chapter 3

6.1K 686 140
                                    

Suasana kantin hari itu cukup ramai. Di salah satu meja, tampak Jay yang tengah terduduk bersama seorang temannya sembari menikmati menu makan siangnya.

"Hey, kenapa malah melamun? Ayo cepat habiskan dulu makananmu. Waktu istirahatnya tidak banyak". Ujar si teman sembari menyenggol lengannya.

"Aku sudah kenyang". Sahut Jay sembari menyeruput cola dinginnya.

Lantas si temanpun menghentikan acara makannya. Ia menatap sosok pemuda dihadapannya itu dengan kerutan di keningnya. "Ada apa? Kau punya masalah?".

"Tidak, Sunghoon". Sahutnya dengan cepat.

"Lalu? kenapa wajahmu terlihat begitu muram? Jay, kau bisa berbagi cerita denganku kalau kau mau. Kita ini teman bukan? Siapa tau aku bisa membantu menyelesaikan masalahmu". Ujar si pemuda Park itu sembari menyugar surai hitamnya ke belakang.

Jay hanya dapat menghela nafasnya perlahan sebelum kembali berucap, "Apa kau kenal Jihan?".

"Bukankah dia salah satu anggota dari tim cheers sekolah tetangga?". Sahut Sunghoon sembari menyuapkan potongan sosis kedalam mulutnya.

"Hm. Kemarin aku baru saja pergi ke rumahnya untuk menjenguknya".

Satu alis milik Sunghoonpun terangkat, "Apa dia sedang sakit?".

"Aku dengar beberapa hari yang lalu, dia mengalami kecelakaan saat berlatih dan karena hal itulah membuat kedua kakinya cidera. Kemungkinan Jihan juga tidak akan ikut berpartisipasi dalam kompetisi bulan depan".

Sunghoon hanya dapat menganggukkan kepalanya mengerti. "Ya.. Lalu? Apa kau melamun karena memikirkan semua ini? Kau merasa sedih karena Jihan?".

"Aku memang cukup sedih dengannya, tapi ada hal lain lagi yang sedikit mengganggu pikiranku". Ujar Jay sebelum menyeruput kembali cola-nya.

Sementara itu si pemuda Park hanya dapat terdiam, membungkam. Ia tak akan bersuara sebelum temannya itu mengatakan sesuatu padanya.

"Aku benar-benar baru tau kalau Jihan ternyata punya seorang Kakak laki-laki. Kami bertemu untuk yang pertama kalinya kemarin. Hanya saja.. Aku sedikit tidak menyangka jika dia punya sifat yang berbanding terbalik dengan Adiknya. Dia sedikit menyebalkan". Ujar si pemuda Park itu sembari meremat kaleng cola miliknya yang telah kosong.

"Well, kalau kau memang begitu serius dengan Jihan, sepertinya dia akan jadi salah satu penghalang bagimu. Jadi menurutku, langkah pertama yang harus kau lakukan adalah dekati lebih dulu Kakaknya. Setelah itu cobalah untuk mengambil hatinya dan buatlah dia merubah pandangan buruknya terhadapmu. Jika kau berhasil maka kau akan tau sendiri bagaimana akhirnya bukan? ". Saran Sunghoon sembari memberikan sebuah petuah.

Sementara itu si pemuda Park tampak terdiam sembari merenungkan perkataan sang teman.



















**




Usai bel berbunyi dengan nyaring, seolah menjadi rutinitas barunya Jungwon tentu tak segera pulang. Ia harus berlatih lebih dulu dengan para anggota cheers.

Dan saat ini, Jungwon tengah berada didalam sebuah ruang ganti ditemani oleh kedua teman Adiknya.

"Soeun, kau tunggulah di luar sana dan awasi sekitar ya. Jangan biarkan siapapun masuk lebih dulu sebelum aku selesai!". Ujar si gadis Lee itu sembari memberi titah pada temannya.

cheerleader | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang