencana lo?" Tanya Abi dengan suara dinginnya.

"Gue harus ngalahin dia" ucap Rafan dengan lantang sembari menatap kedepan dengan tajam.

"Caranya? Lo tau kan dia selalu punya cara buat ngalahin lo?" Tanya Mark sembari mengerutkan keningnya.

Semuanya tampak berpikir dengan serius. Hingga akhirnya si ahli dalam membuat rencana pun angkat bicara.

"Gue punya rencana" ucap Abi tiba-tiba diiringi dengan senyuman menyeringai yang mampu membuat siapapun takut.

"Apa?" Tanya Al dengan sangat penasaran.

Abi pun menjelaskan rencana yang ia susun dengan rinci. Semua yang mendengar pun menganggukan kepalanya tanda paham akan penjelasan laki-laki beralis tebal itu.

"Kerenn gilaa.. Ahahaha emang ya Bi kalo urusan kayak begini Lo emang ahlinya" puji Al sembari bertepuk tangan membuat semuanya yang ada disana tertawa.

Suasana pun kembali ramai karena tawa mereka. Tidak ada lagi suasana mencekam akibat tatapan dingin dari lima laki-laki itu.

Hingga akhirnya Abi pamit untuk menemui kekasihnya. Kemudian mereka pun juga memilih untuk pergi meninggalkan tempat itu.

❄️❄️❄️

Hari pun berganti sore, sudah saatnya untuk Rafan menjemput gadisnya itu. Ya, entah sejak kapan ia sudah mengklaim bahwa gadis berambut sebahu itu adalah miliknya.

Gadis Bodoh is calling...

Rafan tersenyum ketika melihat nama yang tertera pada ponselnya itu. Segera saja ia mengangkat panggilan itu.

"Halo"

"Kak Rafan"

"Iya Lan. Tunggu sebentar aku lagi otw"

"Oh okey. Tapi kakak tunggu bentar dulu ya didepan. Anak marching lagi dikumpulin sama Pak Bulet"

"Pak Bulet? Siapa?"

"Iya ada nanti aja Landa cerita. Yaudah kak bye. Hati-hati dijalan"

Tutt..

Panggilan pun terputus membuat Rafan terkekeh melihat tingkah laku gadis itu. Segera saja ia masuk kedalam mobilnya dan bergegas menjemput sang tuan putri.

Saat sedang fokus menyetir, ponsel Rafan bergetar menandakan sebuah pesan baru saja masuk.

"Gino?" - batinnya dalam hati ketika melihat siapa si pengirim pesan tersebut. Rafan pun membuka pesan dari rivalnya itu.

RAFLAN : Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang