"untuk apa mencariku disini?" gerutu jay datar
"aku sudah menulis ulang catatan mu yang tertinggal" ujar nana sambil membereskan makalah yang sudah tersusun rapi ditangannya.
jay menatap nana bingung, perasaan ia tidak pernah menyuruh wanita ini untuk melakukan itu
"jake yang memberikannya padaku" jawab nana seolah tau apa yang dipikirkan jay
jay menghela nafas kesal
"dasar jake kurang ajar" umpat jay dalam hati.
ia cuman meminta difoto copy, bukan ditulis ulang seperti ini.
apalagi menyuruh kim nana yang melakukannya
"ya udah kalo gitu, terima kasih" ujar jay ogah-ogahan
"sebagai upahnya, oppa harus menemaniku makan siang sekarang" pinta nana tersenyum penuh harap
jay menghela nafas sekali lagi, dilihatnya tubuh jungwon yang sudah menghilang dari pandangannya.
sebenarnya ia tidak mau lagi berdekatan atau berurusan dengan nana, namun gadis ini semakin hari malah semakin agresif dan tidak terkontrol
jay tidak ingin lagi memberi luka lagi dengan memberi harapan pada nama dengan bersikap manis seperti dulu.
dulu jay mendekati nana hanya karna fisik dan kecantikannya semata.
ia sama sekali tidak memiliki rasa apapun pada gadis yang hobi memakai rok mini ini.
kini ia menyesal karna terus memberi harapan dan rasa palsu pada setiap orang yang akan ia dekati.
huh...
tapi, sebagai rasa terima kasih, jay pun mengajak nana kekedai makanan yang menjual makanan khas musim panas.
ada samyetang, atau sup ayam ginseng, berisi ayam muda yang diisi beras ketan dan direbus dengan kaldu ginseng, disajikan dingin disebuah mangkuk berisi irisan timun, pir korea, dan telur rebus.
nana tampak menikmati makannya dengan gembira.
dalam hati, ia merasa tidak sia-sia karna semalaman ia terjaga untuk mengerjakan tugas milik jay, melihat orang yang dicintainya menemani makan saja sudah menjadi hadiah terindah baginya
nana tidak perduli bagaimana perasaan jayo padanya, yang paling penting ia bisa memisahkan jay dengan patung hidup yang kini menjadi saingan utamanya itu.
ini kedua kalinya ia melihat jay berbicara serius dengan orang lain saat setelah mereka pisah.
awalnya nana tidak perduli pada jungwon sama sekali, karna dilihat darimana pun jungwon kalah telak darinya.
nana yakin jay-nya tidak akan tertarik pada anak itu, karna tidak ada yang bisa dibanggakan dalam diri jungwon.
namun...
sekarang nana tidak bisa merasa tenang lagi.
....
"kenapa tidak makan?" tanya nana karna melihat jay hanya memesan es cappucino saja
"tidak berselera" jawab jay cuek
jujur, sampai sekarang, pikiran jay masih tertuju pada jungwon.
"ada apa sebenarnya dengan anak itu? kenapa ia tampak ketakutan seperti baru bertemu dengan monster yang menakutkan?" batin jay menyentuh rahangnya
KAMU SEDANG MEMBACA
paint my love (jaywon/jongwon)✔
Fanfictionsi playboy jay dan si pendiam jungwon jaywon sunsun and enhypen members