chapter 9

4K 508 71
                                    

Beberapa saat setelah bel istirahat berbunyi dengan nyaring, Jihan bersama kedua temannya pun segera beranjak meninggalkan kelas dikarenakan sang Coach telah meminta semua anggota cheers untuk berkumpul di lapangan outdoor.

"Baiklah.. Karena semuanya sudah disini dan tanpa ingin membuang banyak waktu lagi, aku mempunyai kabar baik dan juga kabar buruk yang ingin aku sampaikan kepada kalian semua. Omong-omong, mana yang ingin kalian dengarkan lebih dulu?". Ujar Seulgi sembari menatap satu persatu wajah dari murid-muridnya.

"Kabar baik, Coach!".

Sang pelatih wanita itu lantas menganggukkan kepalanya sebelum berucap, "Kabar baiknya adalah.. tim cheerleader dari sekolah kita terpilih untuk mewakili Seoul mengikuti kompetisi di tingkat provinsi tahun ini".

Sontak saja sorakan riuh dari semua anggota cheerspun terdengar memenuhi lapangan tersebut. Mereka sangat senang. Bagaimana tidak? Diantara banyaknya sekolah terbaik, tim pemandu sorak mereka-lah yang ditunjuk sebagai perwakilan dan itu merupakan sebuah kehormatan.

"Lantas.. apa kabar buruknya, Coach?".

Seketika, binar bahagia yang tersirat di wajah anggota cheers itupun lenyap begitu sebuah pertanyaan yang baru saja di ajukkan oleh Jihan.

Sebelum kembali menyahut, sang Coach tampak menghela nafasnya panjang. "Itu dia permasalahannya. Tim kita sepertinya akan kekurangan orang dikarenakan Yoon Seeun akan absen dari kegiatan cheerleader karena harus mempersiapkan dirinya untuk Olimpiade Sains".

Bisa Seulgi lihat bagaimana anak didiknya saling melempar tatapan bingungnya satu sama lain.

"Coach!".

Sebuah suara milik si gadis Lee terdengar menginterupsi yang sontak memecah keheningan.

"Iya, Soojin?".

"Apa kita harus membuka audisi untuk mencari member pengganti?". Ujarnya yang berhasil membuat atensi semua orang mengarah padanya.

"Hey, itu pasti sangat merepotkan. Kita juga akan kehilangan banyak waktu. Kenapa kita tidak meminta bantuan lagi saja pada Kakaknya Jihan? Seperti kompetisi bulan lalu". Sahut Yuna--salah satu dari anggota cheers yang angkat suara.

Mendengar ide tersebut, lantas membuat semua orang yang berada di lapangan pun ikut menganggukkan kepalanya--menyetujui usulannya.

"Bagaimana denganmu sendiri, Ji? Kira-kira apa kau bisa membujuk Kakakmu untuk ikut bergabung kembali dengan tim cheers kita? Sejujurnya.. aku sedikit tak setuju dengan rencana ini. Namun sepertinya, kita memang tak punya jalan lain. Dan lagi, Jungwon juga sudah cukup terlatih".  Ujar Seulgi yang seolah menaruh harapan didalamnya.

"Uhm... Aku tak bisa berjanji. Tapi pasti akan kuusahakan". Sahut Jihan sembari menggigit bibir bawahnya dengan ragu.

Lantas sang Coach pun hanya dapat menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kalau begitu apapun keputusan Jungwon nanti, kita hanya bisa menerimanya saja. Jika memang dia menolak, maka kita tak boleh memaksa. Itu artinya.. Kita sendiri yang harus berusaha untuk segera mendapatkan pengganti Seeun".


.
















.



"Hey! Apa-apaan semua ini? Kenapa kalian membawaku kemari?". Ujar si manis sembari mendengus sebal begitu melihat sang Adik dan dua temannya yang menguncinya didalam sebuah gudang penyimpanan alat-alat olahraga.

cheerleader | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang