Tragedi

112 15 5
                                    

"Sering kali kita menentukan skenario dalam hidup yang sesuai dengan keinginan kita, tanpa kita sadari bahwa sebenarnya Allah lah pemegang Skenario tertinggi"

Jangan Lupa Vote&komen:)

-
-
-

Waktu sudah sore, dan sebentar lagi azan maghrib mungkin akan berkumandang dari HP milik Shafiyah. Untungnya kini mereka sudah dalam perjalanan pulang dengan posisi nichol didepan, dilanjut Nita, Shafiyah, kemudian Zidane. Suasana disana memang sedikit mencekam apalagi hari sudah sore. Zidane dan nichole pun semakin berjaga dan waspada.

Saat mereka tengah berjalan, terdengar bunyi diantara semak-semak yang membuat Zidane dan Nichole reflek berhenti dan langsung memasang sikap waspada. Tindakan mereka tentu membuat Shafiyah dan Nita kaget dan takut. Baru saja Shafiyah hendak membuka mulutnya untuk bertanya tapi Zidane dengan cepat mengintrupsi nya untuk diam.

Shafiyah dan Nita berpegangan tangan, sementara Zidane dan Nichole sudah siap siaga dengan senjata mereka.

Bunyi Pergerakan disemak semak semakin terdengar dan semakin dekat. Dalam kepalanya Zidane terus memikirkan cara bagaimana meloloskan dua orang gadis yang tengah bersama mereka. Ia tidak mungkin membiarkan Shafiyah dan Nita ikut dalam bahaya karena itu bukanlah tugas mereka, tapi tugasnya.

"Kapten.. " Panggil Nichole Lirih.

Zidane paham apa yang hendak disampaikan oleh Nichole. Ia melirik laki-laki itu dan memberikan Isyarat, tampak Nichole tidak setuju dengan pesan yang disampaikan oleh kaptennya itu. Namun Zidane kembali menekankan melalui isyarat bahwa ini adalah perintah. Dengan menghela napas berat Nichole pun langsung menggandeng Shafiyah dan Nita dan Mengajak nya berlari masuk kedalam semak semak yang lain yang dirasa cukup aman. Sementara Zidane berjaga dibelakang mereka.

Baik Shafiyah dan Nita jelas kaget saat  mereka ditarik begitu saja oleh Nichole. "Apapun yang terjadi kalian harus tetap lari, jangan berhenti sampai semua aman" Itulah kata yang sempat Shafiyah dengar dari Zidane sebelum dirinya ditarik oleh Nichole dan masuk kedalam semak semak yang tingginya saja melebihi badan mereka.

Shafiyah menoleh kebelakang, dan ia tidak menemukan Zidane disana. Rasa khawatir langsung menghinggapi nya. "Zidane? " Tanya Shafiyah pada Nichole sambil terus berlari.

Belum sempat Nichole menjawab, bunyi tembakan terdengar beberapa kali. Hal ini jelas membuat perasaan Shafiyah semakin tidak karuan, antara takut dan Khawatir. Nita pun sama, sambil berlari ia terus merapalkan doa meminta perlindungan pada Tuhan. Nichole semakin mempercepat larinya berusaha menjauh dan mencari tempat sembunyi.

Bunyi tembakan kembali terdengar, namun nampaknya jarak mereka sudah jauh karena tidak terdengar senyaring yang pertama.

Nichole berhenti saat dirasa mereka sudah berlari sangat jauh, ia membawa Shafiyah dan Nita untuk sembunyi di dalam sebuah gua yang tertutupi semak semak, setelah memastikan tempat itu aman ia menyuruh kedua gadis itu untuk diam disana.

"Pegang ini untuk berjaga-jaga" Nichole mengerahkan sebuah pisau lipat dan tembakan kecil pada Shafiyah dan Nita.

"Dan ini, kalian bisa meminta bantuan lewat ini" Ia juga memberikan alat komunikasi pada Shafiyah. "Jangan keluar sebelum ada informasi semuanya sudah aman paham? "

Shafiyah dan Nita mengangguk, setelah itu Nichole handak kembali mencari Zidane.

"Bagaimana dengan kapten Zidane? " Tanya Shafiyah pada Nichole saat laki-laki itu hendak pergi meninggalkan mereka.

"Doa kan saja kami, semoga bisa lekas kembali kesini" Setelah mengatakan itu Nichole pergi.

Nita langsung meluruhkan dirinya, ia menangis tanpa suara, tubuhnya bergetar karena ketakutan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShafiyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang