Epilog

422 60 9
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Liaaaaaa...."

"Whatttt, kita udah selesai bahas ini J. Kenapa harus diperpanjang lagi sih?" Sahutnya yang sedang melilit handuk didalam kamar mandi.

"Demi apa kamu...cuma gara-gara mau adopsi Nana doang?" Balas Jaemin yang tidak berhenti mengeluarkan kalimat tanya.

"Jangan keras-keras, nanti anaknya denger. Ya itu juga salah satu alasan. Kalo kamu gasuka alasannya kenapa harus nanya ke aku, kenapa ga buat alasan sendiri biar diri kamu puas?"

Jaemin berdecih pelan, untung saja Lia belum keluar dari bilik itu. Kalau sudah?

Mana berani Jaemin melakukannya, bisa diusir tidur diluar dia. Memang begitu, Lia tidak mau sewaktu-waktu Nana mengikuti tingkah Jaemin, terlebih kalau itu buruk.

Berapa kalipun ia melihat Lia yang selesai dari kegiatan mandi, tetap saja terasa candu untuk menatapnya tanpa jeda. Sesekali gadis itu mengecek kuku kaki dan tangannya, apakah semua sudah benar-benar bersih atau belum.

"Serius Babe, masa kamu mau nikah sama aku cuma karna persyaratan dari panti?"

Jaemin dengan sigap mengikuti langkah Lia yang mengarah ke lemari.

"Ya gimana, mereka cuma mau ngelepas Nana kalo dia diadopsi sama pasangan suami istri. Ga salah dong.."

"Berarti kalo kita cerai kamu fine-fine aja?" Peluk Jaemin dari belakang.

"No, nanti yang jagain Bella gaada."

Tidak ada balasan dari Jaemin, ia dengan nyaman menaruh kepalanya dipundak Lia. Tak jarang juga Lia menoyor dahi orang itu agar menjauh darinya. Berat tauk!

"J udah ya, aku mau pake baju dulu.." ucap Lia berusaha menggelitik telinga Jaemin.

"Engga sampai kamu ralat alasannya."

"Maksa banget nyuruh aku buat bilang nikah karna cinta?"

"Huum," Jaemin mengangguk pelan.

"Iyaudah iya, selesai kan."

Lagi-lagi Jaemin menahan agar Lia tidak lolos dari pelukannya. "Ga iklas, dosa."

"Ohmyyy..." Lia seketika merinding saat hembusan nafas Jaemin menerpa sisi lehernya.

Nana berjingkrak kesenangan setelah mendapat hadiah ulang tahunnya.

Apalagi selain teman bermain. Lia dinyatakan mengandung 👉👈.

Bocah itu malah lebih perhatian dari pada Jaemin yang sibuk ngambek karna Lia selalu menghabiskan waktunya dengan Nana. Memang kekanakan tanpa pandang usia.

Gimana ga jealous, Nana masih 17 tahun, masih fresh, masih berondong, masih hobi banget main sama Lia daripada temennya.

Ga terlepas dari masa lalu sih. Dimata Nana, Lia itu sosok yang udah nolong sekaligus tuan putri dimatanya. Kalo aja mereka jodoh dikehidupan yang sekarang—ga deng, gini aja udah cukup. Nana sayang ke Lia sebatas ibu dan anak.

"Syuhhh, kamu masuk kamar sana atau main sama anak tetangga," usir Jaemin mendorong Nana agar menjauh dari Lia.

"No, lagian Mama juga ga ke ganggu," balasnya sambil mendengus kesal.

"Stop pleaseee..dilarang berantem. Nana kamu gaada pr?"

"Mama nyuruh Nana pergi?" Anak itu nampak kecewa setelah mendengar kalimat Lia.

"Kan bener besok udah hari senin. Kamu ada pr ga, kalau ada selesaiin dulu baru kita cerita-cerita lagi."

Nana mengangguk paham sambil berlari kilat menuju kamarnya, ia masih tidak iklas melihat senyum Jaemin yang penuh kemenangan.

"1...2...3...cheers!!"

Semua orang yang ada disana tersenyum bahagia, liburan pertama mereka, liburan dengan keluarga kecil..

Beberapa tahun setelah Lia melahirkan, Jaemin dan Nana yang merancang surprise ini. Acara foya-foya di Tokyo, Jepang.

Bersantai sejenak dari pekerjaan dan tentunya mengganti posisi Lia yang biasanya tidak tidur semalaman karna mengurus bayi.

Kali ini Jaemin dan Nana yang mengambil alih.

Perasaan hangat dan bahagia, saling memiliki satu sama lain. Jaemin menepati janjinya untuk mengajarkan banyak rasa pada Lia.

"Loh kok aku yang dorong keretanya, kan jadwal Papa," protes Nana.

Jaemin yang tadi sibuk merangkul Lia mulai kikuk, "e-eeh iyaa," ia beralih posisi jadi mendorong kereta yang berisi Baby Lili.

"Beanie kamu mana Na, astaga saljunya..kamu ga kedinginan?" Tanya Lia membersihkan tumpukan salju diatas kepala Nana.

"Hehe lupaa," cengirnya.

Sudah ia duga, pasti Nana akan melupakan sesuatu sebelum keluar dari hotel tadi. Maka dari itu Lia menyiapkan cadangan beanie didalam tasnya.

Kurang 6 menit lagi sebelum menuju jam 00.00, menandakan kalau tahun akan berganti.

Langkah mereka serempak cepat mendekati kerumunan yang juga menunggu pesta kembang api dimulai. Menikmati salju sambil menatap langit malam.

Hitungan mundur mulai terdengar, membuat detak jantung dan pengangan tangan Lia dan Jaemin tertaut erat.

Lia memejamkan matanya sambil sedikit mengadah.

Lia memejamkan matanya sambil sedikit mengadah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I love you, my saturnus.." bisik Jaemin mengecup pipi Lia.

Tentu hal tadi membuat si tuan putri melepaskan senyumnya. Semua rasa yang baru kali ini ia dapat, percayalah kalau di tiap harinya Lia bersemoga agar seburuk apapun besok mereka akan tetap bersama.

"I love you too, my...husband..." bisik Lia balik mengecup leher Jaemin karna tidak sampai.

Xixixixi...

🙌


Positions ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang