Four

354 66 1
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu tandanya kamu lagi ngerasa kalo dia lucu dan menggemaskan.."

Jawaban dari Mas Lino kemarin sore yang membuat Lia bingung.

Yaa, Lia menceritakan tentang perasaan aneh yang timbul saat Yuna bertingkah dan melakukan kegiatan jahil. Selama ini Lia memberi label negatif pada Yuna, kalau orang itu pengganggu.

Dan saran dari Mas Lino adalah agar ia memelihara hewan, entah kucing atau anjing.

Merasakan sesuatu saja sangat sulit, bagaimana bisa disuruh merawat binatang. Kalau merasa bahagia juga belum pernah terlaksana dihidup Lia, lantas kenapa harus bersusah payah mengurus hal lain.

Belum lagi kalau hewan itu tidak bahagia dan mati, mau dikubur dimana mayatnya. Benar-benar merepotkan.

Pintu kamarnya terketuk beberapa kali.

"Julia, kita belum selesai hari ini. Kamu harus ikut Ayah jalan.." kata Ayah membuka pintu.

Raut wajah Ayah terlihat senang, tapi Lia tidak tahu harus merasakan apa. Tidak paham apa yang lawan bicaranya rasa.

"Ya.." balas Lia dengan lengkungan bibir yang dipaksa.

Kebiasaan pasrah dan mangut-mangut ada bagusnya juga, Lia hanya perlu menurut tanpa bisa merasakan emosi berlebih. Ia tidak bisa merespon apapun kalau dengan Ayahnya.

Saat ini baru 3 orang yang ia labeli dengan emosi tertentu. Yuna si ganci, Ryujin si preman, dan anjing penjaga. Lia selalu lancar merasa kesal saat bersama mereka, dan tentunya mudah untuk menolak permintaan.

Dan..

Manusia bernama Na Jaemin. Lia sedang melihat orang itu terduduk dengan sopan sambil menekan tuts piano.

Lia bisa paham dengan ekspresi orang itu, terlihat datar dan mungkin tenang. Seperti wajah Lia saat membaca novel.

Bagaimana Lia tidak sadar akan kehadiran si anjing penjaga, kalau sejak awal memasuki restaurant mata mereka bertemu dalam 5 detik. Singkat namun mampu membuat Lia menebak dengan benar kalau dia adalah Jaemin, sepupu dari Mas Lino.

Lia tidak berusaha membuang muka, hanya saja ia lebih nyaman saat melihat Jaemin bermain tanpa orang itu ketahui.

"Dia yang ngajak Ayah kesini, karna kebetulan dia juga ada jadwal dan Ayah kosong makanya bisa nonton.."

Lihatlah, bahkan Lia tidak memiliki hal apapun untuk dijadikan rahasia. Sang Ayah mengetahui segalanya.

Lia beralih melihat buku menu, memesan makan dan minum yang sudah sering ia beli.

"Tapi favorite menu bukan yang itu, yang atas.." entah jari siapa yang berani menyela kegiatan memilih Lia.

"Duduk dulu Jaemin, Om juga minta tolong pesenin menu yang favorite disini yaa," ucap Ayah antusias.

Lia mulai menyipitkan matanya, menatap sinis manusia yang berjuluk anjing penjaga. Sejak kapan dia sudah ikut nimbrung dan selesai bermain.

"Apa kabar Lia?"

"I'm good."

Walau sudah menggigit bibir, tetap saja Lia tau kalau orang didepannya baru saja menahan tawa. Apa yang lucu, nada bicaranya yang datar, atau apa?

Ada kotoran diatas kepala Lia?

Dasar manusia aneh..

Waktu itu~

Tidak pernah terbesit dalam pikiran Jaemin sedikitpun untuk mau tau dan mengenal seorang gadis. Pikirannya adalah fokus mengejar nilai di SMA, mengingat cita-citanya yang ingin menjadi seorang dokter.

Tapi bukankah kata orang masa SMA adalah masa yang paling indah. Dan mungkin sudah saatnya semesta tidak menuruti keinginan Jaemin yang hanya berjalan tanpa perlu mampir atau singgah.

Sebagai orang yang mati-matian belajar agar mendapat gelar peringkat 1 di angkatan tidaklah mudah. Apalagi dikelas 10, ia hanya menyandang peringkat 2.

Semakin berusaha, jarak nilai antara dirinya dengan sang jenius hanya semakin jauh.

Choi Jisu, si manusia ensiklopedia.

Nama orang itu selalu memenuhi otak Jaemin, ia ingin tahu bagaimana dan apakah ada cara spesial yang dia gunakan sehingga bisa mendapat nilai yang selalu sempurna.

Yang membuat Jaemin tanpa sadar sibuk menguntit si demon.

Awalnya Jaemin tidak tau sama sekali tentang rumor yang beredar, pasal Lia yang dijuluki sosiopat sampai anos. Ia baru tahu saat..

Saat tidak sengaja menemukan sosok Lia yang sedang sibuk memilih buku digramedia.

Jaemin yang paham situasi langsung berniat untui mengajak gadis itu berteman, tapi bukannya berakhir baik malah ia menerima tamparan keras.

Sakit, sakit banget hyung.

Tangan Lia emang kecil, tapi damagenya ga main-main.

Jadilah Jaemin juga buka situs web buat baca rumor yang ada disekolah. Pantes kasar dan terkesan gaada hati, ternyata diisukan sosiopat.

Tapi Jaemin ga main ambil kesimpulan, ia beranjak dan pergi ke tempat kerja Mas Lino.

Karna yang Jaemin sebut itu ciri-cirinya ga spesifik, Mas Lino juga gabisa nyimpulin. Makin pusing lah Jaemin.

Hampir tiap hari Jaemin bolak-balik ke tempat kerja Mas Lino, tiap hari juga Jaemin cerita tentang hal yang sama. Mas Lino sampe hafal alur ceritanya, dan disimpulkan..

Jaemin bukan lagi fokus sama kenapa Lia bisa peringkat 1 diangkatan, tapi lebih ke sifat Lia yang menurutnya unik.

Dengan kata lain tertarik..

Sekitar 5 bulan, secara ajaib mereka malah gapernah ketemu. Padahal Jaemin dan Lia pergi ke tempat yang sama, dan cerita ke orang yang sama.

Mas Lino.

Ga pernah sekalipun mereka saling kepergok atau gimana.

Sampe diwaktu Lia menerima skors, hari pertama manusia demon itu habiskan diruangan Mas Lino. Bercerita pasal kejadian yang membuatnya harus terkena kartu kuning dari sekolah.

Dan Jaemin yang bergegas kesana karna ingin bercerita tentang seseorang disekolahnya yang kemarin baru saja bertengkar duar-duar..

Mereka baru diberi waktu untuk saling bertemu.

Ada kelegaan dalam hatinya, namun bertemakan abstrak. Jaemin tidak tahu apakah kehadiran gadis itu mampu menjawab seluruh pertanyaan yang ada dalam kepalanya sekarang.

Positions ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang