chapter 8

4.5K 519 88
                                    

Jungwon lantas berdecak dengan kesal begitu kilasan tentang peristiwa yang ia alami hari ini kembali terputar dalam benaknya.

"Haish.. Benar-benar menyebalkan! Semakin aku memikirkannya semakin membuatku kesal saja". Gumam si manis sembari mengusak surainya dengan kasar.

"Dia bilang dia menyukaiku tapi, dia juga membuatku dalam masalah. Haruto memang aneh".

Jungwon yang saat itu tengah asyik menggerutupun seketika terhenti begitu mendengar dering ponselnya. Dengan segera iapun mengambil benda persegi yang tergeletak di meja nakas tepat di samping tempat tidurnya.

Keningnya sontak mengeryit begitu mendapati sebuah nomor asing yang belum terdaftar di kontaknya.

"Halo, siapa ini?". Ucapnya setelah menggeser ikon berwarna hijau di layar ponselnya.

"Halo, Kakak ipar!".

Untuk sesaat, Jungwonpun menjauhkan benda persegi itu dari telinganya.

" Yak! Dari mana kau dapatkan nomorku!".

Kekehan renyahpun terdengar setelahnya, "Jihan, tentu saja".

Jungwon tampak menghela nafasnya jengah. Adik perempuannya itu ya, benar-benar!

" Tck. Dasar tidak sopan! Seharusnya dia meminta ijin padaku lebih dulu sebelum memberikannya pada orang asing".

"Hey! Aku bukan orang asing ya! Kita bahkan sudah saling mengenal kalau kau lupa".

Sementara itu Jungwon hanya dapat memutar bola matanya malas. "Siapa yang peduli? Omong-omong, untuk kepentingan apa kau menghubungiku seperti ini?".

"Itu... Aku hanya ingin memastikan keadaanmu. Apa kau baik-baik saja? Maksudku, aku sudah tau dengan apa yang telah terjadi padamu disekolah. Jihan juga sudah menceritakan semuanya padaku".

Helaan nafas si manispun kembali terdengar setelahnya. "Menurutmu bagaimana? Apa kau lupa jika semua permasalahanku berawal darimu?".

"Y-ya, aku tau. Makanya aku menghubungimu begini sekaligus untuk meminta maaf. Aku tidak tau jika semua ini akan jadi masalah yang cukup besar". Sahut si pemuda di seberang sana dengan nada penyesalan.

" Lupakan saja. Lagipula semuanya sudah selesai". Ujar si manis yang malah merasa sedikit tak enak hati.

"Oh ya, Jihan juga bilang kalau kau sudah bertemu dengan pelakunya. Namun kau merahasiakannya. Jika boleh kutahu, siapa orang itu?".

"Jika sudah kuberitahu apa yang akan kau lakukan?".

"Hmm memberinya sedikit pelajaran, mungkin?".

Terdapat jeda sejenak. Jungwon seolah tampak mempertimbangkan untuk memberitahukannya perihal Haruto atau tidak.

" Kakak ipar? Kau masih disana kan?".

Jungwon lantas berdecak pelan. "Bisakah kau menghentikan sebutan memuakkan itu?".

Si penelepon di seberang sana hanya menanggapi ucapannya dengan tawa.

" Kau benar-benar ingin tau bukan? Baiklah, akan kukatakan padamu. Pelakunya adalah orang yang juga kau kenali. Dia... Haruto".

"Hah?".

Jungwon lantas menganggukkan kepalanya, mengiyakan. Meski begitu, si penelepon di seberang sana tak akan bisa melihatnya.

"Apa motifnya melakukan semua itu?".

"Entah, tapi Haruto bilang kalau dia melakukannya karena merasa tak suka saat melihatmu berdekatan denganku".

"Yak! Alasan macam apa itu, huh? Apa mungkin dia menyukaimu?".

cheerleader | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang