eight

241 58 15
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah sebulan sejak insiden dimana Karina cs dan Lia begelut di toilet putri. Gadis itu kembali dengan penuh pujian disetiap langkahnya, tidak jarang orang-orang merasa iba karna melihat kondisi Karina yang masih kurang baik.

Tentu luar dan dalam berbeda, wajah yang penuh dengan rasa takut dan semacam tersakiti, tapi hatinya senang karna sudah berhasil mengumpulkan simpati dari orang banyak.

Karina bukan seseorang yang mudah menyerah, saat ada hewan sekecil apapun yang menghambat arah jalannya, 7 keturunan bisa dilibas habis sama dia.

Tidak terkecuali untuk manusia bernama Choi Jisu, yang bagi Karina hanya seperti kecebong dalam air.

Lia membalik kertas bertuliskan halaman 237, berpindah alur cerita menuju ke kalimat selanjutnya. Entah kenapa hari ini sedikit lebih tenang dari hari sebelumnya. Tidak ada Yuna yang akan mengganggu dan Ryujin yang sibuk meminta tolong. Dia dan dirinya--ralat, Lia dan Jaemin yang posisinya sangat jauh dipojokan.

Anggap saja mereka sedang berdua walau mereka penuh dengan jarak.

Sudah menjadi kebiasaan bagi Lia untuk mengabaikan tatapan dari Jaemin, bukan hal yang baru. Mungkin awalnya cukup risih karna kegiatannya selalu diawasi, tapi makin lama--tidak buruk kok selagi orang itu tidak menyentuhnya.

Sakunya bergetar, menandakan benda persegi panjang yang tersimpan didalamnya sedang mendapat notif. Lia ingin mengabaikan, tapi tiba-tiba Jaemin datang sambil berlari cepat kearahnya.

"Ikut gue sekarang!"

"Hell, abis bikin hidung gue patah masih ada muka lo buat masuk sekolah.." sinis Karina pada orang yang sudah tersungkur lemah dihadapannya.

"M-mmaaf, tappi bu--"

"Diem. Gue ga nyuruh lo buat ngomong," tukas Karina menginjak telapak tangan Yuna.

"Essstt.." sebisa mungkin Yuna menahan suaranya agar tidak keluar dengan lantang, dia takut akan mendapatkan yang lebih parah kalau berani berteriak.

Di sebuah tempat yang jaraknya tidak jauh dari sekolah. Basecamp dimana Karina dan teman-temannya biasa menghabiskan waktu saat istirahat.

Mereka menyeret Yuna kesana dengan ancaman nama Ryujin yang sedang di sekap, tapi tidak. Semua hanya tipuan agar dia mau ikut tanpa menimbulkan kegaduhan diawal.

"Bisa-bisanya muka gue bonyok karna sampah kek lo. Winter cek kondisi diluar, gue gamau ada orang lain yang tau."

Dengan sigap tangan kanan dari Karina itu berlari keluar untuk mengecek kondisi.

Positions ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang