chapter 11

3.2K 414 134
                                    

"Nice!".

Jay tampak menyunggingkan senyuman tipisnya begitu melihat Sunghoon yang bersorak ria setelah berhasil memasukkan bola kedalam ring.

"Kau lihat itu, Kapten? Aku melemparnya dari jarak yang sangat jauh". Pekik pemuda itu sembari berjalan menghampirinya.

Sementara Jay? Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya sembari mengacungkan ibu jarinya. "Itu keren. Tapi akan lebih keren lagi jika kau melakukannya juga saat pertandingan sesungguhnya".

"Ya ya baiklah, akan kulakukan nanti. Haish... Kau itu suka sekali mengusik kebahagiaan orang lain". Ujar Sunghoon sembari melemparkan bola di tangannya ke arah sang teman.

Jangan salah paham ya. Sunghoon bukannya marah. Ia hanya sedikit merasa kesal karena Jay memang paling suka sekali menggodanya seperti ini.

"Daripada hanya diam, lebih baik kita bertanding. Ayo!". Ujarnya sembari menarik tangan milik pemuda itu agar beranjak dari duduknya.

"Tidak-tidak. Aku sedang malas". Tolaknya.

"Hey, tidak biasanya kau begini. Ada apa? Kau sedang punya masalah? Apa ini ada hubungannya dengan Jihan? Kau sudah menyerah padanya?".

Pemuda Park itu sontak melayangkan tatapan tajamnya begitu mendengar rentetan pertanyaan yang diajukkan oleh Sunghoon.

"A-haha baiklah, maaf. Lagipula aku kan hanya menebak saja. Aku pikir kau memang sedang memikirkan hal itu".

"Bukan. Aku hanya sedang teringat dengan perkataan Haruto". Tukasnya.

"Memangnya apa yang sudah dia katakan padamu?".

"Aku menyukai Jungwon".

"Hah!?".

Sementara itu, Jay hanya dapat memutar bola matanya saat melihat reaksi berlebihan dari temannya. "Ya... itulah yang dia katakan padaku".

"Lalu bagaimana dengan dirimu sendiri?".

Kening milik si tampan pun mengeryit.

"Apa kau juga merasa jika Jungwon sudah menarik perhatianmu?".

Namun Jay tak segera menyahut.  Sejujurnya apa yang dikatakan oleh Haruto itu sedikit ada benarnya. Jay tak dapat menampik jika dirinya memang merasa tertarik pada si manis apalagi saat melihatnya dalam balutan seragam pemandu sorak. Dan Jay baru menyadari rasa ketertarikannya begitu kompetisi telah berakhir.

"Aku anggap diam-mu adalah iya. Jadi, apa boleh kutahu alasan yang membuatmu bisa tertarik pada Jungwon? Apakah karena wajahnya yang manis? Ataukah ada hal lain?".

"Kau tentu masih ingat saat dia menggantikan Jihan untuk berkompetisi 'kan? Kurasa saat itupula dia berhasil menarik perhatianku". Jelas Jay yang bahkan tanpa sadar menyunggingkan senyum di wajahnya.

"Wah.. aku cukup terkejut. Rupanya Kapten kita ini punya fetish dengan skirt ya".

"Apa? Aku tidak bilang—".

Belum sempat Jay dapat menyelesaikan kalimatnya, temannya itu sudah lebih dulu menyela ucapannya.

"Sstt.... Aku bisa mengerti. Melihat Jungwon dengan pakaian itu, berdandan layaknya anak perempuan. Aku langsung tau isi kepalamu. Kau pasti sempat memiliki fantasi liar dengannya, iya 'kan?".

"Aku tidak se-mesum dirimu, Park Sunghoon!".

Sementara itu si pemilik nama hanya dapat menyunggingkan senyuman jahilnya.

"Dengarkan aku Jay, tidak ada salahnya jika kau memiliki fantasi tentang Jungwon. Lagipula kita adalah laki-laki. Jadi itu adalah hal yang wajar. Kau tak perlu merasa malu".

cheerleader | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang