chapter 2

7.2K 739 89
                                    

Jungwon baru saja menapakkan kedua kakinya di halaman rumahnya yang cukup luas. Namun ia sedikit mengeryitkan keningnya begitu mendapati sebuah motor sport berwarna hitam metalic terparkir. Dalam hati iapun bergumam, siapakah pemilik motor tersebut?

Lantas tanpa ingin membuang banyak waktu lagi, Jungwonpun melangkahkan kedua kakinya masuk kedalam rumahnya.

"Aku pulang..". Ucapnya.

Namun seketika langkahnya terhenti begitu ia mendapati sesosok pemuda yang cukup familiar baginya terduduk manis di sebuah sofa ruang tamu.

" Kau? Apa yang kau lakukan disini?". Ujarnya dengan to the point.

Belum sempat pemuda itu menyahuti ucapannya, tiba-tiba sebuah suara dari arah lainpun menginterupsi.

"Kak Jungwon! Ah.. Kapan kau sampai?". Ujar Jihan yang berjalan dengan perlahan menghampiri kedua pemuda tersebut.

Si pemilik namapun menoleh, menatap sang Adik dengan pandangan tak terbaca. "Baru saja".

Gadis cantik itupun mengangguk kecil. "Mm.. omong-omong Kak Jungwon, kenalkan ini Jay. Dia temanku".

Si pemuda Park pun lantas beranjak dari duduknya. Sedikit membungkukkan badannya sebelum mengulas senyuman tipis. Namun lain halnya dengan pemuda itu, Jungwon justru menampakkan raut wajah tak sukanya.

"Kenapa kau memilih berteman dengan rivalmu sendiri, Ji? Bagaimana jika teman-temanmu tau? Mereka pasti akan sangat kecewa ".

Sontak saja ucapan si manispun membuat keduanya sedikit terkejut. "Tapi Kak--".

"... Memangnya kenapa jika Jihan ingin berteman denganku? Apa itu sebuah kesalahan?". Sela Jay sembari menatap lekat sosok pemuda manis dihadapannya.

" Tanpa bertanya sekalipun seharusnya kau sudah tau". Sahut si manis sembari menyunggingkan smirknya.

"Kau hanya Kakaknya yang sama sekali tak memiliki hak untuk membatasi pertemanan Adikmu sendiri". Ujar Jay sedikit menekan setiap kata yang diucapkannya.

"Ah.. Seperti itu? Tapi bukankah karena Jihan adalah Adikku maka aku sebagai seorang Kakak berhak untuk melarang dan memperbolehkannya berteman dengan siapapun. Lagipula aku melakukan semua ini dengan tujuan yang baik. Aku hanya tak ingin jika dia berteman dengan orang yang salah. Orang yang bisa memberikan pengaruh buruk untuknya". Tutur si manis yang entah mengapa terdengar begitu menyebalkan baginya.

Jaypun lantas berdecih pelan. Ia merasa tak habis pikir. Bagaimana bisa pemuda manis itu mengucapkan kalimat seperti itu padanya.

Pengaruh buruk, katanya.

"H-hey.. Bisakah kalian menghentikan ketegangan ini? Kenapa malah jadi bertengkar sih?". Ujar Jihan pada akhirnya yang sedari tadi hanya terdiam, menyimak perbincangan dua pemuda tersebut.

"Suruh dia pergi dalam lima menit". Ujar si manis sebelum membawa langkahnya pergi meninggalkan ruang tamu tersebut.

" Wah.. Beginikah caramu memperlakukan seorang tamu?". Ujar Jay dengan nada menginterupsi yang sontak saja membuat si manis kembali menghentikan langkahnya.

"Kau bukan tamu-ku".

Lantas tanpa berminat untuk menanggapi si pemuda Park itu lebih jauh lagi, Jungwonpun bergegas menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Jay.. Atas nama Kakakku, aku minta maaf ya?". Ucapnya sembari menggigit bibir bawahnya.

Si pemilik namapun lantas mengulas senyum tipisnya sebelum berucap, " Tidak masalah, Ji. Aku bisa mengerti kekhawatiran Kakakmu".

cheerleader | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang