b.

15.9K 1.2K 57
                                    

kebebasan jay untuk menikmati dunianya ternyata hanya sementara

ayahnya yang mengetahui jika putranya itu sering membolos masuk kelas dan lebih memilih masuk ke kelas seni

ia marah besar karna jay menganggap remeh kuliahnya, karna bagaimana pun itu adalah modal untuk menggantikan dirinya saat pensiun nanti.

"kau pikir bisa seenaknya menentukan hidup?!" teriak tuan park pada jay yang berdiri dihadapannya

"aku hanya ingin melakukan apa yang ingin ku lakukan ayah" ujar jay membela diri

"melakukan apa?! melukis? kau pikir dengan melukis kau bisa membangun perusahaan sebesar ini?!''

jay tidak bisa mengucapkan satu kata pun

"jika bukan karna ibumu, aku tidak mau ambil pusing melihat kelakuanmu yang semakin hari semakin tidak bisa diatur itu!!"

"jangan bawa-bawa ibu! ini kulakukan dengan kesadaran ku sendiri!"

tuan park menertawakan pembelaan jay

"baik! kau boleh melanjutkan kuliah, dan hobi melukismu! tapi jangan tinggal bersamaku!"

jay tersentak mendengar ucapan ayahnya.

ayahnya tidak main-main kali ini, ia bahkan tega mengusir jay, putra kandungnya sendiri
























ingin sekali jay berteriak keras saat ini.

jika saja ia bisa menghidupi dirinya sendiri tanpa bantuan ayahnya.

tapi wajah dan pesan ibu nya membuat jay menahan amarahnya

"aku akan tetap melanjutkan kuliah manajemen, tapi jangan paksa aku berhenti untuk melukis! jadi aku keluar dari rumah!" putus jay dan langsung meninggalkan tuan park yang langsung berteriak

"JAY !! haishh.. anak itu benar-benar keras kepala!" teriaknya lagi saat jay sudah jauh








.....







dikampus



"carikan aku rumah kontrakan yang murah!" perintah jay pada jake dan sunghoon yang sedang asik bermain bola basket

"buat apa? ingin tinggal dengan kekasih baru mu? woahh gerakan mu sungguh cepat jay" tanya sunghoon

"benarkah? siapa orang yang tidak beruntung itu?" tanya jake dengan nada mengejek

jay melempar keduanya dengan botol minuman yang ia pegang

"dasar kalian! aku keluar dari rumah" ujar jay

jake dan sunghoon berhenti bermain basket dan langsung mendekat pada jay

"apa kau bilang? keluar dari rumah?" tanya jake memastikan

"keluar dari rumah? atau kau diusir ayahmu?" tambah sunghoon

"ceritakan jay" rayu jake

"ayah tidak setuju dengan hobi melukisku,  jadi ku buat keputusan akan tetap melanjutkan kuliah, tapi jangan mengganggu kegiatan melukisku, jadi aku keluar dari rumah" urai jay

jake menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal, ia heran dengan keputusan jay yang tidak berpikir panjang dalam memutuskan sesuatu

anak itu selalu mengikuti kata hatinya meski itu kadang menyusahkan dirinya dan orang lain

"kau sadar apa yang sudah kau lakukan jay?" tanya jake tidak yakin

jay mengangguk yakin, sunghoon meraih bahu jay

paint my love (jaywon/jongwon)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang