Aduh,

1K 150 11
                                    

IKANAIDE

By me! Yuu-san

Karma x Nagisa
(Ansatsu Kyoushitsu)

Hanya meminjam karakter!

Happy Reading!

“Nagisa! Kau sudah menemui Karma-kun?!”

Nagisa menggeleng pelan. Kayano hanya bisa menghela nafas melihatnya. Sejak tadi, Kayano terus membahas si surai merah, tapi hanya ditanggapi dengan gelengan ‘tidak’. Di kelas maupun di kantin, sikapnya selalu seperti itu.

Bukannya Kayano ingin ikut campur. Ia hanya tidak ingin kapalnya tenggelam begitu cepat! Padahal ia yakin kapalnya akan berlayar hingga akhir. Tapi inikah akhirnya? Kayano tidak terima! Bagaimanapun juga, ia harus menjadi penengah sehingga mendapatkan koleksi yang memuaskan. Memikirkan koleksi itu saja, Kayano sudah mimisan.

Pasti blink blink.

“Tidakkah kau merasa bersalah pada Karma-kun?

Dan lagi lagi Kayano hanya dibalas dengan gelengan.

“A-aku tidak tau, tapi i-itu bagus bukan?” Nagisa berucap sambil menunduk menatap kosong makanan didepannya.

“Bagus? Maksudmu kau ingin dia menjauhimu?”

“Begitulah.”

Geram.

Itulah yang dirasakan Kayano. Apa maksudnya dengan bagus? Menjauhi Karma? Itukah yang disebut bagus? Apa yang sebenarnya dipikirkan Nagisa?

“Nagisa! Apa yang sebenarnya kau pikirkan?!” Tidak Nagisa, tidak Kayano, keduanya sama-sama terkejut. Kayano tersadar atas nadanya barusan. Begitu juga Nagisa.

“K-kenapa k-kau marah?” Ujar si surai biru takut.

“M-maaf. Aku hanya tidak ingin kalian bertengkar dengan hal sepele seperti itu. Tidak sebaiknya kita langsung bermusuhan pada teman baru, bukan? Seharusnya kau meminta maaf padanya. Lagipula, yang salah ngomong kan Nagisa..”

Mendengarkan ucapan Kayano, Nagisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia sedikit tertohok mendengar kalimat terakhir Kayano. Itu memang kenyataannya.

“K-kalau begitu, aku harus apa?”

1001 cara langsung menghampiri benak Kayano. Bagai seorang profesor, ia menyimpulkan berbagai peristiwa yang akan terjadi. Kayano akan menggeleng jika apa yang dipikirkannya salah. Dan akan mencerminkan raut bahagia saat apa yang dipikirkannya masuk akal. Nagisa yang melihatnya diliputi rasa takut. Berharap-harap temannya ini tidak kerasukan atau apa.

“Hmm, jumpai saja Karma lalu coba rayu dia supaya dia tidak ngambek lagi!”

Nagisa melotot.

Merayu?

Itu bukan Nagisa sekali!

“OGAH!” Nagisa tidak terima. Selain malu, Karma pasti semakin menjadi-jadi. Karma tidak boleh diberikan kesempatan seperti itu!

Kayano menatapnya datar.

“Lalu bagaimana?” Tanyanya.

“Biarin aja dia yang minta maaf.” Ujar Nagisa kelewat cuek.

Kayano berdecak sebal. Bagaimana menandingi ego Nagisa yang setinggi tembok Titan? Sekali lagi ia menghela nafas kasar.

“Nagisa, kau hanya perlu minta maaf. Itu tidak susah!”

IKANAIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang