Bersama Karma [1]

1.6K 208 19
                                    

IKANAIDE

By me! Yuu-san

Karma x Nagisa
(Ansatsu Kyoushitsu)

Hanya meminjam karakter!

Happy Reading!

Karma menendang semua yang ia lihat. Batu, kayu, daun bahkan tanah, ia menendang apapun yang berada didepan matanya. Ia tidak berhenti mengomel sejak pulang. Karma benar-benar sangat kesal dengan seisi kelasnya. Dari pagi hingga malam ini, ia tidak berhenti marah marah. Mulai dari penambahan waktu belajar dari jam 1 siang - 7 malam, Karasuma-sensei yang memarahinya, teman-temannya yang sangat berisik, dan yang paling parah adalah berurusan dengan pria yang bernama Terasaka.

Karma bukan takut, hanya saja dia malas mendengar ocehan tidak berguna Terasaka. Sejak masuk hingga pulang, Terasaka terus mengatakan bahwa ia adalah orang yang paling ganteng dikelas. Mungkin Terasaka merasa bahwa ia tertandingi oleh Karma. Pertamanya Karma hanya mendengar, dan memberinya sedikit pukulan. Tapi itu terus dilakukan Terasaka, hingga membuat Karma bosan. Ia menghela nafas kasar dan tidak berhenti menginjak semut yang tak bersalah padanya.

Tanpa ia sadari, Nagisa terus melihat gelagatnya sedari tadi. Yup, Nagisa bersama Karma dalam perjalanan pulang sekolah. Kenapa bisa begitu? Jawabannya, karena tidak begini.

***

BRAK!

“ Nee Nagisa-kun!~” Karma memukul mejanya cukup keras sehingga sekelas terkejut memandang Karma. Beruntungnya mereka tidak melakukan reaksi yang hiper kecuali pria berkacamata yang bernama Kotaro Takebayashi. Ia sedang minum, dan sebagai respon terkejutnya, ia langsung menyemburkan air itu kearah Terasaka dan Sosuke Sugaya yang berada disampingnya. Akhirnya ia harus kembali berurusan dengan Terasaka.

Kembali ke Karma, ia mengkode seseorang yang berada didepannya. Yang dikode menolehkan pandangannya dan melihat Karma terkejut sekaligus bingung.
'Semua ekspresi yang dikeluarkan Nagisa selalu imut' batin Karma.

Karma berjalan dan berdiri disamping Nagisa. “Ayo pulang bersama” tangannya terulur untuk mengajak Nagisa. Nagisa terkejut dan melirik Kayano disampingnya. “Aku akan pulang dengan Kayano” tolak surai biru halus. Kayano yang merasa terpanggil dengan cepat menolehkan kepalanya.

“Ah maaf Nagisa! Hari ini aku akan pulang bersama Nakamura! Iyakan Nakamura?!” Ucapnya cepat. Nakamura heran dan mendapati Kayano diam diam mengedipkan sebelah matanya. “Matamu kelilipan apa Kayano?” Tanya Nakamura kelewatan. Kayano terdiam dan menatap tajam dengan perempatan segitiga yang timbul di dahinya. Sekarang ia sangat yakin bahwa Nakamura itu benar-benar tolol. Kayano langsung mengalihkan perhatiannya dan menganggap jawaban Nakamura sebagai 'ya'. Ia melihat Nagisa yang terkejut dan bertanya 'kenapa'. Kayano tersenyum tipis. Ini adalah rencananya untuk membiarkan Karma dan Nagisa berduaan.

“Maaf ya Nagisa! Aku lupa bilangnya! Aku duluan yaa~ Tata Nagisa~ Ayo Nakamura!”
Ia langsung berdiri dan menarik tangan Nakamura untuk segera melesat keluar kelas, meninggalkan Nagisa yang penuh dengan tanda tanya dan Karma yang berterimakasih sebanyak banyaknya.

*** [Off!]

==============================================================

Disinilah mereka sekarang, menempuh jalan hidup bersa–ah tidak, maksudnya jalan super macet. Walaupun malam, macet masih berada dimana-mana.

Keheningan meliputi mereka berdua. Hingga akhirnya Nagisa bosan dan mencoba membuka suara.

“Karma-kun!” Karma langsung tersadar dan menoleh kearah Nagisa. Ia bisa melihat raut wajah Nagisa yang tampaknya kelihatan tidak suka. “Bosan?” tanyanya. Nagisa terkejut, bagaimana Karma bisa tau. Emang ya, kalau soal Nagisa, Karma itu peka pakai banget.

Nagisa mengangguk lalu mengalihkan perhatiannya kembali kedepan. Disisi lain, Karma tidak bisa menahan senyumnya. Ternyata calon istrinya ingin ia bersuara untuk menemaninya.

“Nee Nagisa-kun..” panggilnya lembut. Yang dipanggil melirik dengan jantung yang berdebar. Sungguh, suara Karma tadi membuatnya gila.
“a-apa?” tanyanya lalu segera melemparkan pandangan kearah lain, asal tidak kearah Karma. Lagi-lagi Karma tidak bisa untuk tidak tersenyum. Saat pulang nanti, ia harus cepat cepat minum obat diabetes.

“Kau tau kenapa cinta itu merah?” Nagisa menggeleng tidak tau. Ia gugup dan berpikir bahwa Karma berusaha menggombal. “Kenapa merah?” Tanya Nagisa. Karma meliriknya, dan mendekatinya. Nagisa hanya diam tak bergerak.

“aku..” Nagisa memanas, lain halnya dengan Karma.

“a-aku apa?” Tanyanya cepat.

“ aku.. juga tidak tau.”

“...sialan.”

Nagisa segera berjalan cepat meninggalkan Karma. Fix dia ngambek. Dan itu karena Karma! Bukannya merasa bersalah, Karma hanya tertawa lepas. Ia tau bahwa Nagisa berpikir bahwa ia akan menggombal. Tapi namanya juga Karma..

No jahil no life
–Akabane Karma–

==============================================================

Ternyata rumah Nagisa berada tidak jauh dari rumah Karma. Mereka berada di blok yang sama, dan lumayan dekat. 'Maju mundur maju mundur cantik, udah nyampe', batin Karma. Maklum, Karma mantan penyanyi dangdut hitz tahun 3k. Mayanlah bisa nyari perhatian sama calon mertua.

“Terima kasih udah nemenin..” Ucap Nagisa lalu tersenyum.

Karma terdiam dengan jantung yang berdetak kencang. Ok, ia diabetes! Manisnya itu lho! Manis pakai banget! Setelah ini ingatkan Karma untuk cepat-cepat kerumah sakit. “Nagisa” panggilnya pelan yang membuat sang empu ikut menatap maniknya. Karma menarik tangan Nagisa, kemudian membelai telapaknya. Mulus dan halus. Karma jadi ingin tau dibalik seragam dan celananya Nagisa, apakah itu juga mulus dan halus? Ok, Karma memikirkan hal yang keterlaluan.

“K-karma-kun.. a-ada apa?” Ah, Karma jadi lupa masih ada Nagisa disini.

“em aku..” Karma berpikir. Bagaimana cara ia mengatakannya? Nagisa bingung. Apa yang mau dikatakan Karma? Kenapa harus putus putus gitu, batinnya.
“ada apa Karma-kun?” Nagisa bertanya cepat. Ia pengen tau apa yang mau dikatakan karma! Rasa gugup dan malunya hilang tergantikan rasa keingintahuannya.

“itu.. aku..” Nagisa menghela nafas.

“Apa yang ingin kau katakan Karma-kun?” Ia tidak sabar! Kenapa Karma sialan ini tiba tiba jadi begini?!
Karma terlihat menghela nafas kemudian tersenyum kearah Nagisa. Demi apa, senyum itu sungguh tampan. Nagisa diam menatap dalam mata Karma.

“Nagisa..”

“....”

“Selamat malam dan aku..”

“....”

“...mencintaimu..”

“?!!!”

Nagisa dalam mode nge-fly dengan pipi yang memerah. Belum lagi setelah Karma mengucapkan kalimat itu, ia mencium punggung tangan Nagisa! Nagisa membatu, ia tidak tau harus merespon apa. Sedangkan Karma langsung pergi berlari melesat kerumahnya.

Aku tidak akan mencuci tanganku..

==============================================================

Lebih sedikit yak? :D

Gomen!🙇
Hari ke hari tambah sibuk:") Jadi ya gini :'D. Tapi tetap update terus kok😉

•••

Terima kasih sudah membaca🍁

Tolong tinggalkan jejak❤️

IKANAIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang